KAMIS, 02 JANUARI 2020
Bacaan Liturgi
Hari Biasa Masa Natal
PW S. Basilius Agung dan S. Gregorius dari Nazianze, Uskup dan Pujangga
Gereja
Bacaan Injil
Yoh 1:19-28
Sesudah aku akan datang Dia yang sudah ada sebelum aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:
Inilah kesaksian Yohanes
ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus kepadanya
beberapa imam dan orang-orang Lewi
untuk menanyakan kepadanya, "Siapakah engkau?"
Yohanes mengaku dan tidak berdusta, katanya,
"Aku bukan Mesias!"
Lalu mereka bertanya kepadanya,
"Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?"
Yohanes menjawab: "Bukan!"
"Engkaukah nabi yang akan datang?"
Ia pun menjawab, "Bukan!"
Maka kata mereka kepadanya, "Siapakah engkau?
Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka
yang mengutus kami.
Apakah katamu tentang dirimu sendiri?"
Jawab Yohanes,
"Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun:
Luruskanlah jalan Tuhan
seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."
Di antara orang-orang yang diutus itu
ada beberapa orang Farisi.
Mereka bertanya kepadanya,
"Mengapa engkau membaptis
jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia,
dan bukan nabi yang akan datang?"
Yohanes menjawab kepada mereka,
"Aku membaptis dengan air;
tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia
yang tidak kamu kenal,
yaitu Dia yang datang kemudian dari padaku.
Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak."
Hal ini terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan,
di mana Yohanes membaptis orang.
Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI
Kamis, 02 Januari 2020
RP Fredy Jehadin, SVD
Tema: Rendah Hati Dan Berkata Benar!
Yohanes 1:19 - 28
Saudara-saudari... Hari ini, lewat Injil, Gereja secara tidak langsung
mau mengajak kita untuk berpaling kepada St. Yohanes Pembaptis, belajar dari
cara hidupnya yang begitu polos, omong apa adanya, berkata jujur dan benar
kepada mereka yang datang bertanya kepadanya. Ia secara terbuka dan dengan
rendah hati perkenalkan dirinya kepada yang bertanya bahwa ia bukanlah Mesias.
Ia sungguh sadar akan tugas perutusannya yaitu untuk menyiapkan jalan bagi
Mesias; Ia perkenalkan dirinya bahwa ia adalah suara yang berseru-seru di
padang gurun: luruskanlah jalan Tuhan.
Lewat pernyataannya ini: kita sungguh percaya bahwa Yohanes Pembaptis
adalah seorang pribadi yang jujur, tidak ada dusta dalam diri dan perkataannya;
seorang yang rendah hati. Di hadapan Yesus Kristus, ia selalu merasa diri tidak
berarti. Ia sendiri berkata: “Membungkuk dan membuka tali kasutnya pun aku
tidak layak.” Membuka tali kasut seseorang adalah tugas dari seorang hamba.
Yohanes merasa bahwa ia sesungguhnya tidak layak untuk menjadi hamba Yesus
Kristus. Satu expresi kerendahan hati yang sangat luar biasa.
Saudara-saudari... Lewat Injil hari ini kita semua diajak oleh Yohanes
untuk selalu rendah hati dan berkata benar. Adalah sangat tidak mendatangkan
keutungan kalau kita bertingkah sombong dan menipu orang lain. Tetapi
sebaliknya akan mendatangkan kehancuran dan keterpurukan. Saya yakin, kita
semua sudah meyaksikan orang-orang yang punya sikap seperti itu. Saya ingat
seorang bapa yang senang sekali menceriterakan tentang dirinya. Kepada orang
yang tidak pernah mengenal dia, dia selalu ngomong tentang kehebatannya, bahwa
ia seorang pengusaha yang sangat berhasil. Ternyata semua pembicaraannya
hanyalah impian yang tidak pernah bisa dicapainya. Karena keangkuhan dan
ketidak jujurannya dia ditolak dan tidak diterima oleh siapa oun. Karena
kesalahannya maka ia pun selalu ditolak oleh orang lain. Itulah buah
kesombongan dan ketidakjujuran. Semakin kita sombong dan tidak jujur, maka kita
akan selalu ditolak dan tidak dipercayai oleh siapa saja.
Marilah saudara-saudari…. Kalau kemarin kita sudah diajak untuk
mengikuti contoh hidup Bunda Maria, yang teguh dalam iman, hidup sederhana dan
selalu bergantung pada Tuhan, maka hari ini, kita diajak untuk mengikuti contoh
hidup St. Yohanes Pembaptis, yang sangat rendah hati dan selalu berkata benar.
Kalau kita selalu hayati dan amalkan hidup seperti ini maka kita pasti akan
selalu alami rasa bahagia dan damai dalam hidup.
Kita memohon St. Basilius, St. Gregorius, St. Yohanes Pembaptis dan
Bunda Maria untuk selalu mendoakaan kita. Amin.
Bacaan Liturgi 02 Januari 2020
Hari Biasa Masa Natal
PW S. Basilius Agung dan S. Gregorius dari Nazianze, Uskup dan Pujangga
Gereja
Bacaan Pertama 1Yoh 2:22-28
Apa yang telah kamu dengar harus
tetap tinggal di dalam dirimu.
Pembacaan dari Surat pertama Rasul Yohanes:
Anak-anakku terkasih,
barangsiapa menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus,
dia itu seorang pendusta!
Dan barangsiapa menyangkal baik Bapa maupun Anak,
dia itu adalah antikristus.
Sebab barangsiapa menyangkal Anak,
ia juga tidak memiliki Bapa.
Barangsiapa mengakui Anak, ia juga memiliki Bapa.
Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari semula,
itu harus tetap tinggal di dalam dirimu.
Jika apa yang telah kamu dengar dari semula itu
tetap tinggal di dalam dirimu,
maka kamu akan tetap tinggal
di dalam Anak dan di dalam Bapa.
Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita,
yaitu hidup yang kekal.
Semua ini kutulis kepadamu,
yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu.
Sebab di dalam dirimu tetap ada pengurapan
yang telah kamu terima dari Yesus.
Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain.
Tetapi sebagaimana pengurapan Yesus mengajar kamu
tentang segala sesuatu
-- dan pengajaran-Nya itu benar,
tidak dusta --
dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu,
demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.
Demikianlah sabda Tuhan!
Bacaan Injil Yoh 1:19-28
Sesudah aku akan datang Dia yang
sudah ada sebelum aku.
Inilah Injil Yesus Kristus
menurut Yohanes:
Inilah kesaksian Yohanes
ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus kepadanya
beberapa imam dan orang-orang Lewi
untuk menanyakan kepadanya, "Siapakah engkau?"
Yohanes mengaku dan tidak berdusta, katanya,
"Aku bukan Mesias!"
Lalu mereka bertanya kepadanya,
"Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?"
Yohanes menjawab: "Bukan!"
"Engkaukah nabi yang akan datang?"
Ia pun menjawab, "Bukan!"
Maka kata mereka kepadanya, "Siapakah engkau?
Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka
yang mengutus kami.
Apakah katamu tentang dirimu sendiri?"
Jawab Yohanes,
"Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun:
Luruskanlah jalan Tuhan
seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."
Di antara orang-orang yang diutus itu
ada beberapa orang Farisi.
Mereka bertanya kepadanya,
"Mengapa engkau membaptis
jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia,
dan bukan nabi yang akan datang?"
Yohanes menjawab kepada mereka,
"Aku membaptis dengan air;
tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia
yang tidak kamu kenal,
yaitu Dia yang datang kemudian dari padaku.
Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak."
Hal ini terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan,
di mana Yohanes membaptis orang.
Demikianlah Injil Tuhan!
RENUNGAN SINGKAT:
"TINGGALLAH SELALU DALAM KRISTUS TUHAN."
Kita memasuki hari kedua dalam tahun baru 2020.
Dalam bacaan pertama, Rasul Yohanes mengajak kita untuk tetap tinggal dalam
Tuhan, karena dengannya kita akan menerima ganjaran yaitu Hidup Kekal. Dan
dalam Injil, Yohanes Pembaptis dalam kesaksiannya akan Yesus, tanpa ragu
meyakinkan orang akan Yesus yang adalah Mesias, Sang Penyelamat dan dia sendiri
hanyalah orang yang mempersiapkan jalan bagi Yesus, dan orang yang menghantar
orang pada Yesus.
Ditahun yang baru, hendaknya kita semua orang beriman
melakukan dua hal ini:
1) Tetap tinggal dalam Kristus. Tetap setia
mengikuti ajaranNya dan dengannya kita akan selalu berada dalam jalan yang
benar, dan pastinya suatu saat nanti akan menikmati hidup kekal.
2) Bawalah selalu orang pada Yesus, bukan dengan
paksaan untuk masuk agama Kristiani, bukan sama sekalim. Tetapi dengan
kesaksian hidup yang selalu menghadirkan Kristus dalam hidup setiap hari. Lewat
perbuatan perbuatan baik dan kasih setiap hari.
Saudara dan saudariku, marilah kita terus hidup
dalam Yesus dalam tahun 2020 ini dan selalu menghadirkan Kristus dalam setiap
aspek kehidupan kita. Amin.
Roh Kudus menguatkan dan memampukan kita. Dalam
Nama Tuhan Yesus. Amin.
DOA:
Tuhan Yesus terima kasih atas segala karuniaMu dan
penyertaanMu. Ampunilah dosa dan salah kami. Bantulah kami selalu setia padaMu
terutama dalam sikap hidup kami setiap hari. Amin.
Tuhan Yesus menyertai dan memberkati kita semua
(Dan Keluarga) dan seluruh hari kita
πππ✝✝✝πππ
Salam dalam Kasih Tuhan Yesus,
RP. Lukas Gewa Tiala (Adi), SVD.
Selamat Pagi Saudaraku
Milikilah
'jati diri" sejati yang melahirkan sikap iman seperti sikap Yohanes
Pembaptis, antara lain:
¤
Kesaksiannya
sadar
apa tugasnya
¤
Kejujurannya
sadar
siapa dirinya
agar mengerti peran dan posisi kita di hadapan
Tuhan dan sesama.
Selamat
beraktivitas
di hari
KAMIS dalam kasihNya.
Smoga tetap sehat semangat
Salam senyum segar syukur
† Berkah Dalem
Kamis, 02 Januari 2020
PW St. Basilius Agung dan
St. Gregorius dari Nazianze,
Uskup dan Pujangga Gereja
¤ 1Yoh.2:22-28
¤ Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4
¤ Yoh.1:19-28
"Identity"
~ Jati Diri ~
Santo
Basilius Agung, uskup di Kaisarea (330-379) dan Santo Gregorius, uskup di
Nazianze (329-389) yang kita peringati hari ini adalah dua orang sahabat yang
merupakan para teolog dan pujangga Gereja yang tersohor. Tugas pelayanan mereka
sehari-hari, termasuk membela ajaran-ajaran Gereja terhadap serangan-serangan
dari kelompok bid’ah, semua berkenan di mata Allah, karena mereka tetap tinggal
di dalam Kristus pada situasi apa pun yang dihadapi.
Mengacu
pada bacaan Injil hari ini, Yohanes Pembaptis memberikan kesaksian akan
dirinya. Pemahaman akan jati diri membuat orang mengerti peran dan posisinya di
hadapan orang lain. Yohanes Pembaptis menggenapi misinya sebagai pemberi
kesaksian bagi Sang Sabda, dengan terlebih dulu menyatakan di depan publik,
jati dirinya yang berada di bawah otoritas Yesus.
Adapun
persekutuan Yohanes Pembaptis dengan Yesus dan jemaat melahirkan sikap iman
yang dapat kita teladani antara lain:
1. Kesaksiannya
Yohanes
Pembaptis diutus Allah untuk memberi kesaksian mengenai terang. Yohanes paham
bahwa ia hanyalah saksi dan tugasnya adalah bersaksi. Ia sadar bahwa dirinya
tidak lebih tinggi dari Pribadi yang mengisi kesaksiannya. Pelayanan Yohanes
Pembaptis sebagai saksi begitu berpengaruh hingga ada orang-orang yang menjadi
pengikutnya. Ini menggelisahkan para pemimpin agama Yahudi.
2. Kejujurannya
Yohanes
jujur dan tidak berdusta ketika beberapa imam dan orang Lewi datang dan
bertanya tentang siapa dirinya. Mereka bertanya kepada Yohanes karena menduga
bahwa dialah Mesias yang dinanti-nantikan setelah mendengar tentang ajaran dan
karyanya. Yohanes jujur kepada mereka dengan mengatakan, ”Aku bukan Mesias”. Ia
sadar siapa dirinya dan apa yang menjadi tugas perutusannya.
Pemahaman
dan kesadaran diri seperti yang dimiliki Yohanes, perlu dimiliki oleh orang
yang melayani Yesus. Bila orang tidak melihat jati diri dalam kaitan dengan
Yesus, maka ia hanya bisa melihat kemampuannya. Orang semacam ini tidak akan
rela direndahkan di dalam pelayanannya. Namun bila kita berhadapan dengan
Kristus, maka keangkuhan dan sifat mementingkan diri sendiri akan meluruh,
meski mengalami perlakuan yang merendahkan diri sendiri.
Di sinilah
Yohanes memberikan teladan berharga dalam bersikap jujur. Dia tidak berdusta
sekalipun ada kesempatan untuk itu. Bagaimana dengan kita? Berani dan
bersediakah kita selalu bersikap jujur?
Saudaraku,
milikilah jati diri dengan senantiasa berupaya bersikap jujur terhadap sesama
dalam kehidupan ini.
Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus
bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga. Amin.
Yoh 1:19-28 ~ Kamis
"Aku bukan Mesias"
Jawaban Yohanes Pembaptis ini bukti kerendahan
hatinya dan kejujuran mengatakan kebenaran: panggilan hidupnya. Kesadaran
inilah yang patut kita teladani di jaman yang mengejar jabatan, kehormatan,
kekayaan dengan menghalalkan segala cara. Arahkan hidup ini ke masa depan yang
mengarahkan kita pada keselamatan.
Saudaraku, saat ini apakah pola dan sikap hidup
Anda selalu terarah pada terciptanya masa depan yang lebih baik dan membawa
Anda pada keselamatan atau justru sebaliknya?
JLU.
DOA:
Ya Allah, Engkau mengetahui segalanya, maka dengan
hati yang terbuka kumohon bantulah aku untuk senantiasa berani bersikap jujur
dalam menjalani kehidupan ini. Amin.
Selamat pagi π¨☕
Jawabnya: "Akulah suara orang yang
berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! Seperti yang telah
dikatakan nabi Yesaya."
(Yoh 1:19-28)
Kita mesti berani ❣ memberikan kesaksian hidup
dengan π£ menyerukan
kebenaran.
Berkah Dalem ✝
Selamat pagi saudaraπ―π
Hari ini Kamis, 2 Januari 2020.
Pw. St. Basilius Agung & St. Gregorius dari
Nazianze
Mari Berdoaπ―π
Tuhan curahkanlah Roh Kudus-Mu kepadaku agar aku
memahami Sabda-Mu hari ini, bahwa: Kebenaran adalah kejujuran. Demi Kristus
Tuhan kami. Amin.
Bacaan Kitab Suciπ
1. 1Yoh. 2:22-28
2. Yoh.1:19-28
(Mohon teks Kitab Suci dibaca terlebih dahulu)
Memahami Injilπ―π
π―Dan inilah kesaksian
Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan
orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah
engkau?" (Beberapa imam dan orang
Lewi utusan orang Yahudi dari Yerusalem, bertanya kepada Yohanes Pembaptis:
Siapakah engkau?
Pertanyaan tentang identitas diri Yohanes
Pembaptis.)
π―Ia mengaku dan tidak
berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias." (Yohanes orang yang rendah
hati, ia mengatakan kebenaran: Aku bukan juru selamat.)
π―Lalu mereka bertanya kepadanya:
"Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?" Dan ia menjawab:
"Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Dan ia
menjawab: "Bukan!" Maka kata mereka kepadanya: "Siapakah engkau?
Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu
tentang dirimu sendiri?" (Para utusan orang dari Yerusalem mendapat
jawaban bahwa: Dirinya bukan Mesias, mereka belum puas.
Mereka bertanya: Apakah engkau Elia? Apakah engkau
nabi yang akan datang?
Semua pertanyaan itu dengan jujur di jawab: Bukan!
Para utusan itu terus mengejar dengan pertanyaan:
Siapakah Engkau? Sebab mereka harus memberi jawaban kepada orang-orang
Yerusalem yang mengutus mereka.)
π―Jawabnya: "Akulah
suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! Seperti
yang telah dikatakan nabi Yesaya." (Yohanes Pembaptis dengan rendah hati
berkata: Dirinya hanyalah suara yang berseru-seru di padang gurun. Seperti yang
di nubuatkan nabi Yesaya. Yohanes menunjuk dirinya hanya SUARA yang menggemakan
pesan pertobatan dari Tuhan. Tidak lebih dari SUARA/ sarana menyampaikan
pesan.)
π―Dan di antara
orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. Mereka bertanya
kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan
Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?" (Tindakan membaptis
yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis di pertanyakan oleh mereka, sebab ia
bukan Mesias, Elia atau nabi yang akan datang.)
π―Yohanes menjawab
mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu
berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku.
Membuka tali kasutNyapun aku tidak layak." (Yohanes Pembaptis dengan
rendah hati mengatakan kebenaran bahwa: Dirinya membaptis hanya dengan air,
simbol dari pertobatan. Yohanes menunjuk: Dia yang datang kemudian dari padaku.
Ini menunjuk Yesus Tuhan! Dimana Dia yang 100% Allah dan 100% manusia, maka
Yohanes membuka tali kasutnyapun ia tidak layak.)
π―Hal itu terjadi di
Betania yang di seberang sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis. (Komunikasi
antara Yohanes Pembaptis dengan utusan orang-orang Yerusalem yang bertanya
tentang identitas dirinya, terjadi di seberang sungai Yordan, tempat Yohanes
membaptis.)
Merenungkanπ―π
πHidup di dalam
kebenaran adalah hidup dalam kejujuran. Bila ya harus di katakan ya! Bila tidak
harus di katakan tidak, selebihnya itu dari si jahat.
πYohanes Pembaptis hidup
dalam kebenaran. Saat dirinya:
1. Di
duga sebagai Mesias/ penyelamat yang akan datang; ia dengan tegas mengatakan
bahwa dirinya bukan Mesias.
2. Dia
menunjukkan Yesus yang 100% Allah dan 100% manusia, Dia itulah Mesias.
πHari ini Gereja
memperingati St. Basilius Agung & St. Gregorius dari Nazianze. Mereka ini
adalah orang-orang yang jujur dan rendah hati seperti Yohanes Pembaptis.
πMereka dengan gigih
menggunakan cara cinta kasih mewartakan kebenaran bahwa Yesus adalah 100% Allah
dan 100% manusia kepada kaum Arianisme. Orang-orang Arianisme mempunyai
pandangan bahwa Yesus adalah manusia belaka, mereka menyangkal Keallahan
Kristus. Atas kegigihan mereka berdua untuk menerangkan bahwa Yesus 100% Allah
dan 100% manusia, maka banyak umat bertobat kembali dan hidup di dalam
kebenaran.
πBagaimana dengan saya?
Apakah saya sudah hidup dalam kebenaran? Mengimani bahwa: Yesus 100% Allah dan
100% manusia?
Doa Permohonanπ―π
π―Tuhan Yesus, bantu kami
untuk dengan rendah hati mencari, mencintai dan menghayati kebenaran sejati.
Agar kami dapat sampai pada persatuan kasih dengan-Mu, sebab Engkau Sang
Kebenaran itu. Kami mohon....
Heningπ―π
( Silakan hening barang 15 menit, untuk
mengendapkan Sabda Tuhan, bisa sambil menyebut-nyebut nama: Yesus)
Doa Penutupπ―π
Tuhan, hidup jujur rendah hati dalam kebenaran,
membuat hidup kami damai dan menyatu kasih dengan-Mu. Demi Kristus Tuhan kami.
Amin.
Tuhan sertamu – dan sertamu juga.
Semoga Allah yang Mahakuasa senantiasa memberkati
Anda, keluarga, komunitas, aktivitas Anda hari ini.
Demi nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin
π―πππΌππππ―
πππππ¦π¦π¦
Teriring doa dari Karmel
KESAKSIAN YOHANES
( Yohanes 1 : 19-28 )
Dalam kehidupan sosial selalu terjadi hal-hal
tertentu yang dapat mendukung atau menghancurkan interaksi sosial antar
individu tertentu
Ketika terjadi hal-hal seperti itu diperlukan
orang-orang tertentu untuk memberi kesaksian tentang kesalahan dan kebenaran
yang dapat meringankan atau memberatkan dalam sebuah proses hukum
Dalam proses hukum perlu kesaksian yang benar bukan
kesaksian palsu. Kesaksian yang benar
akan membuat orang menjadi baik, kesaksian palsu justru akan menghancurkan
orang tertentu.
Nah di sini diperlukan iman di hadirat Tuhan Allah.
Maka orang kalau memberi kesaksian selalu mengatakan “Kesaksianku ini demi
Allah”.
Yesus di dalam Injil berbicara tentang para saksi
sebagai berikut: “Oleh karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa
dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang
tidak mengenal Allah” ( Mat 10:18 )
Yohanes Pembaptis adalah tokoh inspiratif bagi kita
dalam memberi kesaksian yang benar. Ada orang-orang Yahudi dari Yerusalem
mengutus imam dan orang-orang Lewi untuk bertanya kepadanya siapakah dirinya
Orang-orang ini berpikir bahwa Yohanes adalah
Mesias, Elia ( Mal 3:23-24 ) atau nabi yang akan datang ( Ul 18:15.18 ). Tetapi
ia dengan jujur mengatakan dia bukan Mesias, Elia atau nabi yang akan datang.
Yohanes lalu bersaksi dengan mengutip Yes 40:3: “Akulah suara orang yang
berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan bagi Tuhan!” ( Yoh 1: 23 )
Yohanes adalah suara kosong yang berteriak untuk
mempersiapkan hadirnya “Sabda” nantinya menjadi daging dan tinggal bersama kita
(Yoh 1:14)
Selanjutnya orang-orang Farisi bertanya kepada
Yohanes tentang alasan mengapa ia membaptis kalau dia bukan Mesias, Elia atau
nabi yang akan datang.
Dengan jujur Yohanes menjawab: “Aku membaptis
dengan air, tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal,
yaitu Dia yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali sepatuNya pun aku
tidak layak” (Yoh 1:27)
Yohanes Pembaptis adalah saksi yang benar dan
hebat. Di dalam Injil Yohanes kata saksi memiliki makna yang penting
Dalam Injil Yohanes, mereka yang bersaksi tentang Yesus : adalah Yohanes Pembaptis, Kitab Suci,
Karya-karya Yesus dan para rasul. Tetapi saksi yang paling agung adalah Bapa di
Surga!
Nah bagi Yohanes, barang siapa yang berada di dalam
terang akan melihat Yesus dan memberi kesaksian yang benar.
Kita ditantang untuk memberi kesaksian yang benar
apalagi menyangkut kesaksian iman. Anda pengikut Kristus? Silahkan hiduplah
sebagai orang kristen yang baik dan dapat memberi diri, untuk kebahagiaan orang
lain. Orang kristen yang dapat membawa orang lain untuk berjumpa dan tinggal
bersama Yesus.
Sabda Tuhan juga memberi kepada kita kekuatan untuk
bertumbuh dalam iman dengan tidak menyangkal Yesus. Petrus pernah menyangkal
Yesus tiga kali, kitapun menyangkal Nya berkali-kali
Hiduplah sebagai orang yang sungguh-sungguh beriman
dan hidup seperti Kristus bukan sebagi anti Kristus.
Apakah anda pernah menyangkal Kristus? Ketika dalam
suasana ekstrim, apakah anda masih bisa
mengakui Yesus?
Atau sebaliknya anda mengorbankan Yesus demi uang,
pangkat dan kuasa? Kalau anda menyangkal Yesus, Ia juga tidak akan mengenal
anda di hadapan Bapa
RENUNGAN HARIAN PEKAN BIASA NATAL. KAMIS, 02
JANUARI 2020. PERINGATAN WAJIB ST. BASILIUS AGUNG DAN ST. GREGORIUS DARI
NAZIANZE-USKUP DAN PUJANGGA GEREJA. BACAAN: IYoh.2:22-27. Yoh.1:19-28.
OLEH : RD. JOHN KOTA SANDO
Kejujuran itu adalah sesuatu yang mahal karena
merupakan modal dasar dari kepercayaan orang lain terhadap diri kita. Orang
mengatakan bahwa satu kali anda tidak jujur, maka seribu kali anda tidak
dipercaya. Sering kali orang menggunakan kesempatan dalam kesempitan untuk
mengeruk keuntungan pribadi, mendapatkan prestise dan popularitas. Tidak
demikian dengan Yohanes Pembaptis. Banyak orang menyangkanya sebagai Mesias
ketika menyaksikan hidupnya yang saleh. Tetapi ia jujur mengatakan, sebagaimana
kita dengarkan dalam bacaan Injil hari ini: " Yohanes mengaku dan tidak
berdusta, katanya, aku bukan Mesias!" (Yoh.1:20). Ia tidak menggunakan
kesempatan dalam kesempitan untuk mencari popularitas pribadi. Yohanes adalah
pribadi yang jujur dan rendah hati.
Bacaan pertama (IYoh.2:22-37) mengajak kita tetap
konsisten dengan kesetiaan iman kita; tidak menjadi seorang pendusta di hadapan
Allah: "Barang siapa menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus, dia itu
seorang pendusta" (IYoh.2:22).
Jujur di hadapan Allah berarti sadar akan keterbatasan
dan kelemahan kita; sadar bahwa tanpa Tuhan kita tidak bisa berdaya apa-apa.
Kejujuran tersebut sangat dibutuhkan, agar kita sungguh menjadikan Tuhan
sebagai kekuatan utama dalam perjuangan dan ziarah hidup kita ini. Kalau kita
mengandalkan kekuatan kita sendiri, maka kita adalah seorang pendusta di
hadapan Tuhan, yang merasa diri kuat tetapi sebenarnya tidak mempunyai kekuatan
apa-apa.
Semoga kita menjadi pribadi yang rendah hati
seperti Yohanes Pembaptis, karena sumber utama dari kejujuran adalah kerendahan
hati.
A M I N.
Comments
Post a Comment