Renungan Harian Rabu, 08 Januari 2020, Mrk 6:45-52

RABU, 08 JANUARI 2020
Bacaan Liturgi
Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan

Bacaan Injil Mrk 6:45-52
Para murid melihat Yesus berjalan di atas air.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Sesudah memberi makan lima ribu orang, 
Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu, 
dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida. 
Sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. 
Setelah berpisah dari mereka, Yesus pergi ke bukit untuk berdoa. 
Ketika hari sudah malam, 
perahu itu sudah di tengah danau, 
sedang Yesus tinggal sendirian di darat. 
Ketika melihat betapa payahnya para murid mendayung 
karena angin sakal, 
maka kira-kira jam tiga malam Yesus datang kepada mereka 
berjalan di atas air, 
dan Ia hendak melewati mereka. 
Ketika melihat Dia berjalan di atas air, 
mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, 
lalu mereka berteriak-teriak, 
sebab mereka semua melihat-Nya dan sangat terkejut. 
Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka, 
"Tenanglah!  Aku ini, jangan takut!" 
Lalu Yesus naik ke perahu mendapatkan mereka, 
dan angin pun redalah. 
Mereka sangat tercengang dan bingung, 
sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, 
dan hati mereka tetap degil.
Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
*SIRAMAN ROHANI*                                                                                                                      Rabu, 08 Januari 2020                                                                                                                       

RP Fredy Jehadin, SVD

*Tema: Berlayar Bersama Yesus Kristus, Kita Akan Selalu Selamat!*
Markus 6: 45-52
Saudara-saudari... Sewaktu kecil, saya sering takut kalau berjalan lewat pekuburan karena bilangnya roh orang mati berkeliaran di sana dan akan mengganggu kita. Pada waktu kecil, saya juga diingatkan supaya jangan jalan malam-malam, karena roh orang mati akan mengganggu kita. Apa yang diperingatkan waktu kecil itu sungguh melekat dalam pikiran dan perasaan-ku. 
Pertanyaan kita: apakah benar bahwa roh orang mati selalu berkeliaran di pekuburan? Kalau betul roh orang mati ada di pekuburan, mengapa kita harus takut? Bukankah mereka yang kita kuburkan di pekuburan itu adalah orang-orang yang kita kenal dan orang yang kita cintai? Mengapa kita harus takut kepada roh orangtua/anak/saudara/kakek/nenek dan tetangga kita?

Dari mana sebenarnya rasa takut yang sering kita alami itu? Menurut psikologi, ketakutan itu datang dari kepercayaan pada berpikir negatip, yang sudah dirusaki oleh pikiran-pikiran negatip yang kita terima sewaktu kita masih kecil. Karena itu, utuk membebaskan kita dari rasa takut, kita harus merombak pola berpikir lama, old mind set dengan menerapkan cara berpikir baru, yaitu berpikir positip dan berpikir secara dewasa/realistik.
Saudara-saudari... Injil hari ini menceriterakan pengalaman para murid Yesus yang merasa takut dan cemas karena angin sakal dan ombak tinggi. Ketakutan mereka bertambah karena mereka melihat Yesus Kristus yang berjalan di atas laut dan berpikir bahwa mereka melihat hantu. Tetapi Yesus Kristus sendiri berusaha menenangkan mereka, katanya: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”
Dari ceritera ini kita pelajari beberapa hal yang sangat penting dan berguna bagi kehidupan kita. 
1) Hilangkanlah pikiran negatip yang tidak punya alasan mendasar. Terapkanlah pikiran positip dan realistic. Betapa sering kita terjebak oleh pikiran negatip yang kita ciptakan, atau karena pengaruh pikiran-pikiran negatip yang kita terima dari orang lain tanpa mengevaluasinya secara teliti. 
2) Kegelapan pikiran sering terjadi di saat kita galau atau kita diombang ambingkan oleh begitu banyak masalah. 
3) Berlayar tanpa Kristus dan mengandalkan kemampuan diri sendiri akan mendatangkan rasa takut dan cemas. Angin sakal dan ombak tinggi yang sangat menakutkan para murid itu adalah symbol kesulitan yang sering dihadapi manusia. Pengalaman Kesulitan ini sering menimbulkan rasa takut dan cemas dalam diri kita.  
4) Menerima Kristus dan membiarkan Kristus bekerja secara aktip dalam diri kita akan memberi kita rasa nyaman, damai dan selamat. 
5) Yesus Kristus menghendaki agar kita selalu berpegang teguh pada Tuhan yang selalu hadir dalam diri kita. Percayalah bahwa bersama Tuhan kita akan selalu alami rasa aman dan selamat. Betapa pun besarnya ombak dan kuatnya angin dalam hidup kita, tetapi kalau kita selalu berlayar bersama Tuhan dan percaya sungguh padaNya, maka pasti kita akan selalu selamat. Tuhan adalah sumber segalanya dan pencipta semuanya. Alam ciptaanNya akan selalu takluk pada Allah PenciptaNya.
Marilah saudara-saudari… Berlayarlah bersama Tuhan, maka kita pasti akan selamat.
Kita mohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

*********************************************************************************

RENUNGAN HARI BIASA SESUDAH PESTA PENAMPAKAN TUHAN. RABU, 08 JANUARI 2020. BACAAN: IYoh.4:11-18. Mrk.6:45-52.
OLEH: RD. JOHN KOTA SANDO.


Ketakutan atau kecemasan adalah bagian dari keseharian hidup kita. Ada banyak alasan mengapa orang dilanda ketakutan atau kecemasan. Salah satunya adalah orang kehilangan pegangan hidup. Ketika seseorang kehilangan pegangan hidup, maka ia akan takut untuk melangkah atau melakukan sesuatu. Bayangan kegagalan atau resiko yang berat pasti akan menghantui dirinya. Ketakutan itu sendiri menjadi sebuah momok yang menakutkan, karena dapat menghentikan atau melumpuhkan langkah seseorang untuk bergerak maju meraih impiannya. Maka benarlah kata Presiden Amerika Serikat yang ke-32 Franklin D. Rooselvelt: "Satu-satunya hal yang harus kita takuti adalah ketakutan itu sendiri".
Kalau kita sungguh hidup dengan iman kita, maka tak ada yang perlu kita takutkan atau cemaskan dalam hidup ini. Semakin kita bersyukur kepada Tuhan, semakin kecil pula ketakutan dan kecemasan kita. Sekalipun ketakutan atau kecemasan itu adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari, tetapi kita harus tetap membangun keyakinan yang kuat dan pasti, bahwa kehadiran Allah dalam hidup kita akan mampu menghalau ketakutan atau kecemasan kita dalam segala hal. Karena itu kita harus menjadikan Allah sebagai pegangan hidup kita. Tanpa berpegang pada Allah, maka kita akan terus terpenjara dalam perasaan takut atau cemas. Akibatnya hidup kita menjadi tidak nyaman dan tidak bahagia.
Sabda Yesus dalam bacaan Injil "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" (Mrk.6:50), memberikan kita suatu kekuatan dan keyakinan, bahwa di dalam Yesus tidak ada yang perlu kita takutkan atau cemaskan. Dengan Yesus "berjalan di atas air" (Mrk.6:49), kita diyakinkan bahwa kehadiran Yesus dalam hidup kita akan memampukan kita untuk keluar dari persoalan yang melilit kehidupan kita. Iman akan Yesus membuka banyak pintu mukjizat di setiap hal dalam kehidupan kita.
Bacaan pertama (IYoh.4:11-18) mengajak kita untuk hidup dalam kasih, karena kasih itu membuat seseorang merasa nyaman, tenang dan bahagia: "Di dalam kasih tidak ada ketakutan, sebab ketakutan mengandung hukuman, dan barang siapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih" (IYoh.4:18). Kasih akan Allah dan sesama akan melindungi kita dari ancaman bahaya apapun.
Jika kita sungguh beriman, yakinlah bahwa di dalam iman akan Yesus kita akan menjalani hidup ini dengan baik dan penuh kepastian, walaupun di depan kita terbentang sejumlah tantangan dan kesulitan. Tuhan tidak akan pernah membiarkan kita berjalan dan berjuang sendirian, karena Ia sendiri berjanji kepada kita: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!".
A M I N.

*********************************************************************************

*Bacaan Liturgi 08 Januari 2020*
*Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan*
*Bacaan Pertama*
*1Yoh 4:11-18*

Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita.
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes:
Saudara-saudaraku yang terkasih, 
Allah begitu mengasihi kita! 
Maka haruslah kita juga saling mengasihi. 
Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. 
Tetapi jika kita saling mengasihi, 
Allah tetap di dalam kita, 
dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. 
Beginilah kita ketahui bahwa 
kita berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: 
yakni bahwa Ia telah mengaruniai kita 
mendapat bagian dalam Roh-Nya. 
Dan kami telah bersaksi 
bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya 
menjadi Juruselamat dunia. 
Barangsiapa mengaku bahwa Yesus adalah Anak Allah, 
Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. 
Kita telah mengenal dan telah percaya 
akan kasih Allah kepada kita. 
Allah adalah kasih, 
dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, 
ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. 
Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, 
yakni kalau kita mempunyai keberanian yang penuh iman 
pada hari penghakiman, 
karena, sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini. 
Di dalam kasih tidak ada ketakutan, 
sebab ketakutan mengandung hukuman. 
dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

Demikianlah sabda Tuhan!

*Bacaan Injil*
*Mrk 6:45-52*
Para murid melihat Yesus berjalan di atas air.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Sesudah memberi makan lima ribu orang, 
Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu, 
dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida. 
Sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. 
Setelah berpisah dari mereka, Yesus pergi ke bukit untuk berdoa. 
Ketika hari sudah malam, 
perahu itu sudah di tengah danau, 
sedang Yesus tinggal sendirian di darat. 
Ketika melihat betapa payahnya para murid mendayung 
karena angin sakal, 
maka kira-kira jam tiga malam Yesus datang kepada mereka 
berjalan di atas air, 
dan Ia hendak melewati mereka. 
Ketika melihat Dia berjalan di atas air, 
mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, 
lalu mereka berteriak-teriak, 
sebab mereka semua melihat-Nya dan sangat terkejut. 
Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka, 
"Tenanglah!  Aku ini, jangan takut!" 
Lalu Yesus naik ke perahu mendapatkan mereka, 
dan angin pun redalah. 
Mereka sangat tercengang dan bingung, 
sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, 
dan hati mereka tetap degil.

Demikianlah Injil Tuhan!

RENUNGAN SINGKAT:
"TENANGLAH, AKU INI, JANGAN TAKUT."


Hari ini dalam Injil kita diingatkan untuk selalu tenang dalam menghadapi segala tantangan dan kesulitan hidup ini, kalau kita sungguh sungguh beriman pada Tuhan. Kita diundang untuk selalu menyerahkan pada Tuhan segala suka dan duka hidup kita. Percayalah Tuhan akan membantu.
Dalam Injil kita dengar bagaimana para murid yang ketakutan ketika melihat Yesus yang berjalan diatas air. Mereka seakan lupa dengan peristiwa pergandaan roti yang barusan mereka alami. Mereka masih diliputi rasa takut dan kecemasan. Makanya Yesus katakan, 'Tenanglah! Aku ini, jangan takut!'
Saudara dan saudariku dalam Tuhan, marilah kita selalu berserah pada Tuhan. Yakinlah dan percayalah bahwa Tuhan akan selalu menolong, karena Dia adalah Allah yang sangat mencintai kita. Dialah Imanuel. Mari kita terus bersyukur untuk hal ini dan terus hidup sebagai anak anak Tuhan dan murid murid Tuhan yang baik dan benar. Amin.
Roh Kudus menguatkan dan memampukan kita. Dalam Nama Tuhan Yesus. Amin.


DOA:
Tuhan Yesus terima kasih atas segala karuniaMu dan penyertaanMu. Ampunilah dosa dan salah kami. Bantulah kami agar selalu hidup penuh penyerahan kepadaMu dan tidak takut dalam menghadapi tantangan dan cobaan karena Engkau yang selalu ada bersama kita. Amin.

Tuhan Yesus menyertai dan memberkati kita semua (Dan Keluarga) dan seluruh hari kita
✝✝✝

Salam dalam Kasih Tuhan Yesus,
RP. Lukas Gewa Tiala (Adi), SVD.

*********************************************************************************

Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Rabu, hari biasa sesudah Penampakan Tuhan, 8 Januari 2020

MELIHAT TUHAN

Tema renungan kita pada hari ini ialah: Melihat Tuhan. Untuk orang-orang yang hidup dalam waktu atau zaman yang sama dengan Yesus Kristus, melihat Tuhan merupakan sebuah kenyataan yang sangat kasat mata. Sedangkan masa setelah Yesus bangkit dan naik ke surga, bukan lagi berlaku penglihatan Tuhan dengan mata fisik, tetapi dengan mata rohani dan iman. 
Terhadap perbedaan yang amat mencolok itu, Yesus meninggalkan ajaran-ajaran untuk memperkuat mata iman dan rohani, sehingga ketika orang-orang beriman mengalami perjumpaan dan melihat Tuhan, mereka tidak memakai indra matanya tetapi hati dan budinya. Menjumpai Tuhan dengan iman merupakan pengalaman kita orang-orang beriman setiap hari.
Salah satu cara melihat Tuhan dengan memakai kemampuan bukan indra mata ialah seperti tiga anak yang masih kecil yang merayakan Natal dan Tahun Baru di kampung orang tuanya, dengan kakek dan neneknya. Dari kota, keluarganya membawa oleh-oleh berupa bahan makanan dan minuman seperti kopi, gula, susu, sirop dan banyak lainnya. Setiap anak memberikan satu bingkisan kepada kekek dan neneknya. Pemberian itu sungguh membahagiakan seluruh keluarga.
Keluarga dari kota mengalami suka cita yang besar ketika berada bersama keluarga besar di kampung halaman. Mereka disambut dengan penuh kehangatan. Keluarga di kampung juga mengalami hal yang sama. Kakek dan nenek begitu bahagia menemukan anak-anak dan cucu-cucunya yang penuh gembira dan ceria. Tuhan sungguh memberkati mereka dengan segala kebaikan dan kasih sayang. Semua itu mereka alami sebagai kasih Tuhan yang bekerja.
Peristiwa di dalam keluarga ini sungguh menggambarkan bahwa Tuhan Allah adalah kasih, Deus caritas est, seperti yang disebutkan dalam bacaan surat pertama Santo Yohanes. Kitab suci dan ajaran Gereja sangat memberikan penekanan pada kasih sebagai ajaran dan cara hidup setiap pengikut Kristus. Sepuluh perintah Allah berisi satu hukum saja, yaitu cinta kepada sesama di mana Tuhan juga dikasihi melalui sesama. Santo Yohanes menasihatkan bahwa kita cukup saja mencari dan melihat Tuhan dengan berbuat kasih. 
Salah satu cara berbuat kasih adalah dengan menjadi pembawa damai dan rasa gembira. Yesus yang berjalan di atas air dan hadir di tengah para rasul-Nya adalah seorang yang memberikan rasa nyaman, tenang, dan damai. Bahkan Ia menjamin supaya para pengikut-Nya itu tidak usah takut. Perbuatan kasih kita mestinya bukan sebagai hal yang mengawatirkan, mencurigakan atau menakutkan. Sebaliknya perbuatan kasih kita harus membawa suka cita.
Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Allah, penuhilah diri kami dengan iman yang kuat, supaya kami mampu menjalankan kehendak-Mu. Kemuliaan kepada Bapa ... Dalam nama Bapa ...   

*********************************************************************************
Sabda Kehidupan
Rabu 8 Januari 2020
Mrk 6:50b-51*

Ia berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan anginpun redalah.

_Badai dan gelombang kehidupan akan selalu ada. Demikian juga rasa takut dan cemas yang menyertainya. Apalagi ketika kita merasa sendirian menghadapi berbagai persoalan kehidupan yang tak henti melanda. Seribu satu pertanyaan tak terjawab pasti. Hati penuh keraguan lantas satu kecemasan mendatangkan kecemasan yang lain. Apapun yang terjadi dalam hidup, mari selalu mengundang Yesus hadir menemani kita. Ia pasti datang dan berkata, "Tenanglah, Aku ini, jangan takut!" Mari berjalan bersama Yesus. Biarlah damai selalu ada di hati. Bersama Dia kitapun hadir membawa damai bagi sesama._
_Have faith! Let's move on, JLU_❤

*********************************************************************************

Selamat pagi saudara
Hari ini Rabu, 8 Januari 2020.
Hari Rabu Sesudah Penampakan Tuhan.
Pesta St. Petrus Tomas, Uskup (Karmel).


*Mari Berdoa*
Tuhan curahkanlah Roh Kudus-Mu kepadaku agar aku memahami Sabda-Mu hari ini, bahwa: Air bah Engkau ubah menjadi air baptis yang menyelamatkan. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

*Bacaan Kitab Suci*
1. 1Yoh. 4:11-18
2. Mrk. 6:45-52
(Mohon teks Kitab Suci dibaca terlebih dahulu)


*Memahami Injil*
Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. *(Setelah Yesus memberi pengajaran dan memberi makan banyak orang; maka Dia meminta orang banyak untuk pulang dan para murid menyeberang terlebih dahulu ke Betsaida.)*

Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa. *(Yesus masuk dalam keheningan/ sendiri untuk berelasi dengan Allah Bapa-Nya. Tujuannya untuk mendengar kehendak Bapa-Nya untuk tugas selanjutnya.)*
Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat. Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka. Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, sebab mereka semua melihat Dia dan mereka pun sangat terkejut.
*(Ketika hari sudah malam Yesus berdoa seorang diri terpisah dengan para murid yang ada di tengah danau, Ia melihat para murid menghadapi air danau dan angin sakal yang menghadang mereka, sehingga mereka dengan susah payah mendayung perahu untuk sampai ke tujuan.*
*Pristiwa ini mengingatkan kita bahwa pada peristiwa Nuh, bahwa air bisa menjadi bencana untuk membinasakan manusia yang berdosa.*
*Pada Injil hari ini, Yesus di tampakkan mendatangi para murid-Nya, sebagai pribadi yang berkuasa dan kuasa-Nya mengatasi kekuatan alam. Yesus di tampilkan berjalan di atas air.*
*Para murid yang melihat fenomena tidak umum, karena mereka dalam kondisi cemas, melihat Yesus sebagai hantu. )*

Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun redalah. *(Penampakan Yesus sambil berkata: Tenanglah! Aku ini, jangan takut! Sungguh mengubah keadaan. Angin menjadi reda dan air yang sebelumnya mengancam hidup mereka menjadi air yang membantu mereka untuk bisa sampai ke tujuan.)*
Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil. *(Penampakan Yesus yang memberi makan dan penampakan Yesus yang mengubah air mengancam kehidupan menjadi sarana untuk sampai tujuan; masih belum menyadarkan mereka bahwa Yesus adalah Tuhan.)*

*Merenungkan*
Di sekitar Hari Raya Penampakan Tuhan, kita oleh Gereja di ajak untuk mengenali siapa Yesus yang di tampakkan kepada dunia.

Yesus adalah pribadi yang mengubah air yang mengancam kehidupan menjadi air yang mendukung para murid Yesus untuk mencapai Tujuan. Ini adalah simbol dari air baptis.
Yesus yang di tampakkan kepada dunia, kehadiran-Nya lewat air baptis mengubah hidup para murid Yesus dari hidup terancam maut menjadi hidup tenang damai mencapai tujuan, bersatu kasih dengan Allah.
St. Petrus Tomas, adalah pribadi yang setelah menerima pembaptisan; ia mengembangkan benih hidup Ilahi dengan senantiasa mengusahakan hidup dalam kesatuan dengan Allah dan sesama. Ia pun juga sering di utus oleh paus untuk persatuan  antara Gereja-gereja Timur dan Barat. Ia menghayati semangat Yesus menyatukan, semangat dasar dari pembaptisan.
Bagaimana dengan saya? Apakah saya mampu mengenali kekuasaan Yesus yang mengubah hidup saya setelah pembaptisan? Apakah hidup saya sudah tenang damai setelah saya menerima pembaptisan?

*Doa Permohonan*
Tuhan, jujur kami takut menghadapi maut. Saat, Engkau menyelamatkan kami dengan pembaptisan, Engkau melahirkan hidup Illahi di tengah-tengah kefanaan kami. Kami yang seharusnya binasa, Engkau tanamkan hidup abadi. 
Kami mohon....


*Hening*
( Silakan hening barang 15 menit, untuk mengendapkan Sabda Tuhan, bisa sambil menyebut-nyebut nama: Yesus)


*Doa Penutup*
Syukur kepada-Mu Tuhan , atas baptis yang mulia. Lewat sakramen ini, kami bisa menerima enam sakramen yang lain. Dimana Sakramen-sakramen itu merupakan tangan-Mu yang menopang kami untuk selamat. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Tuhan sertamu – dan sertamu juga.
Semoga Allah yang Mahakuasa senantiasa memberkati Anda, keluarga, komunitas, aktivitas Anda hari ini.
*Demi nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin*

曆曆曆

Teriring doa dari Karmel

*********************************************************************************

TENANGLAH  AKU INI, JANGAN TAKUT
( Markus 6 : 45- 52 )


*Ketika menghadapi persoalan, kita sering kurang menyadari situasi yang sebenarnya. Hal ini terjadi karena rasa takut yang ada di dalam diri kita jauh lebih besar dari persoalan yang dihadapi*
Setelah menunjukkan kuasa- Nya, Yesus mengambil waktu berdoa di bukit (46). Sementara Yesus menyuruh murid-murid untuk pulang (47).
Yesus dapat melihat dari darat betapa mereka yang sebelumnya kelelahan pelayanan, sekarang tersiksa karena harus bersusah payah mendayung melawan angin (48).
Apa Yesus sengaja membiarkan mereka? Atau Dia sibuk menikmati persekutuan sendiri dengan Bapa?
*Yesus datang dan melihat kondisi para murid yang frustasi. Akibat kepanikan, mereka terkejut dan ketakutan saat melihat Yesus*
_Setelah Yesus menenangkan dan meneguhkan hati mereka, barulah Dia menenangkan angin . Melihat kejadian itu, para murid masih mempertahankan kekerasan hati dan pengertian mereka (52). Sedangkan banyak orang yang datang. Mereka tidak tertarik pada pengajaran Yesus, melainkan senang dengan mukjizat yang dilakukakan-Nya (53-56)_
*Pengenalan akan Tuhan bertumbuh bukan dalam situasi aman, berkecukupan, melainkan saat berada dalam ancaman dan tantangan yang berat*
*_Dalam persoalan sebesar apapun, percaya bahwa TUHAN melihat dan pasti menolong kita dengan cara dan waktu-Nya_*
_Ada kalanya, Tuhan membiarkan kita menghadapi persoalan saat kita sedang menjalani perintahNya. Terkadang, kita merasa sedang berjalan sendirian menghadapi persoalan, namun sesungguhnya Dia senantiasa memerhatikan kita_
*Tuhan tahu apa yang harus dilakukan-Nya untuk menolong kita. Tuhan tidak butuh orang-orang yang ikut-ikutan, tetapi menghendaki orang yang mau belajar mengenal dan menaati-nya*
*_Semakin banyak pelayanan, semakin banyak godaan. Jagalah hati dalam ketenangan ketika ada ancaman dari luar. Kita akan tetap kuat apabila hidup kita berada dalam kendali Tuhan_*


Rabu, 08 Januari 2020
Rabu Sesudah Epifani
¤ 1 Yoh. 4:11-18
¤ Mzm. 72:1-2,10,12-13 
¤ Mrk. 6:45-52

"Ego sum, nolite timere!"
"Ini Aku, jangan takut!"
   Inilah _'sapaan'_  Yesus kepada para murid ketika mengalami ketakutan. SapaanNya ini hadir sebagai berkat.
   Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Yesus menunjukkan kepada para murid kuasa dan wibawaNya atas semua ciptaan dan alam agar para murid bertumbuh dalam iman dan menyerahkan hidup mereka pada kuasa Yesus.
   Adapun _makna_ dari sapaan Yesus: _"Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"_ antara lain:
1. *Tenanglah*
   Sapaan Yesus ini _meneguhkan_ para murid yang _ketakutan_ ketika perahu mereka diterpa badai.
   Di sinilah kita diajak mempercayai kuasaNya agar kita tetap memiliki semangat dan berpengharapan.
2. *Aku ini*
   Yesus menyatakan identitas-Nya sekaligus menggemakan _kehadiran ilahi_ yang penuh kasih.
   Di sinilah kita semakin diyakinkan bahwa kehadiranNya sungguh nyata.
3. *Jangan takut*
   Yesus ingin membagikan _kekuatan_ sekaligus menyatakan satu tindakan penyertaanNya.
   Di sinilah kita diajak untuk memiliki keberanian iman dengan mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan.
   Saudaraku, semua pemikiran dan pekerjaan kita hendaknya _dimulai_ bersama Tuhan, _disertai_ oleh Tuhan dan _diakhiri_ bersama Tuhan. Dengan demikian kita pasti sampai di tujuan dengan selamat.
   Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang brani mempercayakan hidup ini pada kasih dan kuasaNya. Amin.

*********************************************************************************
Mrk. 6:45-52 ~ Rabu

TIDAK ADA HIDUP TANPA KEGELAPAN, BADAI dan GELORA. TANPA YESUS, semua itu bisa SANGAT MENAKUTKAN, MELUMPUHKAN dan membuat kita tidak lagi mengenali kehadiran Yesus. _"Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"_ UNDANGLAH YESUS MASUK ke dalam hidup kita. DENGAN YESUS, semua itu menjadi SAAT PEMBELAJARAN HIDUP. Manusia DIDAMAIKAN dengan alam dan sesama, sehingga terjadi KESELARASAN, PERSAHABATAN dan KESULITAN-KESULITAN DAPAT TERATASI. Dengan IMAN, kita takkan kehilangan harapan.
Saudaraku, adakah IMAN Anda sungguh berpengharapan?
JLU.

*********************************************************************************
DOA:
Ya Tuhan Yesus, pada saat-saat aku dibebani oleh rasa takut, perkenankanlah Roh Kudus-Mu mengingatkan aku akan sabda-Mu yang menyejukkan: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” Terima kasih Tuhan Yesus, Engkaulah Sang Emanuel. Amin.

Comments