Yoh. 3:22-30, Bacaan dan renungan Harian Sabtu 11 Januari 2020

Sabtu, 11 Januari 2020
Bacaan Liturgi 11 Januari 2020
Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan
Bacaan Pertama
1Yoh 5:14-21 Allah mengabulkan doa kita.
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes:
Saudara-saudaraku terkasih,
inilah sebabnya kita berani menghadap Allah,
yaitu karena Ia mengabulkan doa kita,
jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.
Dan jikalau kita tahu
bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta,
maka kita tahu juga
bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu
yang kita minta kepada-Nya.
Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa,
yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut,
hendaklah ia berdoa kepada Allah;
Maka Allah akan memberikan hidup kepadanya,
yaitu kepada dia
yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut itu.
Ada dosa yang mendatangkan maut,
dan tentang ini, tidak kukatakan bahwa ia harus berdoa.
Semua kejahatan adalah dosa,
tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut.
Kita tahu,
bahwa setiap orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa;
tetapi Dia yang lahir dari Allah melindungi orang itu,
dan si jahat tidak dapat menjamahnya.
Kita tahu bahwa kita berasal dari Allah
dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.
Akan tetapi kita tahu bahwa Anak Allah telah datang,
dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita supaya kita mengenal Yang Benar,
di dalam Anak-Nya Yesus Kristus.
Dia adalah Allah yang benar dan kehidupan yang kekal.
Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala.
Demikianlah sabda Tuhan!
Bacaan Injil : Yoh 3:22-30
Sahabat mempelai bersukacita mendengar suara mempelai.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:
Sekali peristiwa
Yesus bersama murid-murid-Nya pergi ke tanah Yudea,
dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis.
Akan tetapi Yohanes pun membaptis juga di Ainon, dekat Salim,
sebab di situ banyak air,
dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis,
sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara.
Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes
dengan seorang Yahudi tentang penyucian.
Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya,
"Rabi, orang yang bersama dengan engkau
di seberang sungai Yordan,
dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian,
Dia membaptis juga, dan semua orang pergi kepada-Nya."
Jawab Yohanes,
"Tidak ada seorang pun
yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya,
kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari surga.
Kamu sendiri dapat memberi kesaksian,
bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias,
tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.
Yang empunya mempelai perempuan ialah mempelai laki-laki;
tetapi sahabat mempelai,
yang berdiri dekat dia dan mendengarkannya,
sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu.
Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.
Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.
Demikianlah Injil Tuhan!
RENUNGAN SINGKAT:
"NAMA TUHAN HARUS SEMAKIN DIPERMULIAKAN."
Bacaan Injil hari ini mengajak kita untuk belajar rendah hati. Kita belajar dari Yohanes Pembaptis. Yohanes sungguh sadar siapa dirinya. Perkataannya, "Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil," menunjukan kerendahan hatinya dan juga menunjukan kepuasannya bahwa dia berhasil membuat orang akhirnya harus fokus pada Sang Mesias dan bukan pada dia. Dan dia hanyalah 'sahabat mempelai', yang hanya menunjukan orang siapa kah mempelai itu, dan dengan demikian seperti yang dikatakannya bahwa sukacitanya menjadi penuh.
Saudara dan saudariku, kita semua percaya pada Tuhan Yesus. Kita semua beriman padaNya. Kita semua sungguh bersukacita atas kedatanganNya ke dunia dan menjadi manusia seperti kita. Kita diundang dan diajak untuk selalu membiarkan orang fokus pada Tuhan lewat segala perbuatan dan perkataan kita. Apa yang kita kerjakan haruslah semakin mempermuliakan Tuhan. Apa yang kita buat harus semakin membuat orang mengenal Tuhan dan semakin bersukacita karena Tuhan. Sanggupkah kita?
Semoga ditahun 2020 kita semakin beriman, semakin bersukacita, semakin memuliakan Tuhan dan semakin setia dalam menjalani hidup sebagai anak anak Tuhan. Amin.
Roh Kudus menguatkan dan memampukan kita. Dalam Nama Tuhan Yesus. Amin.
DOA:
Tuhan Yesus terima kasih atas segala karuniaMu dan penyertaanMu. Ampunilah dosa dan salah kami. Bantulah kami untuk selalu memuliakan namaMu dalam segala tingkah laku hidup kami dan bantulah kami supaya membawa banyak orang lebih mengenal Tuhan. Amin.
Tuhan Yesus menyertai dan memberkati kita semua (Dan Keluarga) dan seluruh hari kita
✝✝✝
Salam dalam Kasih Tuhan Yesus,
RP. Lukas Gewa Tiala (Adi), SVD.
************
Sabtu Sesudah Epifani
¤ 1 Yoh. 5:14-21
¤ Mzm.149:1-2,3-4,5,6a,9b
¤ Yoh. 3:22-30
“In Omnibus Christus"
~ Dalam semuanya adalah Kristus ~
   Inilah keutamaan dan spiritualitas Yohanes Pembaptis.
   Mengacu pada bacaan Injil hari ini,  Yohanes Pembaptis menampilkan dirinya sebagai seorang yang punya integritas, berhati tulus dan tidak merasa tersaingi dengan kehadiran orang lain.
   Adapun makna integritas Yohanes Pembaptis yang patut diteladani, agar kita mampu menjadi "pewarta" yang berani bersaksi tentang keunggulan Yesus sebagai Yang Maha Tinggi, antara lain:
1. Kesadaran diri
   Ia benar-benar sadar diri, jujur dan tidak mau terjebak pada keunggulan pribadinya bahwa hidup dan karyanya adalah alat/sarana untuk membantu orang berjumpa dengan Tuhan.
   Di sinilah kita diajak untuk bersikap terbuka kepada kehendak Allah serta ikut bersukacita akan kehidupan dan kebaikan yang ada pada sesama.
2. Kerendahan hati
   Ia memiliki pribadi, semangat  dan sikap kerendahan hati sejati. Hidup,  warta dan karyanya dipersembahkan hanya untuk cintanya pada Tuhan. "Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil"
   Di sinilah kita diajak meneladani kerendahan hatinya. Dia mengakui kehadiran Yesus, dan tidak merasa tersaingi, tetapi justru meneguhkan identitas Yesus yang sesungguhnya. Marilah kita terus berupaya memiliki sikap kerendahan hati dan semangat pelayanan yang didasari cinta kasih.
3. Kesederhanaan
   Semangat kesederhanaan hidupnya yang kudus di padang gurun dengan memakai jubah bulu onta, memakan belalang dan madu hutan, semata hanya untuk menyiapkan jalan Tuhan.
   Di sinilah kita diajak meneladani kesederhanaan dan sikap hidupnya yang kudus, bersahaja serta “tidak macam-macam”, sehingga hidup kita dijauhkan dari bahaya kelekatan dan ketakutan yang tidak perlu.
   Saudaraku, keteladanan, semangat dan sikap hidup Yohanes Pembaptis ini layak diterapkan dalam keseharian hidup agar sikap dan tindakan kita semakin membangun persatuan dan memperkokoh keberadaan Gereja dalam mewujudkan kehendakNya.
   Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang mau meneladani Yohanes Pembaptis. Amin.
********************
DOA:
Yesus, aku ingin lebih mengenal Engkau lagi, lebih dan lebih lagi dengan berjalannya waktu. Aku ingin mengkomit diriku kepada-Mu saja, karena Engkau adalah Tuhan dan Juruselamatku. Terpujilah nama-Mu selalu. Amin.
*******************
Yoh. 3:22-30 ~ Sabtu
"Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya"
Jawaban Yohanes Pembaptis ini bukti kerendahan hatinya dan kejujuran mengatakan kebenaran = panggilan hidupnya. Kesadaran inilah yang patut kita teladani di jaman yang mengejar jabatan, kehormatan, kekayaan dengan menghalalkan segala cara. Arahkan hidup ini ke masa depan yang mengarahkan kita pada keselamatan.
Saudaraku, apakah pola dan sikap hidup Anda selalu terarah pada terciptanya masa depan yang lebih baik dan membawa Anda pada keselamatan atau justru sebaliknya?
JLU.
********************
DIA  HARUS BESAR, TETAPI AKU HARUS MAKIN KECIL
(  Yohanes  3 : 22-30 )
Merasa tersaingi dan mungkin merasa terancam juga, begitulah perasaan murid-murid Yohanes
Setelah mengetahui bahwa pelayanan Yesus menarik perhatian banyak orang, dibandingkan dengan pelayanan guru mereka, Yohanes. Lalu bagaimana Yohanes menanggapi pemberitahuan murid-murid-Nya?
Yohanes memiliki sikap yang berbeda dari murid-murid-Nya. Ia tidak iri terhadap popularitas Yesus. Ia paham benar bahwa Yesus bukanlah kompetitornya
Ia sadar bahwa misinya adalah untuk memberitakan Mesias sudah datang, dan setelah itu ia akan mundur karena Sang Mesiaslah yang akan tampil ( 28-30 )
Ia bagaikan sebuah bintang kecil yang memudar cahayanya ketika sang matahari terbit dengan kemilau cahayanya. Meski demikian, ia sangat bersukacita karena tahu siapa Yesus dan dari mana Yesus datang
```Dia yang datang dari surga jelas lebih besar dari semua orang. Sebab itu, siapa yang percaya kepada Yesus akan mendapat hidup kekal sementara yang tidak mau percaya akan berhadapan dengan murka Allah. Begitu mahal harga yang harus dibayar oleh orang-orang yang menolak Yesus!```
Berdasarkan pemahaman akan Yesus itulah Yohanes tahu tujuan pelayanannya sehingga tahu pula bagaimana menanggapi isu yang  bisa mengalihkan fokusnya, dari Yesus ke dirinya sendiri.
Pemahaman akan Yesus memang menjadi kunci bagi pelayanan seseorang. Dengan memahami bahwa Yesuslah seharusnya menjadi yang terutama, maka seorang yang melayani Tuhan hendaknya tidak meninggikan dirinya dalam pelayanan itu. Karena Yesuslah yang semestinya menjadi pusat pemberitaan dan orientasi pelayanan
Sikap murid-murid Yohanes masih menjadi sikap beberapa pelayan Tuhan *zaman now*. Masih ada yang merasa tersaingi dan terancam dengan keberadaan atau keberhasilan pelayan lain
Masih ada yang hanya peduli pada keberhasilan dirinya tanpa merasa perlu memikirkan pertumbuhan bersama. Kita mesti waspada, jangan sampai memiliki sikap seperti murid-murid Yohanes.
*********************
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu, hari biasa sesudah Penampakan Tuhan, 11 Januari 2020
SUKA CITAKU PENUH
Tema renungan kita pada hari ini ialah: Suka Citaku Penuh. Bahasa kitab suci ini, “Suka cita penuh” tidak gampang dimengerti banyak orang. Tetapi paling kurang sangat dipahami oleh seorang nelayan, namanya Matius. Setiap pagi ia bersama banyak rekannya menjajakan ikan dan hasil tangkapan lainnya di salah satu bibir pantai Jakarta Utara. Banyak orang Kristen yang berolahraga pagi di pantai mengetahui dirinya seorang pengikut Kristus, karena ada Rosario yang menggantung di dadanya. Setelah olahraga mereka membeli semua hasil laut yang ditangkap Matius dan teman-temannya.
Matius sangat menyadari bahwa perjumpaannya dengan Tuhan terjadi melalui pengenalan dan interaksi dengan sesama orang Kristen setiap pagi di pantai. Seperti Yohanes Pembaptis yang berjumpa dengan Yesus dan mengalami suka cita penuh di dalam dirinya, Matius sebenarnya mengalami hal yang sama. Matius berjumpa dengan sesamanya bukan di gereja dan dalam kegiatan rohani lainnya, tetapi pada saat terjadi saling berbagi karunia, berkat dan suka cita. Orang-orang mendapatkan ikan segar untuk kebutuhan keluarganya, sedangkan Matius beruntung dengan mendapatkan uang untuk dibawa pulang ke rumah dan demi kelangsungan pekerjaannya sebagai nelayan.
Suka cita si nelayan itu berasal dari cinta, berbuat karena cinta, dan berbagi dalam cinta. Tuhan Allah adalah cinta, begitu kata penginjil Yohanes. Pekerjaannya adalah untuk kesejahteraan keluarganya sendiri dan kebaikan yang dibagikan kepada orang lain. Jika semua itu terlaksana dengan semestinya, lahirlah suka cita itu. Tuhan mengetahui, membimbing, dan memberkati semuanya. Jadi pengalaman seorang nelayan ini membuka kesadaran kita bersama bahwa tiap-tiap orang perlu memiliki tanggung jawab dalam hidupnya untuk menciptakan terjadinya suka cita itu.
Sama seperti Yohanes Pembaptis dan nelayan itu, kita mestinya tidak mengada-ada untuk mencari dan menciptakan strategi pencarian Tuhan Yesus Kristus. Tuhan sudah ada dalam diri kita, dalam diri sesama kita, dan dalam keberadaan lingkungan di sekitar kita. Kita cukup saja meningkatkan kesadaran, mensyukuri hidup tiap-tiap harinya, dan menjalankan tugas-tugas kita tiap hari atas nama cinta kasih. Dari situlah mengalir dan bertumbuhnya karunia suka cita.
Jangan lupa satu hal ini: dalam setiap perbuatan dan kegiatan tugas-tugas kita, mintalah Tuhan Yesus untuk menemani dan usahakan supaya orang-orang yang bersama dengan kita atau mereka yang kita layani, mengetahui bahwa melalui perbuatan kita, mereka berjumpa dengan Tuhan. Di situ akan selalu ada pengalaman suka cita yang tidak dapat hilang bersama angin yang berlalu.
Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan Yesus, berkatilah kami hari ini supaya kami menjadi sumber suka cita bagi orang lain. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra ... Dalam nama Bapa ...
*************************
RENUNGAN HARI BIASA SESUDAH PESTA PENAMPAKAN TUHAN. SABTU, 11 JANUARI 2020. BACAAN: IYoh.5:14-21. Yoh.3:22-30.
OLEH : RD. JOHN KOTA SANDO
Akar dari segala dosa adalah kesombongan. Kesombongan dapat membuat seseorang merendahkan orang lain. Dan lebih parah lagi, kesombongan dapat membuat seseorang memperkecil peranan Tuhan dalam hidupnya dan memperbesar kehebatannya dirinya sendiri. Tetapi pantaskah kita menyombongkan diri, kalau di hadapan Allah Sang Penguasa jagad ini kita seperti "setitik air di dalam timba dan sebutir debu pada neraca"? (bdk.Yes.40:15). Kita boleh memiliki bakat dan talenta yang hebat, tetapi kita tidak mempunyai hak untuk  menyombongkan diri, karena segala sesuatu yang kita peroleh dalam hidup ini adalah semata anugerah Allah. Perlu diingat bahwa kesombongan hanya dapat menyenangkan kita sesaat saja, tetapi akan menyakiti kita selamanya. Karena kesombongan  membawa kita kepada dosa, dan dosa itu menggiring kita kepada penderitaan dan maut. Karena itu Rasul Yohanes dalam suratnya, sebagaimana kita dengar dalam bacaan pertama, mengingatkan kita dengan mengatakan: "Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala" (IYoh.5:21). Dan salah satu berhala yang sangat membahayakan kehidupan manusia adalah kesombongan. Tidak ada takhta kesombongan yang bertahan kekal, selain takhta kebaikan.
Dalam bacaan Injil hari ini (Yoh.3:22-30) menampilkan seorang pribadi yang sangat rendah hati, yakni Yohanes Pembaptis. Hidupnya yang saleh dan jumlah pengikutnya yang banyak membuat banyak orang pada waktu itu menyangkanya sebagai Mesias. Tetapi ia berterus terang mengatakan bahwa ia bukanlah Mesias. Dengan ini mengungkapkan bahwa Yohanes Pembaptis adalah pribadi yang jujur dan rendah hati. Ia tidak berniat sedikitpun untuk membesarkan dan membanggakan dirinya, walapun pada waktu itu ia sangat populer. Ia menyadari siapa dirinya di hadapan Yesus, maka ia dengan jujur dan rendah hati mengatakan: "Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil" - illum oportet crescere me autem minui - (Yoh.3:30).
Kerendahan hati membuat kita menjadi sadar siapa diri kita di hadapan Allah. Kerendahan hati membuat kita menjadi sadar, bahwa tanpa Tuhan kita tidak ada apa-apanya dan tidak bisa berbuat apa-apa. Orang yang rendah hati akan selalu menikmati berkat Tuhan dan senantiasa dicintai oleh banyak orang.
A M I N.
******************
*SABTU, 11 JANUARI 2020*
Bacaan Liturgi
Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan
Bacaan Injil  Yoh 3:22-30
Sahabat mempelai bersukacita mendengar suara mempelai.
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                 
Sabtu, 11 Januari 2020                                                                                                                     
RP Fredy Jehadin, SVD
Tema: Tugas Kita Adalah Membuat Yesus Kristus Dikenal Dan Dicintai Banyak Orang!
Yohanes 3: 22 – 30
Saudara-saudari... Satu kebiasaan yang terjadi di dunia ini, khususnya dalam dunia Politik, menjelang pemilihan DPR, Bupati, Gubernur dan Presiden, orang ramai-ramai memperkenalkan nama dan kehebatan dari calon yang dijagokannya. Hampir selalu terjadi, yang diperkenalkan adalah hal-hal yang baik dari pribadi yang dicalonkan itu. Sasaran dari perkenalan ini adalah agar calonnya dikenal dan digolkan. Betapa sering terjadi, sesudah orangnya menang, kehebatan yang diperkenalkan selama kampanye sepertinya hilang pada saat kemenangan itu terjadi. Gemuruh kemenangan, sorak sorai para pendukung sepertinya angin badai yang meniupi dan menghilangkan kehebatan dari pribadi yang diusung sehingga yang muncul selama periode kerjanya banyak hal-hal negatip: seperti korupsi, nepotisme, main kuasa, tidak perhatikan kebutuhan masyarakat. Tingkah laku dari mereka-mereka yang sangat dekat dengan pemenang itu pun sangat berubah. Tadinya, selama masa kapanye sangat ramah tama, rendah hati, sopan dan suka membantu, kini berubah menjadi kaku, sombong, kasar dan ingat diri. Karena itu tidak usah heran kalau terjadi kebencian dan ketidak percayaan dalam masyarakat. Yang pasti nama dan kepribadian orang ini tidak lagi disanjung-sanjung dan melekat pada hati banyak orang. Yang terjadi hanyalah kebencian dan ketidak-percayaan. 
Saudara-saudari.... Situasi politik dunia kita, sungguh sangat berbeda dengan situasi pewartaan surgawi yang kita dengar lewat Injil hari ini. Yohanes Pembaptis adalah orang yang mempersiapkan jalan bagi Yesus Kristus, Raja alam semesta. Yohanes adalah jubir tunggal yang memperkenalkan Yesus Kristus/Almasih yang akan datang, kepada para pendengar. Motivasi pewartaannya adalah agar hati para pendengar sungguh siap menyambut kedatangan Tuhan.  Ia tidak punya satu motivasi ingat diri di balik memperkenalkan Yesus Kristus. Yang ada hanyalah motivasi luhur, mempersiapkan jalan bagi Tuhan, meyakinkan para pendengar untuk bertobat, agar di saat Yesus Kristus datang, hati mereka sudah siap. 
Sebagai Jubir, Yohanes selalu berkata jujur dan benar. Ia sangat rendah hati. Dengan segala kerendahan hati dan jujur, ia wartakan bahwa yang datang sesudah dia adalah sungguh besar dan ia sendiri tidak layak membuka tali kasutNya. Yohanes adalah saksi tentang Terang, ia sendiri bukanlah Terang; Dia yang datang sesudah dia adalah Terang. 
Hari ini kita dengar bahwa ada orang yang mempersoalan pembaptisan Kristus. Seorang Yahudi berkata kepada Yohanes: “Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang Sungai Yordan dan tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepadaNya.”  Yohanes menanggapi informasi itu dengan satu penjelasan yang menarik, katanya: “Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: aku bukan Mesias, tetapi aku mendahuluiNya. Sekarang sukacitaku sudah penuh: Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” 
Lewat pernyataannya ini, Yohanes sungguh sadar akan statusnya sebagai penyiap jalan dan merasa bahwa tugasnya sudah mendatangkan hasil. Banyak orang datang kepada Yesus. Keberhasilan Yesus dilihatnya sebagai satu kebahagian, sesuatu yang sungguh mendatangkan sukacita besar bagi Yohanes.
Yohanes tetap menjaga keaslian tingkahlakunya. Ia yang sejak awal hidupnya sederhana, jujur, rendah hati dan selalu berkata benar, kini di waktu Yesus mulai tampil di depan umum, ia pun tetap menunjukkan sikap yang sama, rendah hati dan berkata jujur dan benar. Ia tidak sombongkan diri atau merasa dirinya hebat. Yesus yang diwartakannya pun memiliki sikap seperti yang sudah diwartakannya. Apa yang dikatakan Yohanes tentang Yesus semuanya benar. Yesus adalah Terang, Penyelamat. Ia adalah Tuhan semesta alam. 
Marilah saudara-saudari... Sebagai pengikut Kristus kita selalu tunjukkan sikap seperti yang sudah ditunjukkan oleh Yohanes Pembaptis dan Yesus Kristus sendiri, yaitu rendah hati, jujur dan berkata benar. Kalau kita selalu tunjukkan sikap-sikap itu kepada banyak orang itu berarti kita sudah membuat Yesus Kristus dikenal dan dicintai oleh banyak orang.  
Bersama Bunda Maria kita berdoa: Tuhan bantulah kami, semoga kami sanggup mengikuti sikap Yohanes Pembaptis, yang rendah hati, jujur dan selalu berkata benar; dan berilah kami keberanian untuk mewartakan Kristus agar namaNya dikenal banyak orang dan Ia pun hidup dalam hati banyak orang.   Dalam nama Kristus, kami berdoa. Amin.
******************
Sabtu, 11 Januari 2020 ..Sabtu Sesudah Epifani
¤ 1 Yoh. 5:14-21
¤ Mzm.149:1-2,3-4,5,6a,9b
¤ Yoh. 3:22-30
“In Omnibus Christus"
~ Dalam semuanya adalah Kristus ~
   Inilah keutamaan dan spiritualitas Yohanes Pembaptis.
   Mengacu pada bacaan Injil hari ini,  Yohanes Pembaptis menampilkan dirinya sebagai seorang yang punya integritas, berhati tulus dan tidak merasa tersaingi dengan kehadiran orang lain.
   Adapun makna integritas Yohanes Pembaptis yang patut diteladani, agar kita mampu menjadi "pewarta" yang berani bersaksi tentang keunggulan Yesus sebagai Yang Maha Tinggi, antara lain:
1. Kesadaran diri
   Ia benar-benar sadar diri, jujur dan tidak mau terjebak pada keunggulan pribadinya bahwa hidup dan karyanya adalah alat/sarana untuk membantu orang berjumpa dengan Tuhan.
   Di sinilah kita diajak untuk bersikap terbuka kepada kehendak Allah serta ikut bersukacita akan kehidupan dan kebaikan yang ada pada sesama.
2. Kerendahan hati
   Ia memiliki pribadi, semangat dan sikap kerendahan hati sejati. Hidup,  warta dan karyanya dipersembahkan hanya untuk cintanya pada Tuhan. "Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil".
   Di sinilah kita diajak meneladani kerendahan hatinya. Dia mengakui kehadiran Yesus, dan tidak merasa tersaingi, tetapi justru meneguhkan identitas Yesus yang sesungguhnya. Marilah kita terus berupaya memiliki sikap kerendahan hati dan semangat pelayanan yang didasari cinta kasih.
3. Kesederhanaan
   Semangat kesederhanaan hidupnya yang kudus di padang gurun dengan memakai jubah bulu onta, memakan belalang dan madu hutan, semata hanya untuk menyiapkan jalan Tuhan.
   Di sinilah kita diajak meneladani kesederhanaan dan sikap hidupnya yang kudus, bersahaja serta “tidak macam-macam”, sehingga hidup kita dijauhkan dari bahaya kelekatan dan ketakutan yang tidak perlu.
   Saudaraku, keteladanan, semangat dan sikap hidup Yohanes Pembaptis ini layak diterapkan dalam keseharian hidup agar sikap dan tindakan kita semakin membangun persatuan dan memperkokoh keberadaan Gereja dalam mewujudkan kehendakNya.
   Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang mau meneladani Yohanes Pembaptis. Amin.
DOA:
Yesus, aku ingin lebih mengenal Engkau lagi, lebih dan lebih lagi dengan berjalannya waktu. Aku ingin mengkomit diriku kepada-Mu saja, karena Engkau adalah Tuhan dan Juruselamatku. Terpujilah nama-Mu selalu. Amin.
*********************
Yoh. 3:22-30 ~ Sabtu
"Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya"
Jawaban Yohanes Pembaptis ini bukti kerendahan hatinya dan kejujuran mengatakan kebenaran = panggilan hidupnya. Kesadaran inilah yang patut kita teladani di jaman yang mengejar jabatan, kehormatan, kekayaan dengan menghalalkan segala cara. Arahkan hidup ini ke masa depan yang mengarahkan kita pada keselamatan.
Saudaraku, apakah pola dan sikap hidup Anda selalu terarah pada terciptanya masa depan yang lebih baik dan membawa Anda pada keselamatan atau justru sebaliknya?
JLU.
Selamat pagi saudara
Hari ini Sabtu, 11 Januari 2020.
Hari Sabtu Sesudah Penampakan Tuhan
*Mari Berdoa*
Tuhan curahkanlah Roh Kudus-Mu kepadaku agar aku memahami Sabda-Mu hari ini, bahwa: Pembaptisan membawa kami berelasi lebih dalam antara Yesus dan kami pengikut-Nya. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
*Bacaan Kitab Suci*
1. 1Yoh. 5:14-21
2. Yoh. 3:22-30
(Mohon teks Kitab Suci dibaca terlebih dahulu)
*Memahami Injil*
Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis. *(Yesus dan para murid-Nya di Yudea membaptis orang-orang.)*
Akan tetapi Yohanes pun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara. *(Yohanes Pembaptis di  Ainon, juga membaptis mereka yang datang kepadanya.)*
Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. *(Sehingga timbul perselisihan tentang pembaptisan, antara murid-murid Yohanes dan seorang Yahudi.)*
Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepadaNya." *(Masalah dari perselisihan di antara mereka di hadapkan kepada Yohanes Pembaptis: Bagaimana Yesus, yang mana Yohanes Pembaptis pernah memberi kesaksian tentang-Nya, ternyata sekarang bersama para murid-Nya  juga membaptis? Banyak orang sekarang datang kepada-Nya.)*
Jawab Yohanes: "Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari surga. *(Yohanes Pembaptis menanggapi mereka dengan mengatakan: Karunia di dalam diri seseorang itu berasal dari surga. Artinya: Karunia pembaptisan yang di buat Yesus maupun di dalam dirinya semuanya dari sumber yang sama, surga. Jadi mereka tidak perlu iri atau terganggu, bila banyak orang ke Yesus dan di baptis.)*
Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. *(Para murid dan seorang Yahudi itu di harapkan oleh Yohanes Pembaptis menjadi saksi, bahwa Yohanes Pembaptis bukan Mesias, namun hanya di utus oleh Allah untuk membuka jalan bagi Yesus.)*
Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. *(Mempelai lagi-lagi sesungguhnya adalah Yesus sendiri. Mempelai perempuan adalah mereka yang di baptis Yesus, mereka adalah Gereja. Sahabat mempelai laki-laki adalah: Yohanes Pembaptis. Sehingga Yohanes menyatakan bahwa dirinya bahagia, bila Yesus sekarang sudah bisa bertemu dan bersatu dengan mempelai-Nya, yaitu: kumpulan orang yang percaya kepada-Nya dan mereka di baptis oleh-Nya.)*
Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. *(Kesukaan Yohanes penuh melihat kenyataan itu. Yohanes mengharap Yesus semakin besar dan dirinya semakin kecil.)* 
*Merenungkan*
Pembaptisan merupakan sakramen/ tanda bagi seseorang yang percaya kepada Yesus dan di terima di dalam Gereja Katolik. 
Lewat Injil hari ini pemahaman kita tentang pembaptisan di perkaya. Yohanes Pembaptis memandang pembaptisan merupakan suatu pertemuan antara mempelai pria, Yesus, dan mempelai perempuan,mereka yang percaya kepada Yesus. 
Pembaptisan di Gereja Katolik merupakan pintu gerbang bagi mereka yang di baptis untuk menerima 6 sakramen yang lain. ( Ada 7 sakramen: Baptis, Krisma, Ekaristi, Tobat, Pengurapan Orang Sakit, Perkawinan dan Imamat)
Lewat sakramen-sakramen ini sesungguhnya, Yesus sebagai mempelai pria, menuntun mempelai wanita, orang yang percaya, untuk berjalan menuju puncak: Perkawinan Rohani. Manusia kembali kepada persatuan kasih dengan Allah, kebahagiaan kekal.
Adapun tangan/tuntunan Tuhan lewat sakramen:
1.Pada saat manusia memerlukan tenaga untuk berjalan di hidup rohani, ada sakramen Ekaristi.
2.Pada saat orang bertumbuh hidup rohani, di dewasakan oleh Roh Kudus, ada sakramen Krisma
3.Pada saat manusia jatuh dalam dosa, ada sakramen Pertobatan.
4.Pada saat orang sakit, perlu pendampingan menanggung beban sakit dan menghadapi maut, ada sakramen Orang Sakit.
5.Pada saat orang membangun hidup rumah tangga, dimana rumah tangga adalah sekolah cinta kasih, ada sakramen Perkawinan. 
6.Pada saat orang memutuskan diri untuk pelayanan umat, terlibat dalam karya penggembalaan umat Kristus, ada sakramen imamat.
Jadi di setiap aspek hidup manusia,  Yesus lewat sakramen-sakramen-Nya mengulurkan tangan bantuan rahmat-Nya. 
Sehingga mempelai wanita terjamin sampai di tujuan-Nya, hidup kekal.
Tuhan mencintai manusia, agar manusia lepas dari egosentrisme, dosa dan kuasa jahat dan dapat selalu ada di jalan melaksanakan kehendak Tuhan. Sakramen-sakramen adalah tanda kehadiran Tuhan yang menuntun.
Bagaimana dengan saya? Apakah saya yang beriman kepada Tuhan, menggunakan sakramen-sakramen dengan baik? 
*Doa Permohonan*
Tuhan Yesus, pembaptisan merupakan kelahiran rohani kami di dalam Engkau. Dengan pembaptisan kami belajar dan belajar mencintai Engkau dan sesama dengan pendampingan-Mu lewat sakramen-sakramen. Sehingga ciri-ciri sebagai anak Allah melekat dalam diri kami dan kami boleh mendapat belaskasih-Mu Bapa, karena kami adalah anak-Mu. Kami mohon....
*Hening*
( Silakan hening barang 15 menit, untuk mengendapkan Sabda Tuhan, bisa sambil menyebut-nyebut nama: Yesus) 
*Doa Penutup*
Syukur kepada-Mu Tuhan, atas baptis yang mulia, Engkau bantu kami menjadi Illahi. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Tuhan sertamu – dan sertamu juga.
Semoga Allah yang Mahakuasa senantiasa memberkati Anda, keluarga, komunitas, aktivitas Anda hari ini.
*Demi nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin*

曆曆曆
*Teriring doa dari Karmel*

Comments