SABTU, 22 FEBRUARI 2020
Bacaan Liturgi
Pesta Takhta S. Petrus, Rasul
Bacaan Injil
Mat 16:13-19
Engkau adalah Petrus,
dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Sekali peristiwa
Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi.
Ia bertanya kepada murid-murid-Nya,
"Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
Jawab mereka,
"Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis,
ada juga yang mengatakan: Elia,
dan ada pula yang mengatakan: Yeremia
atau salah seorang dari para nabi."
Lalu Yesus bertanya kepada mereka,
"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
Maka jawab Simon Petrus,
"Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Kata Yesus kepadanya,
"Berbahagialah engkau Simon bin Yunus,
sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu,
melainkan Bapa-Ku yang di surga.
Dan Aku pun berkata kepadamu:
Engkau adalah Petrus,
dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku,
dan alam maut tidak akan menguasainya.
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.
Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga,
dan apa yang kaulepaskan di dunia ini
akan terlepas di surga."
Demikianlah Injil Tuhan.
====================
SIRAMAN ROHANI
Sabtu, 22 Februari 2020
RP Fredy Jehadin SVD
Tema: Kepadamu Akan Kuberikan Kunci Kerajaan Sorga! Matius 16: 13 - 19
Saudara-saudari... Hari ini kita merayakan Pesta Tahta St. Petrus. Santu Petrus menerima kepercayaan Tuhan untuk memimpin para pengikut Yesus. St. Petrus menerima kunci kerajaan sorga. Santu Petrus dipuji oleh Yesus Kristus karena dia memberi satu jawaban yang tepat sewaktu Yesus bertanya: “Siapakah Anak Manusia menurut kamu?” Petrus, yang sudah dipenuhi oleh Roh Kudus menjawab: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Mendengar pernyataan Petrus, Yesus dengan senang hati berkata kepada-nya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu melainkan Bapa-Ku yang di Sorga.” Dari pernyataan Yesus ini kita bisa tahu akan keterbukaan Petrus kepada Roh Kudus. Dia membiarkan Roh Kudus berkata-kata lewat mulutnya. Ia membiarkan mulutnya jadi saluran suara Roh Kudus. Dia tidak membiarkan Roh Kudus terperangkap dalam dirinya, tetapi membiarkan Roh Kudus bersuara lewat mulutnya. Karena iman dan keterbukaannya kepada Roh Kudus, maka selanjutnya Yesus berkata kepadanya: “Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” Yesus sungguh percaya akan keteguhan iman Petrus. Yesus sungguh percaya, bahwa dibawa kepemimpian Petrus jemaat Yesus akan tetap berkembang, tidak akan binasa. Karena keteguhan dan kekuatan iman Petrus, Yesus menyerahkan kunci Kerajaan Sorga kepadanya. Kepada Petrus, Yesus berkata: “Kepadamu akan kuberikan kunci Kerajaan Sorga: Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga!” Karena imannya yang sangat teguh dan kuat, Petrus menerima kepercayaan dari Yesus sendiri untuk menerima kunci kerajaan Sorga.
Memberi kunci berarti memberi otorita, kuasa penuh untuk menjaga dan melayani. Dari saat itu Petrus menjadi pemimpin para Rasul sampai dia mati di kayu salib. Kuasa dan tugas yang diterimanya dari Yesus bukanlah satu simbol kemegahan yang membuatnya sombong, tetapi satu tugas pelayanan yang sangat besar tanggungjawabnya. Kekuasaan yang diterima Petrus dari Yesus adalah sebuah perutusan. Karena sebuah perutusan, maka dia harus menjalankannya dengan penuh tanggungjawab sampai dia mati di salib.
Kini kekuasaan dan tanggungjawab mewartakan Kerajaan Allah itu diteruskan oleh pengganti Petrus, yaitu Paus, para uskup dan semua pengikut Kristus. Jadi kita semua, para pengikut Kristus dipanggil untuk menjadi saksi Kristus di mana saja kita berada dan apa pun profesi kita.
Karena itu kita memohon bantuan St. Petrus untuk mendoakan kita, agar iman kita selalu diteguhkan dan jiwa kita selalu dipenuhi Roh Kudus.
Kita juga memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!
Selamat pagi 🚴
"Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya."
(Mat 16:13-19)
Keteguhan, keyakinan serta sikap yang jujur, adalah modal 🔥yang kuat untuk menjadi bentara Yesus Kristus.
Berkah Dalem ✝
"Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini, Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan aku memberikan kepadamu kunci kerajaan surga.”
Yesus melihat IMAN dan kesungguhan cinta Petrus. Itulah sebabnya Yesus menjadikan Petrus sebagai PONDASI GEREJA. Paus adalah pengganti Petrus dan wakil Kristus di dunia. Dia adalah penjaga kesatuan Gereja dan kemurnian ajaran iman apostolis.
Saudaraku, kita patut bersyukur atas kehadiran Paus sebagai pemimpin Gereja Universal.
Selamat merayakan Pesta Takhta Santo Petrus, Rasul.
JLU.
Pekan Biasa VI
Pesta Takhta St. Petrus, Rasul
¤ 1 Ptr. 5:1-4
¤ Mzm. 23:1-3a.4,5,6
¤ Mat.16:13-19
"Caritas Pastoralis"
~ Cinta kasih kegembalaan ~
Inilah semangat dasar iman ketika kita merayakan Pesta Tahta St Petrus
Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Yesus memberikan kuasa kepada St. Petrus yang menjadi alasan adanya Gereja: persekutuan umat beriman.
Adapun semangat dasar yang bisa kita petik dan maknai dari 'cinta kasih kegembalaan' ini, antara lain:
1. Bersukacita dan bersyukur
Yesus mengajak Petrus berubah:
* dari Simon (pendengar)
~ jadi Petrus (batu karang)
* dari penjala ikan
~ jadi penjala manusia
* dari nelayan
~ jadi pelayan
* dari hamba
~ jadi sahabat
* dari murid
~ jadi guru
* dari orang yang penakut dan
mudah menyangkal Yesus
~ jadi orang yang berani dan
rajin bersaksi tentang Yesus
* dari karyanya hanya
di sekitar danau Galilea
~ jadi karyanya bagi segala dan
seluruh penjuru dunia
Di sinilah kita menyadari bahwa setiap hari adalah panggilan bagi kita untuk berubah, berkembang lebih baik lagi. Perubahan menjadi lebih baik inilah yang seharusnya membuat kita bersukacita dan bersyukur dalam karya selanjutnya.
2. Berdoa dan bertobat
Ketika Yesus ditangkap, Petrus ketakutan. Saat itu, Petrus berdosa dengan menyangkal Yesus tiga kali. Tapi, syukurnya Petrus berdoa dan bertobat: ia menyesali perbuatannya dengan sepenuh hati.
Di sinilah kita diharapkan mau belajar seperti yang dialami Petrus: mau berdoa dan bertobat. Semakin kita berdoa dan bertobat, menangis dan menyesali dosa-dosa kita karena menyebabkan kesedihan mendalam terhadap Yesus, maka cinta kita akan Yesus semakin kuat.
3. Berbelarasa dan berkarya
Petrus pergi dari Israel menuju kota Roma, sebagai pusat seluruh Kerajaan Romawi. Di sanalah, Petrus berkarya: mewartakan Injil sekaligus mempertobatkan banyak orang.
Di sinilah kita belajar berbelarasa dan berkarya seperti Petrus. Apabila kita berani berbelarasa dan berkarya dalam pelayanan yakni memberikan cinta sekaligus per-HATI-an, sambil menunjukkan serta membuktikan kehangatan cinta kasih kita terlebih dahulu, maka kehangatan cinta kasih dan dukungan ini bisa meningkatkan kualitas hidup pelayanan kita sendiri.
Saudaraku, marilah kita mensyukuri dan mendoakan para gembala Gereja kita: Sri Paus, para Uskup, para Imam dan para Diakon, atas perutusannya melayani umat dan bahkan semua bangsa manusia dengan kehangatan kasih yang mempersatukan seluruh Gereja dan umat manusia. Akhirnya menghadirkan kemuliaan Kristus bagi semua orang.
Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang rela melayani dengan kasihNya. Amin.
DOA:
Ya Bapa, kami memohon pertolongan-Mu dalam hidup kami, agar setiap hari Engkau yang membimbing kami dan membawa kami semakin mendekat kepada-Mu. Semoga iman kami dapat semakin kokoh, harapan kami semakin kuat dan kasih kami semakin berkembang di dalam Engkau, sehingga kami bukan saja dapat meraih keselamatan seperti yang Kristus janjikan namun juga dapat memberikan warisan iman yang kokoh bagi “generasi” yang selanjutnya. Amin.
PETRUS SANG BATU KARANG
( Matius 16 : 13-19 )
Biasanya orang karena bergaul akrab akan mengenal sahabatnya lebih dekat, dan dapat mendeskripsikan sahabatnya itu
Strategi Yesus untuk mendapatkan pengakuan jujur para murid adalah dengan lebih dahulu menanyakan pandangan orang lain mengenai diri-Nya. Baru kemudian Yesus menanyakan pandangan atau pengenalan para murid secara pribadi
Simon Petrus mewakili para murid menjawab bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah. Yesus menyebut Simon berbahagia bukan karena kemampuannya menjawab tepat melainkan karena ia telah menerima anugerah penyataan Allah Bapa
Dengan pengenalan yang benar akan Mesias, tanggung jawab memimpin jemaat juga diberikan. Petrus, dipercaya memimpin para rasul untuk menggembalakan gereja
Sedangkan gereja itu sendiri didirikan atas dasar Yesus. Perhatikan kata Petrus yang berarti batu ( Yun. Petros ) sedangkan kata batu karang ( Yun. Petra ) artinya batu karang yang besar. Petrus dan para rasul diberi otoritas untuk mengelolanya
Batu karang tempat berlindung dari hempasan ombak dan tempat berpegang agar tak hanyut oleh arus-arus ganas. Dengan menyebut Petrus sebagai batu karang, Yunaninya “petra”, ditandaskan bahwa ia bertugas melindungi umat yang dibangun Yesus dari marabahaya yang selalu menghunjam
Dikatakan juga bahwa alam maut ( Yunaninya “hades”, Ibraninya “syeol” ) takkan bisa menguasainya, maksudnya takkan dapat mematikan kumpulan orang yang percaya tadi
Orang zaman old membayangkan jalan ke alam maut sebagai lubang yang menganga lebar. Seperti liang lahat yang besar. Semua orang mati pasti akan ke sana dan tak ada jalan kembali.
Satu-satunya cara untuk mencegah agar orang tidak tersedot ke dalamnya ialah dengan menyumbatnya dengan batu besar yang tidak bakal tertelan dan tak tergoyah. Petrus digambarkan sebagai tempat Yesus mendirikan umat yang takkan terkuasai alam maut
Gambaran di atas dapat membantu mengerti mengapa kepada Petrus diberikan kunci Kerajaan Surga. Bukannya ia dipilih menjadi orang yang menentukan siapa boleh masuk siapa tidak, melainkan sebagai yang bertugas menahan agar kekuatan-kekuatan maut tidak memasuki Kerajaan Surga! Ia mengunci surga dari pengaruh yang jahat
Apa yang diikatnya di bumi, yang tetap dikunci di bumi, yakni jalan ke alam maut akan tetap terikat dan tidak akan bisa merambat ke surga. Tak ada jalan ke surga bagi daya-daya maut. Apa yang dilepaskannya di bumi, yakni manusia yang bila dibiarkan sendirian akan menjadi mangsa lubang syeol menganga tadi
Sangat tidak tepat bila kata-kata itu ditafsirkan sebagai penugasan Petrus menjadi “juru kunci gerbang surga” menentukan siapa orang diperkenankan masuk dan dibiarkan di luar tidak peka konteks. Justru tafsiran itu akan membuat warta Injil Matius kurang terasa
Bisakah gagasan kunci Kerajaan Surga dipakai sebagai dasar bagi wibawa takhta apostolik Paus penerus Petrus? Tentu saja, asal dilandasi dengan pengertian di atas
Bukan dalam artian juru kunci gerbang ke arah keselamatan, membuka atau menutup akses ke surga, melainkan sebagai penangkal kekuatan-kekuatan alam maut
Pernyataan itu memuat penugasan melindungi umat, bukan pemberian kuasa menghakimi
Bacaan Liturgi
Pesta Takhta S. Petrus, Rasul
Bacaan Injil
Mat 16:13-19
Engkau adalah Petrus,
dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Sekali peristiwa
Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi.
Ia bertanya kepada murid-murid-Nya,
"Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"
Jawab mereka,
"Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis,
ada juga yang mengatakan: Elia,
dan ada pula yang mengatakan: Yeremia
atau salah seorang dari para nabi."
Lalu Yesus bertanya kepada mereka,
"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
Maka jawab Simon Petrus,
"Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
Kata Yesus kepadanya,
"Berbahagialah engkau Simon bin Yunus,
sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu,
melainkan Bapa-Ku yang di surga.
Dan Aku pun berkata kepadamu:
Engkau adalah Petrus,
dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku,
dan alam maut tidak akan menguasainya.
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga.
Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga,
dan apa yang kaulepaskan di dunia ini
akan terlepas di surga."
Demikianlah Injil Tuhan.
====================
SIRAMAN ROHANI
Sabtu, 22 Februari 2020
RP Fredy Jehadin SVD
Tema: Kepadamu Akan Kuberikan Kunci Kerajaan Sorga! Matius 16: 13 - 19
Saudara-saudari... Hari ini kita merayakan Pesta Tahta St. Petrus. Santu Petrus menerima kepercayaan Tuhan untuk memimpin para pengikut Yesus. St. Petrus menerima kunci kerajaan sorga. Santu Petrus dipuji oleh Yesus Kristus karena dia memberi satu jawaban yang tepat sewaktu Yesus bertanya: “Siapakah Anak Manusia menurut kamu?” Petrus, yang sudah dipenuhi oleh Roh Kudus menjawab: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Mendengar pernyataan Petrus, Yesus dengan senang hati berkata kepada-nya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu melainkan Bapa-Ku yang di Sorga.” Dari pernyataan Yesus ini kita bisa tahu akan keterbukaan Petrus kepada Roh Kudus. Dia membiarkan Roh Kudus berkata-kata lewat mulutnya. Ia membiarkan mulutnya jadi saluran suara Roh Kudus. Dia tidak membiarkan Roh Kudus terperangkap dalam dirinya, tetapi membiarkan Roh Kudus bersuara lewat mulutnya. Karena iman dan keterbukaannya kepada Roh Kudus, maka selanjutnya Yesus berkata kepadanya: “Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” Yesus sungguh percaya akan keteguhan iman Petrus. Yesus sungguh percaya, bahwa dibawa kepemimpian Petrus jemaat Yesus akan tetap berkembang, tidak akan binasa. Karena keteguhan dan kekuatan iman Petrus, Yesus menyerahkan kunci Kerajaan Sorga kepadanya. Kepada Petrus, Yesus berkata: “Kepadamu akan kuberikan kunci Kerajaan Sorga: Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga!” Karena imannya yang sangat teguh dan kuat, Petrus menerima kepercayaan dari Yesus sendiri untuk menerima kunci kerajaan Sorga.
Memberi kunci berarti memberi otorita, kuasa penuh untuk menjaga dan melayani. Dari saat itu Petrus menjadi pemimpin para Rasul sampai dia mati di kayu salib. Kuasa dan tugas yang diterimanya dari Yesus bukanlah satu simbol kemegahan yang membuatnya sombong, tetapi satu tugas pelayanan yang sangat besar tanggungjawabnya. Kekuasaan yang diterima Petrus dari Yesus adalah sebuah perutusan. Karena sebuah perutusan, maka dia harus menjalankannya dengan penuh tanggungjawab sampai dia mati di salib.
Kini kekuasaan dan tanggungjawab mewartakan Kerajaan Allah itu diteruskan oleh pengganti Petrus, yaitu Paus, para uskup dan semua pengikut Kristus. Jadi kita semua, para pengikut Kristus dipanggil untuk menjadi saksi Kristus di mana saja kita berada dan apa pun profesi kita.
Karena itu kita memohon bantuan St. Petrus untuk mendoakan kita, agar iman kita selalu diteguhkan dan jiwa kita selalu dipenuhi Roh Kudus.
Kita juga memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!
Selamat pagi 🚴
"Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya."
(Mat 16:13-19)
Keteguhan, keyakinan serta sikap yang jujur, adalah modal 🔥yang kuat untuk menjadi bentara Yesus Kristus.
Berkah Dalem ✝
==================================
Mat. 16:13-19 ~ Sabtu"Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini, Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan aku memberikan kepadamu kunci kerajaan surga.”
Yesus melihat IMAN dan kesungguhan cinta Petrus. Itulah sebabnya Yesus menjadikan Petrus sebagai PONDASI GEREJA. Paus adalah pengganti Petrus dan wakil Kristus di dunia. Dia adalah penjaga kesatuan Gereja dan kemurnian ajaran iman apostolis.
Saudaraku, kita patut bersyukur atas kehadiran Paus sebagai pemimpin Gereja Universal.
Selamat merayakan Pesta Takhta Santo Petrus, Rasul.
JLU.
===================================
Sabtu, 22 Februari 2020Pekan Biasa VI
Pesta Takhta St. Petrus, Rasul
¤ 1 Ptr. 5:1-4
¤ Mzm. 23:1-3a.4,5,6
¤ Mat.16:13-19
"Caritas Pastoralis"
~ Cinta kasih kegembalaan ~
Inilah semangat dasar iman ketika kita merayakan Pesta Tahta St Petrus
Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Yesus memberikan kuasa kepada St. Petrus yang menjadi alasan adanya Gereja: persekutuan umat beriman.
Adapun semangat dasar yang bisa kita petik dan maknai dari 'cinta kasih kegembalaan' ini, antara lain:
1. Bersukacita dan bersyukur
Yesus mengajak Petrus berubah:
* dari Simon (pendengar)
~ jadi Petrus (batu karang)
* dari penjala ikan
~ jadi penjala manusia
* dari nelayan
~ jadi pelayan
* dari hamba
~ jadi sahabat
* dari murid
~ jadi guru
* dari orang yang penakut dan
mudah menyangkal Yesus
~ jadi orang yang berani dan
rajin bersaksi tentang Yesus
* dari karyanya hanya
di sekitar danau Galilea
~ jadi karyanya bagi segala dan
seluruh penjuru dunia
Di sinilah kita menyadari bahwa setiap hari adalah panggilan bagi kita untuk berubah, berkembang lebih baik lagi. Perubahan menjadi lebih baik inilah yang seharusnya membuat kita bersukacita dan bersyukur dalam karya selanjutnya.
2. Berdoa dan bertobat
Ketika Yesus ditangkap, Petrus ketakutan. Saat itu, Petrus berdosa dengan menyangkal Yesus tiga kali. Tapi, syukurnya Petrus berdoa dan bertobat: ia menyesali perbuatannya dengan sepenuh hati.
Di sinilah kita diharapkan mau belajar seperti yang dialami Petrus: mau berdoa dan bertobat. Semakin kita berdoa dan bertobat, menangis dan menyesali dosa-dosa kita karena menyebabkan kesedihan mendalam terhadap Yesus, maka cinta kita akan Yesus semakin kuat.
3. Berbelarasa dan berkarya
Petrus pergi dari Israel menuju kota Roma, sebagai pusat seluruh Kerajaan Romawi. Di sanalah, Petrus berkarya: mewartakan Injil sekaligus mempertobatkan banyak orang.
Di sinilah kita belajar berbelarasa dan berkarya seperti Petrus. Apabila kita berani berbelarasa dan berkarya dalam pelayanan yakni memberikan cinta sekaligus per-HATI-an, sambil menunjukkan serta membuktikan kehangatan cinta kasih kita terlebih dahulu, maka kehangatan cinta kasih dan dukungan ini bisa meningkatkan kualitas hidup pelayanan kita sendiri.
Saudaraku, marilah kita mensyukuri dan mendoakan para gembala Gereja kita: Sri Paus, para Uskup, para Imam dan para Diakon, atas perutusannya melayani umat dan bahkan semua bangsa manusia dengan kehangatan kasih yang mempersatukan seluruh Gereja dan umat manusia. Akhirnya menghadirkan kemuliaan Kristus bagi semua orang.
Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang rela melayani dengan kasihNya. Amin.
DOA:
Ya Bapa, kami memohon pertolongan-Mu dalam hidup kami, agar setiap hari Engkau yang membimbing kami dan membawa kami semakin mendekat kepada-Mu. Semoga iman kami dapat semakin kokoh, harapan kami semakin kuat dan kasih kami semakin berkembang di dalam Engkau, sehingga kami bukan saja dapat meraih keselamatan seperti yang Kristus janjikan namun juga dapat memberikan warisan iman yang kokoh bagi “generasi” yang selanjutnya. Amin.
===================================
PETRUS SANG BATU KARANG
( Matius 16 : 13-19 )
Biasanya orang karena bergaul akrab akan mengenal sahabatnya lebih dekat, dan dapat mendeskripsikan sahabatnya itu
Strategi Yesus untuk mendapatkan pengakuan jujur para murid adalah dengan lebih dahulu menanyakan pandangan orang lain mengenai diri-Nya. Baru kemudian Yesus menanyakan pandangan atau pengenalan para murid secara pribadi
Simon Petrus mewakili para murid menjawab bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah. Yesus menyebut Simon berbahagia bukan karena kemampuannya menjawab tepat melainkan karena ia telah menerima anugerah penyataan Allah Bapa
Dengan pengenalan yang benar akan Mesias, tanggung jawab memimpin jemaat juga diberikan. Petrus, dipercaya memimpin para rasul untuk menggembalakan gereja
Sedangkan gereja itu sendiri didirikan atas dasar Yesus. Perhatikan kata Petrus yang berarti batu ( Yun. Petros ) sedangkan kata batu karang ( Yun. Petra ) artinya batu karang yang besar. Petrus dan para rasul diberi otoritas untuk mengelolanya
Batu karang tempat berlindung dari hempasan ombak dan tempat berpegang agar tak hanyut oleh arus-arus ganas. Dengan menyebut Petrus sebagai batu karang, Yunaninya “petra”, ditandaskan bahwa ia bertugas melindungi umat yang dibangun Yesus dari marabahaya yang selalu menghunjam
Dikatakan juga bahwa alam maut ( Yunaninya “hades”, Ibraninya “syeol” ) takkan bisa menguasainya, maksudnya takkan dapat mematikan kumpulan orang yang percaya tadi
Orang zaman old membayangkan jalan ke alam maut sebagai lubang yang menganga lebar. Seperti liang lahat yang besar. Semua orang mati pasti akan ke sana dan tak ada jalan kembali.
Satu-satunya cara untuk mencegah agar orang tidak tersedot ke dalamnya ialah dengan menyumbatnya dengan batu besar yang tidak bakal tertelan dan tak tergoyah. Petrus digambarkan sebagai tempat Yesus mendirikan umat yang takkan terkuasai alam maut
Gambaran di atas dapat membantu mengerti mengapa kepada Petrus diberikan kunci Kerajaan Surga. Bukannya ia dipilih menjadi orang yang menentukan siapa boleh masuk siapa tidak, melainkan sebagai yang bertugas menahan agar kekuatan-kekuatan maut tidak memasuki Kerajaan Surga! Ia mengunci surga dari pengaruh yang jahat
Apa yang diikatnya di bumi, yang tetap dikunci di bumi, yakni jalan ke alam maut akan tetap terikat dan tidak akan bisa merambat ke surga. Tak ada jalan ke surga bagi daya-daya maut. Apa yang dilepaskannya di bumi, yakni manusia yang bila dibiarkan sendirian akan menjadi mangsa lubang syeol menganga tadi
Sangat tidak tepat bila kata-kata itu ditafsirkan sebagai penugasan Petrus menjadi “juru kunci gerbang surga” menentukan siapa orang diperkenankan masuk dan dibiarkan di luar tidak peka konteks. Justru tafsiran itu akan membuat warta Injil Matius kurang terasa
Bisakah gagasan kunci Kerajaan Surga dipakai sebagai dasar bagi wibawa takhta apostolik Paus penerus Petrus? Tentu saja, asal dilandasi dengan pengertian di atas
Bukan dalam artian juru kunci gerbang ke arah keselamatan, membuka atau menutup akses ke surga, melainkan sebagai penangkal kekuatan-kekuatan alam maut
Pernyataan itu memuat penugasan melindungi umat, bukan pemberian kuasa menghakimi
=====================================
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu pekan biasa ke-6, 22 Februari
2020; Pesta Takhta Santo Petrus, Rasul.
YANG ADA DI TAKHTA
Renungan kita pada hari ini bertema: Yang Ada di Takhta. Kita memahami
bahwa yang sebenarnya duduk di takhta di dalam bahasa Inggris disebut chairman atau chairperson, pemimpin yang bertakhta atau yang berkuasa. Jadi ada
dua unsur yang sangat penting di sini, yaitu kursi atau takhta dan sang
pemimpin atau raja. Keduanya adalah satu kesatuan dan tidak bisa dipisahkan
satu dari yang lain.
Gereja Katolik adalah satu-satunya Gereja Kristen dan cara ungkapan
keagamaan yang memberikan perhatian istimewa kepada takhta atau kursi. Ini
adalah sebuah kursi yang suci dan amat mulia. Yesus adalah pemilik kursi itu,
di mana di dalam pengajaran-pengajaran-Nya, ia dalam posisi duduk untuk
menandakan bahwa ia memiliki otoritas untuk berkata dalam kebenaran dan kebijaksanaan.
Seorang pemimpin, ketika memberikan pengajaran atau petuahnya dalam posisi
duduk berarti ia adalah seorang bapak, pendidik, dan pembimbing.
Tugas penting Yesus Kristus ini hendak diwariskan kepada para
pengikut-Nya, sehingga tetap terpelihara persekutuan di dalam Gereja dan
kewenangan mengajar di dalam kebenaran yang tidak terputuskan. Rasul Petrus
yang memberikan pengakuan imannya dan menyebutkan dengan sungguh benar
identitas Yesus Kristus, dipilih oleh Tuhan untuk posisi kursi tersebut. Ia
menjadi wakil Kristus di dunia, dan ia berhak untuk disebut chairman atau chairperson di dalam Gereja yang satu dan universal.
Petrus tidak mengusahakan bahkan mencari jalan tersendiri untuk
menduduki takhta tersebut. Ia hanyalah salah satu dari kedua belas rasul yang
hidup bersama dengan Yesus siang dan malam. Namun pilihan itu sepenuhnya datang
dari Tuhan, berdasarkan kuasa dan kehendak-Nya. Dengan cara pandang seperti
ini, kita mesti dapat mengerti bahwa para pengganti Petrus yang menduduki
takhta di Vatikan, memang tidak mencari posisi tersebut. Mereka dipilih.
Mekanisme penentuan seorang pengganti Petrus atau lazimnya kita sebut
Paus, mengikuti prosedur yang sudah baku dan semuanya sangat ditentukan oleh
bimbingan Roh Kudus dan gerakan kehendak Allah. Proses itu mulia dan suci, sama
dengan posisi atau kursi juga suci dan mulia. Meskipun demikian, pribadi Paus
adalah manusia yang tidak luput dari dosa dan kesalahan.
Selain itu, tugasnya sungguh berat, yaitu menjalankan amanat Kristus
kepadanya: apa yang kauikat di dunia akan terikat di surga, dan apa yang
kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga. Jadi pada hari ini kita
diingatkan untuk memberikan perhatian dan devosi kita kepada Bapa Suci dan
tugas perutusannya. Kita perlu taat kepadanya, mendengarkannya, mendoakannya,
dan mendukungnya di dalam tugas-tugasnya.
Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa ... Ya Yesus, semoga Bapa Suci
Fransiskus selalu dirahmati kesehatan dan kebijaksanaan dari-Mu. Salam Maria...
Dalam...
Comments
Post a Comment