Mrk 2:18-22, Bacaan dan Renungan Harian Senin, 20 Januari 2020

Bacaan Liturgi 20 Januari 2020 

Hari Biasa, Pekan Biasa II
PF S. Sebastianus, Martir
PF S. Fabianus, Paus dan Martir
Bacaan Pertama
1Sam 15:16-23
Mengamalkan Sabda Tuhan lebih baik daripada kurban sembelihan.
Maka Tuhan telah menolak engkau sebagai raja.
Pembacaan dari Kitab Pertama Samuel:
Setelah Raja Saul melanggar perintah Tuhan,
Samuel berkata kepadanya, "Sudahlah!
Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang disabdakan Tuhan kepadaku tadi malam."
Kata Saul kepadanya, "Katakanlah."
Sesudah itu berkatalah Samuel,
"Engkau ini kecil pada pemandanganmu sendiri!
Meskipun demikian
Bukankah Tuhan telah menjadi kepala atas suku-suku Israel?
Bukankah Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel?Bukankah Tuhan telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan:
Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek,
berperanglah melawan mereka
sampai engkau membinasakan mereka?
Mengapa engkau menjarah rayah
dan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan?"
Lalu kata Saul kepada Samuel,
"Aku memang mendengarkan suara Tuhan!
Aku telah mengikuti apa yang disuruhkan Tuhan kepadaku.
Aku membawa Agag, raja orang Amalek,
tetapi orang Amalek sendiri telah kutumpas.
Tetapi rakyatlah yang mengambil jarahan itu:
kambing domba dan lembu-lembu terbaik
dari yang seharusnya ditumpas itu;
maksudnya mau dipersembahkan kepada Tuhan,
Allahmu, di Gilgal."
Tetapi sahut Samuel,
"Apakah Tuhan itu berkenan kepada korban bakaran dan kurban sembelihan,
sama seperti Ia berkenan kepada pengamalan sabda-Nya?
Sesungguhnya,
mengamalkan sabda lebih baik daripada korban sembelihan,
menuruti firman lebih baik dari pada lemak domba jantan.
Camkanlah pendurhakaan itu sama seperti dosa bertenung
dan kedegilan itu sama seperti menyembah berhala
Karena engkau telah menolak firman Tuhan, maka Tuhan telah menolak engkau sebagai raja."
Demikanlah sabda Tuhan!
Bacaan Injil
Mrk 2:18-22
Pengantin itu sedang bersama mereka.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Waktu itu
murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa,
Pada suatu hari datanglah orang kepada Yesus dan berkata,
"Murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa,
mengapa murid-murid-Mu tidak?"
Jawab Yesus kepada mereka
"Dapatkah sahabat-sahabat pengantin pria berpuasa
selagi pengantin itu bersama mereka?
Selama pengantin itu ada bersama mereka,
mereka tidak dapat berpuasa.
Tetapi waktunya akan datang pengantin itu diambil dari mereka,
dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut
pada baju yang tua,
karena jika demikian, kain penambal itu akan mencabiknya;
yang baru mencabik yang tua, sehingga makin besarlah koyaknya.
Demikian juga
tak seorang pun mengisikan anggur baru ke dalam kantong kulit yang sudah tua,
karena jika demikian
anggur tersebut akan mengoyakkan kantong itu,
sehingga baik anggur maupun kantongnya akan terbuang.
Jadi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."
Demikianlah Injil Tuhan!
RENUNGAN SINGKAT:
"PENGAMALAN SABDA TUHAN - PEMBARUAN DIRI."
Dua pesan penting yang kita terima dari bacaan bacaan liturgi hari ini yang saling berkaitan yaitu soal Pengamalan Sabda Tuhan dan soal Pembaruan diri.
Dalam Bacaan Pertama, Samuel secara jelas mengatakan pada Saul bahwa bagi Tuhan adalah sangat penting soal pengamalan Sabda Tuhan dan bukannya kurban sembelihan. Yang dimaksudkan Samuel adalah bahwa  Raja Saul dan semua rakyatnya diajak dan diminta mengamalkan sabda Tuhan secara total dan bukan setengah setengah dan berpikir bahwa hanyalah cukup membuat korban Bakaran. Tidak. Untuk Tuhan haruslah total dalam soal pengamalan Sabda Tuhan dimana seluruh kehendak dan perintah Tuhan dijalankan dengan baik dan benar.
Dan pengamalan segala kehendak dan perintah Tuhan itu hendaknya membawa pembaruan diri bagi semua yang mencintai dan dicintai Nya dan bagi kita semua yang beriman pada Nya. Tuhan Yesus meminta kita meninggalkan segala yang lama dan menghidupi sesuatu yang baru dalam namaNya, dalam iman kepadaNya. Tentunya bukan perkara mudah. Tapi dengan Tuhan kita pasti bisa menjalaninya. Semoga.
Roh Kudus menguatkan memampukan kita. Dalam Nama Tuhan Yesus. Amin
DOA:
Tuhan Yesus terima kasih atas segala karuniaMu dan penyertaanMu. Ampunilah dosa dan salah kami. Bantulah kami agar selalu dengan setia mengamalkan SabdaMu. Amin.
Tuhan Yesus menyertai dan memberkati kita semua (Dan Keluarga) dan seluruh kita
✝✝✝
Salam dalam Kasih Tuhan Yesus,
RP. Lukas Gewa Tiala (Adi), SVD.
**********************************
Senin, 20 Januari 2020
Pekan Biasa II
¤ 1 Sam. 15:16-23
¤ Mzm. 50:8-9,16c-17,21-23
¤ Mrk. 2:18-22
*"Sapientia"*
~ _Kebijaksanaan_ ~
   Inilah proses kecakapan seseorang yang menghidupi pengalaman dan pengetahuannya.
   Mengacu pada bacaan Injil hari ini, diajarkan bagaimana memahami dan menghidupi kebijaksanaan itu.
   Adapun _dua sisi_ yang dibutuhkan, agar kita dapat bersikap bijaksana, antara lain:
1. *Konteks*
   Konteks berpuasa murid Yohanes dan orang Farisi, dasarnya _berbeda._ Orang Farisi berpuasa berdasarkan _aturan turun-temurun._ Murid Yohanes berpuasa berdasarkan pada _hati_ dan _situasi kebutuhan._
   Di sinilah kita diajak _melatih_ diri agar semakin mampu mendekatkan diri kepada Tuhan dan memahami _tujuan_ berpuasa serta _menghargai_ nilai-nilai kemanusiaan melebihi aturan kaku dari cara berpuasa.
2. *Makna*
   Makna peraturan puasa dipahami dengan melihat kapan waktu dan maksud yang tepat untuk berpuasa.
   Di sinilah kita diajarkan bagaimana bersikap bijaksana dalam berpuasa, bukan munafik. Kita mesti menjaga diri dari sikap munafik. Kita jalankan aturan dan ketentuan agama bukan secara buta, namun sadar apa tujuan dan maksud dari peraturan itu serta menjamin agar maksud utamanya tidak dikaburkan.
   Saudaraku, orang bijak pasti tahu bagaimana bersikap dan bertindak dalam menghidupi dan menghadapi hal berpuasa.
   Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang brani berjuang bertindak bijaksana. Amin.
***************************
Mrk. 2:18-22 ~ Senin
_"Anggur yang BARU hendaknya disimpan dalam kantong yang BARU pula."_
Ajaran Yesus tentang KASIH = BARU, maka dibutuhkan MENTALITAS BARU untuk menyimpannya: BERPIKIR POSITIF, BERTINDAK PROAKTIF, TIDAK MEMBALAS kejahatan dengan kejahatan tapi********** MENGAMPUNI dan PERCAYA pada BAPA yang MEMBERIKAN yang TERBAIK bagi hidupku dan bagi seluruh keluargaku dihadapan Allah.
Saudaraku, apakah MENTALITAS Anda SIAP MELAKSANAKAN ajaran dan perintah KASIH-NYA yang menciptakan kedamaian dan kebahagiaan sejati?
JLU.
***************************
*DOA:*
Ya Allah, aku percaya Engkau telah memberikan kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Berkatilah aku hari ini dan seterusnya, agar semakin bijaksana dalam mengikuti Engkau, membiarkan kebaikan menjadi pilihanku, dan kebenaran menjadi cara hidupku. Amin.
***************************
*Selamat pagi saudara*弄
Hari ini Senin, 20 Januari 2020.
Pfak. Beato Angelus Paoli, Imam Karmelit.
Doa Persatuan Umat Kristiani Hari Ketiga.
*Mari Berdoa*弄
Tuhan curahkanlah Roh Kudus-Mu kepadaku agar aku memahami Sabda-Mu hari ini, apa arti berpuasa. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
*Bacaan Kitab Suci*
1. 1Sam. 15:16-23
2. Mrk. 2:18-22
(Mohon teks Kitab Suci dibaca terlebih dahulu)
*Memahami Injil*弄
弄Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" *(Saat murid Yohanes Pembaptis dan orang Farisi berpuasa ternyata murid Yesus tidak berpuasa. Mereka menanyakan hal ini kepada Yesus.)* 
弄Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. *(Yesus menyamakan diri-Nya dengan mempelai laki-laki dan para murid-Nya sebagai sahabat mempelai laki-laki. Saat mempelai laki-laki akan mengadakan perjamuan, mana mungkin sahabat-sahabat-Nya mau berpuasa. Saat mempelai laki-laki sudah tidak bersama mereka, maka para murid akan berpuasa. Jadi berpuasa atau tidak di tentukan ada atau tidak mempelai laki-laki, Yesus, bersama para sahabat-Nya. Hal ini menyimbolkan apa? Kita menyadari Yesus adalah Sang Sabda. Bila hidup murid Yesus sudah berjalan dalam Sang Sabda mereka tidak perlu menyangkal diri/ berpuasa. Saat hidup murid Yesus tidak menghidupi Sang Sabda artinya: Masih belum menjalankan Sang Sabda maka murid Yesus perlu menyangkal diri/ berpuasa untuk menyesuaikan hidup selaras dengan Sabda Allah.*
*Jadi puasa berarti suatu penyangkalan diri untuk para murid Yesus  menyelaraskan hidup mereka dengan hidup Yesus.)*
弄Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. *(Motif tujuan berpuasa para murid Yesus tidak betul sama dengan tujuan puasa dari orang-orang lain. Para murid Yesus puasa bertujuan untuk menyelaraskan hidup mereka agar dapat bersatu kasih dengan Yesus. Mungkin bagi orang-orang lain, motif tujuan berpuasa untuk mencari kesaktian, kesehatan, dan lain sebagainya.*
*Motif tujuan berpuasa yang berbeda ini tidak bisa di tambalkan.)*
弄Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula." *(Sari anggur yang baru saat akan di peram di masukkan ke dalam kantung yang baru, tidak dimasukkan ke kantong yang lama. Hal ini di sebabkan saat memeram akan ada proses fermentasi dari anggur dan ini akan merusak kantung kulit yang lama, kantung kulit yang baru mampu menahan proses fermentasi tersebut.*
*Motif tujuan puasa para murid Yesus perlu di tempatkan pada tempat yang baru tidak di tempatkan pada motif tujuan berpuasa para murid Yohanes dan orang-orang Farisi.)*
*Merenungkan*弄
Beato Angelus Paoli adalah contoh orang yang senantiasa menyelaraskan diri dengan kehendak Tuhan/ Sabda Allah.
Dia di dalam hidupnya terkenal sebagai bapa bagi kaum papa. Ia begitu peduli kepada orang-orang miskin di dorong cintanya kepada Allah.
Tentu cara hidupnya diwarnai penyangkalan diri/berpuasa untuk tidak mencari pemuasan pada hawa nafsunya sendiri.
Ia melakukan puasa jasmani dan rohani.
Bagaimana dengan saya?
*Doa Permohonan*弄
弄Tuhan Yesus, Engkau mengajarkan puasa bukan sekedar puasa jasmani belaka, namun puasa menekankan aspek rohani untuk memerangi cacat cela diri kami, agar bisa bersatu kasih dengan-Mu. Tuhan bantu kami anak-anak-Mu, agar puasa kamu memperbaiki kelemahan kami, bukannya sekedar menahan rasa lapar secara fisik belaka. Kami mohon....
*Hening*弄
( Silakan hening barang 15 menit, untuk mengendapkan Sabda Tuhan, bisa sambil menyebut-nyebut nama: Yesus)
*Doa Penutup*弄
Tuhan dengan penyangkalan diri/ puasa, kami akan memotong egosentrisme untuk memungkinkan kami mempunyai hati suci dan rendah hati untuk bersatu dengan-Mu. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Tuhan sertamu – dan sertamu juga.
Semoga Allah yang Mahakuasa senantiasa memberkati Anda, keluarga, komunitas, aktivitas Anda hari ini.
*Demi nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin*
弄✝弄
曆曆曆
NB:
Para saudara terkasih. Terima kasih dukungan doa Anda bagi retret hening St. Maria Magdalena de Pazzi. Retret yang diikuti 26 orang telah berjalan dengan baik. Saat retret kami juga mengingat dan mendoakan ujud-ujud Anda. Tuhan memberkati. Terima kasih.
*Teriring doa dari Karmel*
***************************
*SENIN, 20 JANUARI 2020*
Bacaan Liturgi
Hari Biasa, Pekan Biasa II
PF S. Sebastianus, Martir
PF S. Fabianus, Paus dan Martir
*SIRAMAN ROHANI*                                                                                                            
Senin, 20 Januari 2020                                                                                                                      
RP Fredy Jehadin, SVD
*Tema: Kosongkanlah diri dan biarkan kuasa Tuhan mengisi kekosongan diri kita!*               
Markus 2: 18 – 22
Saudara-saudari... Hari ini kita mendengar bahwa ada orang yang bertanya kepada Yesus Kristus, katanya: “Mengapa murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-muridMu tidak?” Jawab Yesus, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak berpuasa, tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”
Dari jawaban Yesus kita bisa melihat apa artinya Puasa menurut Yesus Kristus. Puasa bagiNya adalah proses pertobatan. Seseorang mengalami kehilangan Tuhan dalam dirinya. Kehilangan itu terjadi karena bathinnya sudah dikuasai Setan; jiwanya sudah dirusaki dosa. Supaya bathinnya disucikan kembali, maka ia butuh pertobatan. Proses pertobatan bisa dilakukan lewat puasa. Dalam berpuasa, orang dengan sadar menolak kebiasaan buruk yang dilakukannya dan berbalik mengingkuti perintah Tuhan. Dalam berpuasa orang dengan sadar mengakui segala dosa dan kesalahannya yang sudah dibuatnya dan memohon bantuan Tuhan untuk menyucikan dosanya lewat Sakramen pertobatan. Sesudah mengakui dosa ia dengan penuh kesadaran menjalankan penitensi sebagai pernyataan tobat atas segala dosa yang dilakukannya.
Murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi mengadakan Puasa mungkin karena mereka sudah merasa ada kehilangan Tuhan dalam dirinya; Mungkin karena sudah terlalu banyak dosa yang dilakukannya, karena itu mereka butuh pengosongan diri dan biarkan Roh Tuhan menguasai bathinnya. Sebaliknya para murid Yesus tidak mengadakan puasa karena Yesus tahu bahwa para muridnya selalu ada bersama Dia. Dia adalah Tuhan. Keallahan yang ada dalam diri Yesus Kristus selalu membias dan menyinari para muridNya.
Seorang Profesor Spiritualitas, sewaktu mengajar tentang Sakramen Pengakuan katakan: “Sewaktu seorang masuk ke dalam ruang pengakuan dosa untuk menerima Sakramen Pengakuan, Tuhan yang hadir dalam Sakramen Pengakuan memancarkan sinar belaskasihanNya ke atas orang yang mengaku dosa dan pada waktu itu pribadi tersebut disucikan. Semua dosanya disucikan oleh sinar belaskasihan Tuhan.”
Suster Faustina, dalam penampakannya, ia melihat Tuhan lagi berdiri di pintu ruang Pengakuan. Di saat orang datang mengaku dosa, ia langsung dirangkul oleh Tuhan; kuasa Tuhan menguasai seluruh dirinya. Ia langsung disucikan oleh sinar belaskasihan Tuhan.
Pertanyaan untuk kita: Sebagai murid Kristus, apakah kita butuh puasa? Jawabannya: Pasti kita membutuhkan puasa dalam hidup kita. Puasa yang dimaksudkan di sini adalah butuh pengosongan diri dan kendalikan diri dari kebiasaan-kebiasan buruk dan biarkan Roh Tuhan mengisi kekosongan kita agar kita boleh mengalami Allah dan memulai cara hidup baru sesuai dengan nilai-nilai Injil dan kehendak Tuhan. Ada sekelompok orang, sebelum mereka keluar melayani sesama yang membutuhkan bantuan, mereka berpuasa selama tiga hari, makan cuma sekali sehari. Banyak waktu diisi dengan doa agar mereka dipenuhi dengan kekuatan Tuhan. Hasilnya, selama mereka melayani, mereka sungguh merasakan campurtangan Tuhan, dan yang dilayani pun turut merasakan kekuatan Allah.
Marilah saudara-saudari... Perbiasakanlah mengosongkan diri, biarkanlah kuasa Tuhan mengisi kekosongan kita agar kita sungguh mengalami kekuatanNya. Semakin kita dipenuhi oleh kekuatan Tuhan, maka kita akan semakin kuat menjalankan tugasNya dan kekuatan setan pun dapat kita kalahkan.
Kita berdoa semoga Tuhan selalu memberi kita kesabaran dan kekuatan di saat kita menjalankan puasa dalam hidup kita.
Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin
***************************
*PUASA*
_( Markus 2 : 18-22 )_
*Berpuasa bukanlah hal yang asing bagi umat dari berbagai latar belakang agama yang berbeda. Akan tetapi, tidak sedikit orang menjalani puasa hanya sebatas kewajiban agama, seperti yang dilakukan oleh orang-orang Farisi dalam bacaan kita hari ini*
_Ketika itu murid-murid Yohanes dan orang- orang Farisi sedang berpuasa (18). Murid-murid Yohanes berpuasa karena mereka sedang berduka atas pemenjaraan gurunya, Yohanes Pembaptis ( Mrk.1:14 )_
_Sedangkan orang- orang Farisi tampaknya berpuasa karena kewajiban agama semata. Ketika orang- orang Farisi melihat Yesus dan murid-murid tidak berpuasa, mereka menegur-Nya_
*Yesus justru menjadikannya sebagai pintu masuk untuk mengajarkan tentang puasa melalui tiga perumpamaan, yaitu mempelai, kain, dan anggur*
Yesus mengajarkan bahwa puasa harus dilakukan dengan:
*Pertama, waktu yang tepat (19-20). Yesus menegaskan, selama sahabat-sahabat mempelai bersama dengan sang mempelai, mereka tidak bisa berpuasa*
_Mengapa? Puasa biasa dipahami sebagai simbol rasa duka dan penyangkalan diri. Bagaimana mungkin mereka bisa berpuasa atau berduka jika mereka sedang bersukacita bersama sang mempelai?_
*Intinya, puasa tidak boleh dijalani jika hanya sebatas kewajiban atau penampilan semata, melainkan harus berasal dari kesungguhan hati*
*Kedua, cara yang tepat (21). Dalam perumpamaan menambal baju lama dengan kain baru, Yesus mengajarkan bahwa tidaklah tepat dan memadai jika keberdosaan dari hidup lama ditambal dengan tindakan-tindakan agamawi semata, yang dalam hal ini adalah berpuasa*
_Ketiga, tujuan yang tepat (22). Melalui penggambaran dari ilustrasi anggur baru tidak boleh ditaruh di dalam kantong yang lama, Yesus menegaskan bahwa tujuan melakukan puasa harus tepat, sebagaimana anggur baru ditaruh pada kantong baru, bukan kantong lama_
*_Seharusnya puasa membawa kita lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Jika kita melakukannya tanpa tanpa menyangkal diri, puasa yang dijalani akan sia-sia belaka_*
***************************
RENUNGAN HARIAN PEKAN BIASA II. SENIN, 20 JANUARI 2020. BACAAN : ISam.15:16-23. Mrk.2:18-22.
OLEH : RD. JOHN KOTA SANDO
Keindahan tampak luar belum tentu menggambarkan keindahan tampak dalam. Mungkin benar apa yang dikatakan peribahasa ini: "Yang pahit jangan cepat dibuang, yang manis jangan cepat ditelan". Tidak semua senyuman dan kata-kata manis keluar dari kemurnian dan ketulusan sebuah hati. Semuanya bisa dipoles dan diatur demi suatu kepentingan, bahkan untuk suatu persekongkolan jahat. Seringkali orang lebih sibuk memperbaiki tampilan luar dari dirinya, dalam lupa membenahi tampilan dalam dari dirinya.
Bacaan pertama (ISam.15:16-23) menceritakan bagaimana Saul dinasihati oleh Samuel supaya lebih banyak mendengarkan suara Tuhan; walaupun kurban bakaran itu juga penting. Keadaan hati harus dibenahi, agar kurban bakaran itu berkenan kepada Tuhan. Tuhan pernah mengkritik bangsa Israel dengan mengatakan begini: "Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, tetapi hatinya jauh dari padaKu" (Yes.29:13). Maka betapa pentingnya suasana hati atau batin kita selalu diperbaiki, agar kita lebih peka untuk mendengarkan suara dan kehendak Allah atas diri dan hidup kita.
Dalam bacaan Injil (Mrk.2:18-22) Yesus mengkritik orang-orang farisi yang gagal paham tentang arti puasa. Mereka berpuasa untuk memenuhi perintah hukum taurat. Tetapi bagi Yesus berpuasa berarti lebih banyak berefleksi dan berintrospeksi diri, memperbaiki dan membenahi keadaan hati. Puasa harus menghasilkan pertobatan dan membentuk hati yang penuh cinta. Apalah artinya puasa kita, kalau kita masih suka kekerasan, membenci, bersikap intoleran, menghina dan melecehkan orang lain?
Semoga kita kita lebih banyak membenahi dan memperbaiki keadaan hati kita, karena sesungguhnya dari hati yang baik terpancarlah seluruh kebaikan dari diri kita.
Semoga kita memiliki "inner beauty" (Keindahan dari dalam) yang berasal dari dalam diri kita untuk memancarkan kedamaian dan suka cita kepada sesama dan dunia sekitar kita.
A M I N.
***************************
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Senin pekan biasa ke-2, 20 Januari 2020
PERUBAHAN DI TANGAN TUHAN
Renungan kita pada ini bertema: Perubahan Di Tangan Tuhan. Seorang Indonesia sedang berlibur di kota Paris, Prancis. Ia membeli sepatu baru bermerek yang harganya mahal. Sesampainya di Indonesia baru ia tahu bahwa sepatu itu buatan Indonesia. Globalisasi telah membuat dunia ini menjadi satu kota dan pasar bersama. Globalisasi mengubah banyak segi kehidupan.
Ada 20 orang mengadakan rapat panitia HUT Paroki. Menjelang usai, seseorang menyampaikan bahwa makanan sudah siap untuk makan siang. Padahal sejak awal tidak terlihat ada meja khusus untuk menyiapkan makanan. Ternyata makanan dan minuman dipesan melalui aplikasi online Gofood. Teknologi telah membuat hidup ini menjadi sangat muda dan bergerak begitu cepat. 
Meski kita mengakui kalau globalisasi dan teknologi sangat berperan mengubah hidup kita, sebagai orang beriman kita mesti lebih mengakui lagi bahwa perubahan-perubahan itu memang ada di tangan Tuhan. Tuhan menyelenggarakan hidup kita, kemajuan teknologi, dan meluasnya globalisasi.
Pesatnya globalisasi dan kemajuan teknologi mampu memberikan jawaban atas berbagai kebutuhan kita saat ini. Tetapi persisnya kejadian mengenai nasib kita di masa depan belum jelas. Yang satu-satunya membuat jelas semua ialah Tuhan. Kita jalani hidup tiap hari dengan diterangi oleh cahaya belas kasih-Nya dan kekuatan firman-Nya, itu yang memberikan kita kepastian hidup. 
Satu-satunya kepastian kita ialah kehendak Tuhan. Tuhan ada di dunia karena misi yang dilakukan ialah membuat perubahan. Kalau bukan perubahan, Ia tidak perlu datang. Ia harus mengubah Saul yang kedapatan berbuat dosa, yang tidak taat, dan yang mau menang sendiri. Ia gantikan dengan seorang pemimpin yang baru. Aneka perubahan terjadi harus dapat dipahami bahwa Tuhan melihat dan mengizinkan itu terjadi, meskipun suatu perubahan bisa saja menyakitkan.
Yesus memakai perumpamaan tentang anggur baru yang harus disimpan dalam kantong atau tempayan yang baru, untuk mendorong kita agar perubahan memang harus terjadi di dalam hidup kita. Dunia politik, ekonomi, teknologi, globalisasi, lingkungan hidup ikut berubah dan Tuhan tidak membiarkan itu lepas dari kendali-Nya. Siapa pun yang tidak mengikuti, berarti ketinggalan.
Perubahan di dalam kita harus menjadi perubahan sebagai orang beriman. Ini berarti perubahan atas dasar pola lama dengan kejahatan dan dosa. Maka perubahan itu ialah mengubah dunia ini untuk menjadi lebih baik. Satu usulan sederhana buat kita semua: ketika baru bangun di pagi hari, buatlah satu niat untuk memulai harimu lebih baik dan memberikan perubahan.
Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan maha kuasa, penuhilah dan semangatilah hidup kami hari ini dengan kekuatan untuk pembaharuan hidup yang lebih baik. Salam Maria... Dalam nama Bapa...

Comments