Renungan Harian, KAMIS, 02 JANUARI 2020, Yoh 1:19-28



KAMIS, 02 JANUARI 2020

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Masa Natal
PW S. Basilius Agung dan S. Gregorius dari Nazianze, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan Injil
Yoh 1:19-28

Sesudah aku akan datang Dia yang sudah ada sebelum aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Inilah kesaksian Yohanes
ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus kepadanya
beberapa imam dan orang-orang Lewi
untuk menanyakan kepadanya, "Siapakah engkau?"
Yohanes mengaku dan tidak berdusta, katanya,
"Aku bukan Mesias!"
Lalu mereka bertanya kepadanya,
"Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?"
Yohanes menjawab: "Bukan!"
"Engkaukah nabi yang akan datang?"
Ia pun menjawab, "Bukan!"
Maka kata mereka kepadanya, "Siapakah engkau?
Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka
yang mengutus kami.
Apakah katamu tentang dirimu sendiri?"
Jawab Yohanes,
"Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun:
Luruskanlah jalan Tuhan
seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."
Di antara orang-orang yang diutus itu
ada beberapa orang Farisi.
Mereka bertanya kepadanya,
"Mengapa engkau membaptis
jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia,
dan bukan nabi yang akan datang?"
Yohanes menjawab kepada mereka,
"Aku membaptis dengan air;
tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia
yang tidak kamu kenal,
yaitu Dia yang datang kemudian dari padaku.
Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak."
Hal ini terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan,
di mana Yohanes membaptis orang.
Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                
Kamis, 02 Januari 2020                                                                                                                     
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Rendah Hati Dan Berkata Benar!                                                                                                                                Yohanes 1:19 - 28

Saudara-saudari... Hari ini, lewat Injil, Gereja secara tidak langsung mau mengajak kita untuk berpaling kepada St. Yohanes Pembaptis, belajar dari cara hidupnya yang begitu polos, omong apa adanya, berkata jujur dan benar kepada mereka yang datang bertanya kepadanya. Ia secara terbuka dan dengan rendah hati perkenalkan dirinya kepada yang bertanya bahwa ia bukanlah Mesias. Ia sungguh sadar akan tugas perutusannya yaitu untuk menyiapkan jalan bagi Mesias; Ia perkenalkan dirinya bahwa ia adalah suara yang berseru-seru di padang gurun: luruskanlah jalan Tuhan.

Lewat pernyataannya ini: kita sungguh percaya bahwa Yohanes Pembaptis adalah seorang pribadi yang jujur, tidak ada dusta dalam diri dan perkataannya; seorang yang rendah hati. Di hadapan Yesus Kristus, ia selalu merasa diri tidak berarti. Ia sendiri berkata: “Membungkuk dan membuka tali kasutnya pun aku tidak layak.” Membuka tali kasut seseorang adalah tugas dari seorang hamba. Yohanes merasa bahwa ia sesungguhnya tidak layak untuk menjadi hamba Yesus Kristus. Satu expresi kerendahan hati yang sangat luar biasa.

Saudara-saudari... Lewat Injil hari ini kita semua diajak oleh Yohanes untuk selalu rendah hati dan berkata benar. Adalah sangat tidak mendatangkan keutungan kalau kita bertingkah sombong dan menipu orang lain. Tetapi sebaliknya akan mendatangkan kehancuran dan keterpurukan. Saya yakin, kita semua sudah meyaksikan orang-orang yang punya sikap seperti itu. Saya ingat seorang bapa yang senang sekali menceriterakan tentang dirinya. Kepada orang yang tidak pernah mengenal dia, dia selalu ngomong tentang kehebatannya, bahwa ia seorang pengusaha yang sangat berhasil. Ternyata semua pembicaraannya hanyalah impian yang tidak pernah bisa dicapainya. Karena keangkuhan dan ketidak jujurannya dia ditolak dan tidak diterima oleh siapa oun. Karena kesalahannya maka ia pun selalu ditolak oleh orang lain. Itulah buah kesombongan dan ketidakjujuran. Semakin kita sombong dan tidak jujur, maka kita akan selalu ditolak dan tidak dipercayai oleh siapa saja.

Marilah saudara-saudari…. Kalau kemarin kita sudah diajak untuk mengikuti contoh hidup Bunda Maria, yang teguh dalam iman, hidup sederhana dan selalu bergantung pada Tuhan, maka hari ini, kita diajak untuk mengikuti contoh hidup St. Yohanes Pembaptis, yang sangat rendah hati dan selalu berkata benar. Kalau kita selalu hayati dan amalkan hidup seperti ini maka kita pasti akan selalu alami rasa bahagia dan damai dalam hidup.

Kita memohon St. Basilius, St. Gregorius, St. Yohanes Pembaptis dan Bunda Maria untuk selalu mendoakaan kita. Amin.


Bacaan Liturgi 02 Januari 2020
Hari Biasa Masa Natal
PW S. Basilius Agung dan S. Gregorius dari Nazianze, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan Pertama  1Yoh 2:22-28
Apa yang telah kamu dengar harus tetap tinggal di dalam dirimu.

Pembacaan dari Surat pertama Rasul Yohanes:

Anak-anakku terkasih,
barangsiapa menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus,
dia itu seorang pendusta!
Dan barangsiapa menyangkal baik Bapa maupun Anak,
dia itu adalah antikristus.
Sebab barangsiapa menyangkal Anak,
ia juga tidak memiliki Bapa.
Barangsiapa mengakui Anak, ia juga memiliki Bapa.
Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari semula,
itu harus tetap tinggal di dalam dirimu.
Jika apa yang telah kamu dengar dari semula itu
tetap tinggal di dalam dirimu,
maka kamu akan tetap tinggal
di dalam Anak dan di dalam Bapa.
Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita,
yaitu hidup yang kekal.
Semua ini kutulis kepadamu,
yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu.
Sebab di dalam dirimu tetap ada pengurapan
yang telah kamu terima dari Yesus.
Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain.
Tetapi sebagaimana pengurapan Yesus mengajar kamu
tentang segala sesuatu
 -- dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta --
dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu,
demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.

Demikianlah sabda Tuhan!

Bacaan Injil Yoh 1:19-28
Sesudah aku akan datang Dia yang sudah ada sebelum aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Inilah kesaksian Yohanes
ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus kepadanya
beberapa imam dan orang-orang Lewi
untuk menanyakan kepadanya, "Siapakah engkau?"
Yohanes mengaku dan tidak berdusta, katanya,
"Aku bukan Mesias!"
Lalu mereka bertanya kepadanya,
"Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?"
Yohanes menjawab: "Bukan!"
"Engkaukah nabi yang akan datang?"
Ia pun menjawab, "Bukan!"
Maka kata mereka kepadanya, "Siapakah engkau?
Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka
yang mengutus kami.
Apakah katamu tentang dirimu sendiri?"
Jawab Yohanes,
"Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun:
Luruskanlah jalan Tuhan
seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."
Di antara orang-orang yang diutus itu
ada beberapa orang Farisi.
Mereka bertanya kepadanya,
"Mengapa engkau membaptis
jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia,
dan bukan nabi yang akan datang?"
Yohanes menjawab kepada mereka,
"Aku membaptis dengan air;
tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia
yang tidak kamu kenal,
yaitu Dia yang datang kemudian dari padaku.
Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak."
Hal ini terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan,
di mana Yohanes membaptis orang.

Demikianlah Injil Tuhan!

RENUNGAN SINGKAT:
"TINGGALLAH SELALU DALAM KRISTUS TUHAN."

Kita memasuki hari kedua dalam tahun baru 2020. Dalam bacaan pertama, Rasul Yohanes mengajak kita untuk tetap tinggal dalam Tuhan, karena dengannya kita akan menerima ganjaran yaitu Hidup Kekal. Dan dalam Injil, Yohanes Pembaptis dalam kesaksiannya akan Yesus, tanpa ragu meyakinkan orang akan Yesus yang adalah Mesias, Sang Penyelamat dan dia sendiri hanyalah orang yang mempersiapkan jalan bagi Yesus, dan orang yang menghantar orang pada Yesus.
Ditahun yang baru, hendaknya kita semua orang beriman melakukan dua hal ini:
1) Tetap tinggal dalam Kristus. Tetap setia mengikuti ajaranNya dan dengannya kita akan selalu berada dalam jalan yang benar, dan pastinya suatu saat nanti akan menikmati hidup kekal.
2) Bawalah selalu orang pada Yesus, bukan dengan paksaan untuk masuk agama Kristiani, bukan sama sekalim. Tetapi dengan kesaksian hidup yang selalu menghadirkan Kristus dalam hidup setiap hari. Lewat perbuatan perbuatan baik dan kasih setiap hari.
Saudara dan saudariku, marilah kita terus hidup dalam Yesus dalam tahun 2020 ini dan selalu menghadirkan Kristus dalam setiap aspek kehidupan kita. Amin.
Roh Kudus menguatkan dan memampukan kita. Dalam Nama Tuhan Yesus. Amin.

DOA:
Tuhan Yesus terima kasih atas segala karuniaMu dan penyertaanMu. Ampunilah dosa dan salah kami. Bantulah kami selalu setia padaMu terutama dalam sikap hidup kami setiap hari. Amin.

Tuhan Yesus menyertai dan memberkati kita semua (Dan Keluarga) dan seluruh hari kita
πŸ™πŸ™πŸ™✝✝✝πŸ›πŸ›πŸ›
Salam dalam Kasih Tuhan Yesus,
RP. Lukas Gewa Tiala (Adi), SVD.

Selamat Pagi Saudaraku
   Milikilah 'jati diri" sejati yang melahirkan sikap iman seperti sikap Yohanes Pembaptis, antara lain:
   ¤ Kesaksiannya
       sadar apa tugasnya
   ¤ Kejujurannya
       sadar siapa dirinya
agar mengerti peran dan posisi kita di hadapan Tuhan dan sesama.
   Selamat beraktivitas
   di hari KAMIS dalam kasihNya.
Smoga tetap sehat semangat
Salam senyum segar syukur
† Berkah Dalem

Kamis, 02 Januari 2020
PW St. Basilius Agung dan
St. Gregorius dari Nazianze,
Uskup dan Pujangga Gereja
¤ 1Yoh.2:22-28
¤ Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4
¤ Yoh.1:19-28
"Identity"
~ Jati Diri ~
   Santo Basilius Agung, uskup di Kaisarea (330-379) dan Santo Gregorius, uskup di Nazianze (329-389) yang kita peringati hari ini adalah dua orang sahabat yang merupakan para teolog dan pujangga Gereja yang tersohor. Tugas pelayanan mereka sehari-hari, termasuk membela ajaran-ajaran Gereja terhadap serangan-serangan dari kelompok bid’ah, semua berkenan di mata Allah, karena mereka tetap tinggal di dalam Kristus pada situasi apa pun yang dihadapi.
   Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Yohanes Pembaptis memberikan kesaksian akan dirinya. Pemahaman akan jati diri membuat orang mengerti peran dan posisinya di hadapan orang lain. Yohanes Pembaptis menggenapi misinya sebagai pemberi kesaksian bagi Sang Sabda, dengan terlebih dulu menyatakan di depan publik, jati dirinya yang berada di bawah otoritas Yesus.
   Adapun persekutuan Yohanes Pembaptis dengan Yesus dan jemaat melahirkan sikap iman yang dapat kita teladani antara lain:
1. Kesaksiannya
   Yohanes Pembaptis diutus Allah untuk memberi kesaksian mengenai terang. Yohanes paham bahwa ia hanyalah saksi dan tugasnya adalah bersaksi. Ia sadar bahwa dirinya tidak lebih tinggi dari Pribadi yang mengisi kesaksiannya. Pelayanan Yohanes Pembaptis sebagai saksi begitu berpengaruh hingga ada orang-orang yang menjadi pengikutnya. Ini menggelisahkan para pemimpin agama Yahudi.
2. Kejujurannya
   Yohanes jujur dan tidak berdusta ketika beberapa imam dan orang Lewi datang dan bertanya tentang siapa dirinya. Mereka bertanya kepada Yohanes karena menduga bahwa dialah Mesias yang dinanti-nantikan setelah mendengar tentang ajaran dan karyanya. Yohanes jujur kepada mereka dengan mengatakan, ”Aku bukan Mesias”. Ia sadar siapa dirinya dan apa yang menjadi tugas perutusannya.
   Pemahaman dan kesadaran diri seperti yang dimiliki Yohanes, perlu dimiliki oleh orang yang melayani Yesus. Bila orang tidak melihat jati diri dalam kaitan dengan Yesus, maka ia hanya bisa melihat kemampuannya. Orang semacam ini tidak akan rela direndahkan di dalam pelayanannya. Namun bila kita berhadapan dengan Kristus, maka keangkuhan dan sifat mementingkan diri sendiri akan meluruh, meski mengalami perlakuan yang merendahkan diri sendiri.
   Di sinilah Yohanes memberikan teladan berharga dalam bersikap jujur. Dia tidak berdusta sekalipun ada kesempatan untuk itu. Bagaimana dengan kita? Berani dan bersediakah kita selalu bersikap jujur?
   Saudaraku, milikilah jati diri dengan senantiasa berupaya bersikap jujur terhadap sesama dalam kehidupan ini.
   Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga. Amin.

Yoh 1:19-28 ~ Kamis
"Aku bukan Mesias"
Jawaban Yohanes Pembaptis ini bukti kerendahan hatinya dan kejujuran mengatakan kebenaran: panggilan hidupnya. Kesadaran inilah yang patut kita teladani di jaman yang mengejar jabatan, kehormatan, kekayaan dengan menghalalkan segala cara. Arahkan hidup ini ke masa depan yang mengarahkan kita pada keselamatan.
Saudaraku, saat ini apakah pola dan sikap hidup Anda selalu terarah pada terciptanya masa depan yang lebih baik dan membawa Anda pada keselamatan atau justru sebaliknya?
JLU.

DOA:
Ya Allah, Engkau mengetahui segalanya, maka dengan hati yang terbuka kumohon bantulah aku untuk senantiasa berani bersikap jujur dalam menjalani kehidupan ini. Amin.


Selamat pagi 🌨☕

Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! Seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."
           (Yoh 1:19-28)

Kita mesti berani memberikan kesaksian hidup dengan πŸ—£ menyerukan  kebenaran.

Berkah Dalem



Selamat pagi saudaraπŸ•―πŸ•Š

Hari ini Kamis, 2 Januari 2020.
Pw. St. Basilius Agung & St. Gregorius dari Nazianze

Mari BerdoaπŸ•―πŸ•Š
Tuhan curahkanlah Roh Kudus-Mu kepadaku agar aku memahami Sabda-Mu hari ini, bahwa: Kebenaran adalah kejujuran. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Kitab SuciπŸ“–
1. 1Yoh. 2:22-28
2. Yoh.1:19-28
(Mohon teks Kitab Suci dibaca terlebih dahulu)

Memahami InjilπŸ•―πŸ•Š
πŸ•―Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?"  (Beberapa imam dan orang Lewi utusan orang Yahudi dari Yerusalem, bertanya kepada Yohanes Pembaptis: Siapakah engkau?
Pertanyaan tentang identitas diri Yohanes Pembaptis.)

πŸ•―Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias." (Yohanes orang yang rendah hati, ia mengatakan kebenaran: Aku bukan juru selamat.)

πŸ•―Lalu mereka bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?" Dan ia menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Dan ia menjawab: "Bukan!" Maka kata mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?" (Para utusan orang dari Yerusalem mendapat jawaban bahwa: Dirinya bukan Mesias, mereka belum puas.
Mereka bertanya: Apakah engkau Elia? Apakah engkau nabi yang akan datang?
Semua pertanyaan itu dengan jujur di jawab: Bukan!
Para utusan itu terus mengejar dengan pertanyaan: Siapakah Engkau? Sebab mereka harus memberi jawaban kepada orang-orang Yerusalem yang mengutus mereka.)

πŸ•―Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! Seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya." (Yohanes Pembaptis dengan rendah hati berkata: Dirinya hanyalah suara yang berseru-seru di padang gurun. Seperti yang di nubuatkan nabi Yesaya. Yohanes menunjuk dirinya hanya SUARA yang menggemakan pesan pertobatan dari Tuhan. Tidak lebih dari SUARA/ sarana menyampaikan pesan.)

πŸ•―Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. Mereka bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?" (Tindakan membaptis yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis di pertanyakan oleh mereka, sebab ia bukan Mesias, Elia atau nabi yang akan datang.)

πŸ•―Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasutNyapun aku tidak layak." (Yohanes Pembaptis dengan rendah hati mengatakan kebenaran bahwa: Dirinya membaptis hanya dengan air, simbol dari pertobatan. Yohanes menunjuk: Dia yang datang kemudian dari padaku. Ini menunjuk Yesus Tuhan! Dimana Dia yang 100% Allah dan 100% manusia, maka Yohanes membuka tali kasutnyapun ia tidak layak.)

πŸ•―Hal itu terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis. (Komunikasi antara Yohanes Pembaptis dengan utusan orang-orang Yerusalem yang bertanya tentang identitas dirinya, terjadi di seberang sungai Yordan, tempat Yohanes membaptis.)

MerenungkanπŸ•―πŸ•Š
πŸ•ŠHidup di dalam kebenaran adalah hidup dalam kejujuran. Bila ya harus di katakan ya! Bila tidak harus di katakan tidak, selebihnya itu dari si jahat.

πŸ•ŠYohanes Pembaptis hidup dalam kebenaran. Saat dirinya:
1.            Di duga sebagai Mesias/ penyelamat yang akan datang; ia dengan tegas mengatakan bahwa dirinya bukan Mesias.
2.            Dia menunjukkan Yesus yang 100% Allah dan 100% manusia, Dia itulah Mesias.

πŸ•ŠHari ini Gereja memperingati St. Basilius Agung & St. Gregorius dari Nazianze. Mereka ini adalah orang-orang yang jujur dan rendah hati seperti Yohanes Pembaptis.

πŸ•ŠMereka dengan gigih menggunakan cara cinta kasih mewartakan kebenaran bahwa Yesus adalah 100% Allah dan 100% manusia kepada kaum Arianisme. Orang-orang Arianisme mempunyai pandangan bahwa Yesus adalah manusia belaka, mereka menyangkal Keallahan Kristus. Atas kegigihan mereka berdua untuk menerangkan bahwa Yesus 100% Allah dan 100% manusia, maka banyak umat bertobat kembali dan hidup di dalam kebenaran.

πŸ•ŠBagaimana dengan saya? Apakah saya sudah hidup dalam kebenaran? Mengimani bahwa: Yesus 100% Allah dan 100% manusia?

Doa PermohonanπŸ•―πŸ•Š
πŸ•―Tuhan Yesus, bantu kami untuk dengan rendah hati mencari, mencintai dan menghayati kebenaran sejati. Agar kami dapat sampai pada persatuan kasih dengan-Mu, sebab Engkau Sang Kebenaran itu. Kami mohon....

HeningπŸ•―πŸ•Š
( Silakan hening barang 15 menit, untuk mengendapkan Sabda Tuhan, bisa sambil menyebut-nyebut nama: Yesus)

Doa PenutupπŸ•―πŸ•Š
Tuhan, hidup jujur rendah hati dalam kebenaran, membuat hidup kami damai dan menyatu kasih dengan-Mu. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Tuhan sertamu – dan sertamu juga.

Semoga Allah yang Mahakuasa senantiasa memberkati Anda, keluarga, komunitas, aktivitas Anda hari ini.

Demi nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin

πŸ•―πŸ•ŠπŸ™πŸΌπŸ’ŸπŸ“–πŸ•ŠπŸ•―
πŸ›πŸ›πŸ›πŸ”œπŸ¦‹πŸ¦‹πŸ¦‹

Teriring doa dari Karmel



KESAKSIAN YOHANES
( Yohanes 1 : 19-28 )

Dalam kehidupan sosial selalu terjadi hal-hal tertentu yang dapat mendukung atau menghancurkan interaksi sosial antar individu tertentu

Ketika terjadi hal-hal seperti itu diperlukan orang-orang tertentu untuk memberi kesaksian tentang kesalahan dan kebenaran yang dapat meringankan atau memberatkan dalam sebuah proses hukum

Dalam proses hukum perlu kesaksian yang benar bukan kesaksian palsu. Kesaksian yang  benar akan membuat orang menjadi baik, kesaksian palsu justru akan menghancurkan orang tertentu.

Nah di sini diperlukan iman di hadirat Tuhan Allah. Maka orang kalau memberi kesaksian selalu mengatakan “Kesaksianku ini demi Allah”.
Yesus di dalam Injil berbicara tentang para saksi sebagai berikut: “Oleh karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah” ( Mat 10:18 )

Yohanes Pembaptis adalah tokoh inspiratif bagi kita dalam memberi kesaksian yang benar. Ada orang-orang Yahudi dari Yerusalem mengutus imam dan orang-orang Lewi untuk bertanya kepadanya siapakah dirinya

Orang-orang ini berpikir bahwa Yohanes adalah Mesias, Elia ( Mal 3:23-24 ) atau nabi yang akan datang ( Ul 18:15.18 ). Tetapi ia dengan jujur mengatakan dia bukan Mesias, Elia atau nabi yang akan datang. Yohanes lalu bersaksi dengan mengutip Yes 40:3: “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan bagi Tuhan!” ( Yoh 1: 23 )

Yohanes adalah suara kosong yang berteriak untuk mempersiapkan hadirnya “Sabda” nantinya menjadi daging dan tinggal bersama kita (Yoh 1:14)

Selanjutnya orang-orang Farisi bertanya kepada Yohanes tentang alasan mengapa ia membaptis kalau dia bukan Mesias, Elia atau nabi yang akan datang.

Dengan jujur Yohanes menjawab: “Aku membaptis dengan air, tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali sepatuNya pun aku tidak layak” (Yoh 1:27)

Yohanes Pembaptis adalah saksi yang benar dan hebat. Di dalam Injil Yohanes kata saksi memiliki makna yang penting

Dalam Injil Yohanes, mereka yang bersaksi  tentang Yesus :  adalah Yohanes Pembaptis, Kitab Suci, Karya-karya Yesus dan para rasul. Tetapi saksi yang paling agung adalah Bapa di Surga!

Nah bagi Yohanes, barang siapa yang berada di dalam terang akan melihat Yesus dan memberi kesaksian yang benar.

Kita ditantang untuk memberi kesaksian yang benar apalagi menyangkut kesaksian iman. Anda pengikut Kristus? Silahkan hiduplah sebagai orang kristen yang baik dan dapat memberi diri, untuk kebahagiaan orang lain. Orang kristen yang dapat membawa orang lain untuk berjumpa dan tinggal bersama Yesus.

Sabda Tuhan juga memberi kepada kita kekuatan untuk bertumbuh dalam iman dengan tidak menyangkal Yesus. Petrus pernah menyangkal Yesus tiga kali, kitapun menyangkal Nya berkali-kali

Hiduplah sebagai orang yang sungguh-sungguh beriman dan hidup seperti Kristus bukan sebagi anti Kristus.

Apakah anda pernah menyangkal Kristus? Ketika dalam suasana  ekstrim, apakah anda masih bisa mengakui Yesus?

Atau sebaliknya anda mengorbankan Yesus demi uang, pangkat dan kuasa? Kalau anda menyangkal Yesus, Ia juga tidak akan mengenal anda  di hadapan Bapa


RENUNGAN HARIAN PEKAN BIASA NATAL. KAMIS, 02 JANUARI 2020. PERINGATAN WAJIB ST. BASILIUS AGUNG DAN ST. GREGORIUS DARI NAZIANZE-USKUP DAN PUJANGGA GEREJA. BACAAN: IYoh.2:22-27. Yoh.1:19-28.
OLEH : RD. JOHN KOTA SANDO

Kejujuran itu adalah sesuatu yang mahal karena merupakan modal dasar dari kepercayaan orang lain terhadap diri kita. Orang mengatakan bahwa satu kali anda tidak jujur, maka seribu kali anda tidak dipercaya. Sering kali orang menggunakan kesempatan dalam kesempitan untuk mengeruk keuntungan pribadi, mendapatkan prestise dan popularitas. Tidak demikian dengan Yohanes Pembaptis. Banyak orang menyangkanya sebagai Mesias ketika menyaksikan hidupnya yang saleh. Tetapi ia jujur mengatakan, sebagaimana kita dengarkan dalam bacaan Injil hari ini: " Yohanes mengaku dan tidak berdusta, katanya, aku bukan Mesias!" (Yoh.1:20). Ia tidak menggunakan kesempatan dalam kesempitan untuk mencari popularitas pribadi. Yohanes adalah pribadi yang jujur dan rendah hati.
Bacaan pertama (IYoh.2:22-37) mengajak kita tetap konsisten dengan kesetiaan iman kita; tidak menjadi seorang pendusta di hadapan Allah: "Barang siapa menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus, dia itu seorang pendusta" (IYoh.2:22).
Jujur di hadapan Allah berarti sadar akan keterbatasan dan kelemahan kita; sadar bahwa tanpa Tuhan kita tidak bisa berdaya apa-apa. Kejujuran tersebut sangat dibutuhkan, agar kita sungguh menjadikan Tuhan sebagai kekuatan utama dalam perjuangan dan ziarah hidup kita ini. Kalau kita mengandalkan kekuatan kita sendiri, maka kita adalah seorang pendusta di hadapan Tuhan, yang merasa diri kuat tetapi sebenarnya tidak mempunyai kekuatan apa-apa.
Semoga kita menjadi pribadi yang rendah hati seperti Yohanes Pembaptis, karena sumber utama dari kejujuran adalah kerendahan hati.
A M I N.

Comments