*Senin, 23 Desember 2019* *Pekan Khusus Adven IV* ¤ Luk.1:57-66


RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN IV. SENIN, 23 DESEMBER 2019. BACAAN: Mal. 3:1-4; 4:5-6. Luk.1:57-66.
OLEH : RD. JOHN KOTA SANDO

Nama tidak sekedar sebuah identitas diri yang melekat pada seseorang, tetapi juga merupakan sebuah kekuatan. Ketika nama seseorang disebut orang merasa disapa dan dihargai. Kekuatan dari sebuah nama dapat menciptakan rasa nyaman dan tenang pada diri seseorang. Dalam dunia usaha dan entertainment kekuatan sebuah nama sangat menentukan kemajuan  dunia pasar dan daya tarik peminat.
Bacaan Injil hari ini (Luk.1:57-66) menceritakan bagaimana Zakharia mendapatkan kembali kemampuan berbicaranya ketika menyebut nama Yohanes. Hal itu membuktikan bahwa ada kekuatan Ilahi  yang mengalir dalam nama Yohanes tersebut. Yohanes pantas mendapatkan kekuatan itu karena ia adalah perintis jalan bagi kedatangan dan kehadiran Yesus ke dunia ini.
Bacaan pertama (Mal.3:1-4; 4:5-6) bercerita tentang pengutusan Nabi Elia di tengah bangsa Israel untuk menyerukan pertobatan dan kedatangan Tuhan. Boleh dikatakan bahwa ada kekuatan Ilahi yang mengalir dari nama yang di sandangnya itu, sehingga seruannya kepada bangsa Israel menghasilkan pertobatan "yang membuat hati para bapak berbalik kepada anak-anaknya, dan hati anak-anak kepada bapaknya" (Mal.4:6).

Berkat atas kehidupan kita sangat tergantung pada kesetiaan dan ketekunan kita menyerukan nama Allah dalam suka-duka kehidupan kita. Keluhuran martabat kita sangat tergantung pada bagaimana kita menjaga nama baik dan harga diri kita di hadapan sesama.
Semoga kita tak jemu-jemunya menyebut dan menyerukan nama Allah ketika kita berada dalam kesulitan. Gantikanlah sungutan dan keluhan kita dengan menyebut dan menyerukan nama Allah. Karena di dalam nama Allah ada kekuatan dahsyat yang menghalau  segala kecemasan dan ketakutan kita. Di dalam nama Allah ada damai, kebahagiaan, ketenangan, kesejukan, kekuatan dan kesembuhan. Semuanya itu akan kita dapatkan kalau kita senantiasa menyebut dan menyerukan namaNya. Nama Allah itu senantiasa indah dan dahsyat.
A M I N.

××××××××××××××


*Bacaan Liturgi 23 Desember 2019*

*Hari Biasa Khusus Adven*

*PF S. Yohanes dari Kety, Imam*

*Bacaan Pertama*
*Mal 3:1-4;4:5-6*
Aku akan mengutus Nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari Tuhan.
Pembacaan dari Nubuat Maleakhi:

Beginilah firman Tuhan semesta alam, 
"Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, 
supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! 
Dengan mendadak 
Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! 
Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, 
sungguh, Ia datang! 
Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? 
Siapakah yang dapat tetap berdiri apabila Ia menampakkan diri? 
Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam 
dan seperti sabun tukang penatu.
Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan perak; 
dan Ia akan mentahirkan orang Lewi, 
menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, 
supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan 
kurban yang benar kepada Tuhan.
Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem 
akan berkenan di hati Tuhan 
seperti pada hari-hari dahulu kala, 
dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah.

Sesungguhnya, Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu 
menjelang datangnya hari Tuhan yang besar dan dahsyat itu.
Maka ia akan membuat 
hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya, 
dan hati anak-anak kepada bapanya, 
supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.

Demikianlah sabda Tuhan!

*Bacaan Injil*
*Luk 1:57-66*
Kelahiran Yohanes Pembaptis.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin, 
dan ia melahirkan seorang anak laki-laki.
Ketika para tetangga serta sanak saudaranya mendengar 
bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepada Elisabet, 
bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia.
Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan 
untuk menyunatkan anak itu, 
dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya. 
Tetapi Elisabet, ibunya, berkata, 
"Jangan, ia harus dinamai Yohanes!"
Kata mereka kepadanya, 
"Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian."

Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya 
untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya 
kepada anak itu.
Zakharia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: 
Namanya adalah Yohanes. 
Dan mereka pun heran semuanya.

Seketika itu juga terbukalah mulut Zakharia, 
dan terlepaslah ikatan lidahnya, 
lalu ia berkata-kata dan memuji Allah.
Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, 
dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur 
di seluruh pegunungan Yudea.
Semua orang yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata, 
"Menjadi apakah anak ini nanti?" 
Sebab tangan Tuhan menyertai dia.

Demikianlah Injil Tuhan!

*RENUNGAN SINGKAT:*
*"KASIH DAN KEMURAHAN HATI ALLAH SUNGGUH NYATA."*

Peristiwa kelahiran Yohanes Pembaptis seperti kita baca dan dengar dari Injil hari ini sungguh menyatakan bahwa Kasih dan Kemurahan Hati Allah itu sungguh ada dan nyata.
Mengapa?
1) Pasutri Zakharia dan Elisabet sudah lanjut usia. Secara natural tidak mungkin lagi memmpunyai keturunan. Tetapi bagi Allah tidak ada yang mustahil. Elisabet yang dikatakan 'mandul' itu kemudian mengandung dan melahirkan Yohanes Pembaptis. Dan Yohanes Pembaptis inilah yang sudah diramalkan kedatangannya, seperti kita baca dan dengar dalam Bacaan Pertama. Dia disamakan dengan Nabi Elia.
2) Sembilan bulan Zakharia 'dipenjarakan' oleh kebisuan. Dan ketika Yohanes Pembaptis lahir, ketika dia menulis nama Yohanes sebagai nama anak yang dilahirkan Elisabet, dia berbicara lagi. Satu kasih dan kemurahan hati Tuhan lagi ditampakan.
3) Yang paling penting adalah bahwa dengan kelahiran Yohanes Pembaptis, maka jalan untuk Sang Penyelamat yang akan datang dipersiapkan, dipersiapkan oleh Yohanes Pembaptis dengan jalan mengajak kepada pertobatan.
Sungguh luar biasa kasih Allah.
Dan buat orang yang mengalami Kasih dan Kemurahan hati Allah, mereka pasti tidak akan tinggal diam. Mereka akan memuji dan mengagungkan Nama Allah lewat perkataan dan perbuatan mereka. Zakharia adalah contohnya. Dia langsung memuji Allah. Dia sungguh mengalami Kasih dan Cinta Allah.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga yang mengalami Kasih dan Kemurahan Hati Allah juga memuji Allah dengan perkataan dan perbuatan kita selalu?
Atau, apakah kita sudah siap menyambut Sang Penyelamat yang jalanNya dipersiapkan Yohanes Pembaptis? Semoga.
Roh Kudus menguatkan dan memampukan kita. Dalam Nama Tuhan Yesus. Amin.

*DOA:*
Tuhan Yesus terima kasih atas segala karuniaMu dan penyertaanMu. Ampunilah dosa dan salah kami. Bantulah kami agar siap menyambutMu, dan agar kami tidak ragu memuliakanMu lewat perkataan dan perbuatan kami. Amin.

Tuhan Yesus menyertai dan memberkati kita semua (Dan Keluarga) dan seluruh hari kita
๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™✝✝✝๐Ÿ›๐Ÿ›๐Ÿ›


*Salam dalam Kasih Tuhan Yesus,*

*RP. Lukas Gewa Tiala (Adi), SVD.*


××××××××××××

*Senin, 23 Desember 2019*
*Pekan Khusus Adven IV*
¤ Mal. 3:1-4; 4:5-6
¤ Mzm.25:4bc-5ab,8-9,10,14
¤ Luk.1:57-66
*"Imago et similitudo Dei"* 
~ _Citra dan cerminan Allah_ ~
   Inilah _panggilan_ dan _tugas_ Yohanes Pembaptis dalam kerangka rencana keselamatan Allah bagi manusia.
   Mengacu pada bacaan Injil hari ini, pemberian nama _Yohanes_ bagi bayi yang lahir dari pasutri  Zakaria  dan Elisabet karena dialah yang nantinya menghadirkan berkat dan kemurahan Allah yang penuh kuasa dan wibawa.
   Adapun _keistimewaan_ dari pribadi _Yohanes Pembaptis_ sebagai figur yang penuh _kuasa_ dan _wibawa_ ini, antara lain:
1. *Kerendahan hati*
   Yohanes benar-benar mau miskin di hadapan Allah dan sesamanya. Hati dan hidupnya sederhana tapi kaya makna karena ia sadar bahwa dirinya hanyalah sebagai pembuka jalan bagi Tuhan. Semua diperbuatnya semata supaya banyak orang bertobat dan ia menyiapkan jalan bagi datangnya Tuhan, bukan bagi dirinya sendiri.
   Di sinilah Yohanes Pembaptis bisa kita jadikan _teladan iman_ yang penuh kerendahan hati.
2. *Keberanian*
   Keberanian Yohanes yang bersikap tegas, jelas, lugas dalam mewartakan kebenaran dari padang gurun sampai istana Herodes. Ia tidak takut sebagai seorang nabi dan juru bicara Allah.
   Di sinilah kita diharap mempunyai _keberanian_ menyuarakan 'kebenaran' bagi sesama. Suara yang menghibur, menyelamatkan, merasakan belas-kasihan dan kerahiman Tuhan yang menghantar mereka menjadi dekat dan akrab dengan Tuhan. Dengan bantuan Tuhan, kita pasti menjadi suara yang baik bagi sesama!
   Saudaraku, Natal sendiri adalah sebuah momentum kita untuk berani mencintai kehendakNya: 'menerima' terang-Nya sekaligus mau 'memberi' terang-Nya bagi yang lain sehingga terang Natal boleh semakin dialami banyak orang. Kita dipanggil seperti Yohanes menjadi 'penunjuk jalan' bagi saudara-saudara untuk bertemu dengan Kristus, Sang Terang.
   Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang brani rendah hati mewartakan kebenaran menuju Sang Terang. Amin.

 *DOA:*
Ya Tuhan Yesus, ajarilah kami berani bersikap rendah hati dan beriman teguh seperti Yohanes Pembaptis. Bantulah supaya kami terhindar dari kesombongan rohani. Dan kuatkan agar kami mampu untuk menjadi saluran berkat-Mu bagi sesama kami. Amin.

Luk. 1:57-66 ~ Senin
_"Jangan, ia harus dinamai YOHANES."_
Zakharia dan Elisabet, orang yang takut akan Allah, patuh dan setia pada kehendak-Nya. Sikap kita yang tidak takut akan Allah bila kita selalu curiga dan iri hati terhadap sesama yang berhasil, serta suka menebar berita buruk pada sesama - gosip; tidak setia dan tidak patuh pada perintah Allah.
Saudaraku, adakah semangat Zakharia dan Elisabet yang takut akan Allah ini juga mewarnai hidup Anda?
JLU.


Comments