RENUNGAN HARIAN, SELASA, 07 JANUARI 2020.BACAAN: IYoh. 4:7-10. Mrk.6:34-44.

SEMANGAT BERBAGI
( Markus 6 : 34-44 )

Pelayanan Yesus selalu didasari belas kasih-Nya kepada orang-orang yang sesat bagaikan domba tanpa gembala ( 34 )
Begitu padat pelayanan Yesus, begitu banyak kebutuhan yang mau dilayani, sehingga waktu untuk beristirahat maupun makan tidak sempat
Bahkan rencana Yesus dan para murid menarik diri ke tempat sunyi dan beristirahat tidak bisa terealisasi dengan baik. Orang banyak mendatangi tempat mereka akan beristirahat.
Dorongan kasihlah yang membuat Yesus tetap melayani mereka. Makan dan istirahatpun terlupakan. Yang terpenting saat itu adalah melayani kelaparan rohani orang banyak.
Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka ( 34 ). Menjelang malam, kegelisahan menyelimuti pikiran para murid tentang orang banyak.
Mereka ini butuh makanan. Maka para murid mengusulkan agar orang banyak mencari makanan mereka masing-masing. Namun, Yesus menyuruh para murid untuk memberi orang banyak tersebut makan ( 37 )
Suatu hal yang rasanya tidak mungkin para murid lakukan. Kalau makan untuk diri mereka sendiri saja  tidak bisa mereka penuhi, bagaimana dengan orang sebanyak itu?
Darimana makanan datang? Setelah diperiksa ternyata ada lima roti dan dua ekor ikan. Makanan itulah yang dibawa kepada Yesus
Yesus memberkatinya, memecahkannya, dan membagikannya kepada para murid untuk didistribusikan. Orang banyak makan sampai kenyang bahkan masih bersisa sangat banyak.
Suatu kenyataan yang luar biasa. Hal itu terjadi karena ketajaman mata rohani yang sangat dalam dari Yesus. Yesus menangani kelaparan rohani dan jasmani sekaligus
Sebuah pembelajaran buat para murid Yesus yang melihat dengan mata kepala sendiri pelayanan yang _holistik_  ini dan juga buat kita yang membaca kisah ini
Kisah Injil hari ini memang menarik perhatian kita untuk beberapa hal:
Pertama, Yesus memiliki rasa kasih yang besar bagi umat manusia. Cinta kasih itu menjadi nyata dalam perbuatan-perbuatan baik di rumah dan di mana saja kita berada di sana
Kedua, Yesus peduli  dengan manusia. Dia adalah kasih karena kasih berasal dari Tuhan  Allah sendiri. Tanda kepedulianNya adalah pengorbanan diriNya sampai tuntas untuk penebusan umat manusia
Ketiga, Ekaristi menjadi hidup. Yesus menyiapkan orang-orang dengan pengajaran dan pewartaan tentang Kerajaan Sorga. Setelah selesai menerima pengajaranNya, mereka berekaristi atau perjamuan syukur bersama dengan roti dan ikan yang didoakan dan diberkati Yesus
Keempat, saling berbagi dalam Tuhan itu penting. Roti dan ikan dibagikan dan semua orang juga saling berbagi, sama-sama kenyang dan memuliakan Tuhan. Bayangkan kalau tidak ada semangat berbagi maka masyarakat kita akan chaos atau kacau balau.
Semua yang digambarkan dalam bacaan ini mau mempertegas bahwa Allah yang kita imani ini adalah kasih. Dari dalam diriNya ada kehidupan.
Apakah anda tinggal di dalam kasih Tuhan dan saling berbagi kasih dengan sesama? Cinta kasih memang memiliki power yang dapat mengubah siapa saja!
Yes, the power of love

*********************************************************************************
SELASA, 07 JANUARI 2020

Bacaan Liturgi
Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan
PF S. Raimundus dari Penyafort, Imam


Bacaan Injil
Mrk 6:34-44

Dengan mempergandakan roti, Yesus menyatakan dirinya sebagai nabi.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Begitu banyak orang mengikuti Yesus. 
Ketika Yesus melihat jumlah orang yang begitu banyak, 
tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, 
karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. 
Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka. 
Ketika hari mulai malam, 
datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata, 
"Tempat ini sunyi, dan hari sudah mulai malam. 
Suruhlah mereka pergi 
supaya mereka dapat membeli makanan 
di desa dan kampung-kampung di sekitar ini." 
Tetapi jawab Yesus, 
"Kamu harus memberi mereka makan!" 
Kata mereka kepada-Nya, 
"Jadi, haruskah kami pergi membeli roti hanya dengan dua ratus dinar 
dan memberi mereka makan?" 
Tetapi Yesus berkata kepada mereka, 
"Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" 
Sesudah memeriksanya, mereka berkata, 
"Lima roti dan dua ikan."
Lalu Yesus menyuruh orang-orang itu 
supaya semuanya duduk berkelompok-kelompok 
di atas rumput hijau. 
Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, 
ada yang seratus, ada yang lima puluh orang. 
Setelah mengambil lima roti dan dua ikan itu, 
Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, 
lalu memecah-mecahkan roti itu 
dan memberikannya kepada para murid, 
supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; 
begitu juga ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada mereka semua. 
Dan mereka semua makan sampai kenyang. 
Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti: 
dua belas bakul penuh, belum termasuk sisa-sisa ikan. 
Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki. 
Demikianlah Injil Tuhan.
========================================================================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                     Selasa, 07 Januari 2020                                                                                                                        

RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Rasa Belaskasihan Harus Diwujud-Nyatakan Lewat Perbuatan Konkrit!              
Markus 6: 34-44

Saudara-saudari... Tuhan itu mahakasih. Kasihnya tidak sebatas pada mata dan perasaan, melainkan
 keluar dari dirinya sampai pada mereka yang dikasihinya dan yang dikasihinya turut merasakan apa
 yang dirasakan-Nya. KasihNya ibarat peluru cinta yang yang ditembak dan menembusi tubuh dari
 yang dicintai dan yang dicintai merasakan getaran kasih yang mendatangkan kekuatan bagi dirinya.

Injil hari ini katakan: “Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergerak hatiNya oleh belaskasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala.”  Sebelum Yesus Kristus expresikan rasa belaskasihNya, pertama-pertama Ia mau melihat reaksi para muridNya, apakah mereka turut merasakan apa yang Ia rasakan? Injil katakan bahwa para murid datang kepada Yesus dan berkata: “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampong-kampung sekitar.”  Dari pernyataan ini kita bisa mengetahui bagaimana disposisi bathin dari para murid Yesus. Mereka tidak merasakan apa yang dirasakan oleh Yesus Kristus. Mereka tidak merasa bertanggungjawab akan kehidupan orang yang datang mendengarkan Yesus. Sebagai Guru dan penyelamat, Yesus Kristus menantang mereka. Ia pelan-pelan menanamkan sikap empaty, merasakan perasaan dari mereka yang sangat membutuhkan bantuan. Yesus menghendaki agar para murid-Nya memiliki sifat lemah lembut, belaskasihan dan cepat tergerak untuk membantu orang yang sangat menderita.

Saudara-saudari... Hakekat menjadi pengikut Kristus adalah menjadi Kristus untuk orang lain; menjadi penyelamat dan penghibur untuk mereka yang menderita.  Sebagai penyelamat, Yesus katakan kepada para muridNya: “Kamu harus memberi mereka makan.” Satu perintah yang harus dijalankan. Bagi para pengikut Yesus Kristus, memberi pertolongan kepada yang menderita adalah satu kewajiban iman, bukan satu tawaran: membantu atau tidak membantu.  Sewaktu Yesus memerintahkan para murid untuk memberi makan kepada orang banyak, mereka langsung mengeluh. “Jadi haruskah kami membeli roti seharga 200 dinar untuk memberi mereka makan?”

Saudara-saudari... Kalau kita amati tingkahlaku Yesus dan para murid ada beberapa perbedaan: 
1) Yesus Kristus sangat prihatin dan murah hati terhadap orang banyak, orang yang terlantar. Sementara para murid tidak. 
2) Yesus Kristus sama sekali tidak memperhitungkan jumlah orang yang hadir, pusat perhatiannya adalah pada keadaan orang yang menderita: kelaparan dan keterlantaran; sementara para murid sangat memperhitungkan jumlah orang yang harus dilayani.  
3) Yesus tidak memikirkan bagaimana harus mendapatkan makanan dan memberi makanan kepada yang menderita. Yang dipikirkannya adalah orang yang menderita harus diberi makan. Sementara para murid berpikir, bagaimana harus mencari makanan dan apakah uang cukup untuk membeli makan untuk jumlah yang begitu banyak. 
4) Yesus tidak melihat orang banyak sebagai masalah, sebaliknya sebagai satu kesempatan emas untuk membagi kasih dan kemurahan Tuhan kepada mereka yang membutuhkan. Sementara para murid melihat jumlah sebagai masalah. 
5) Yesus Kristus percaya bahwa sumber segalanya ada dalam tangan Tuhan, Ia akan mengadakan mujizat; sementara para muridnya tidak melihat keallahan Kristus yang selalu bisa mengadakan mujizat kapan dan dalam situasi apa saja. 6) Bagi Yesus, membagi kasih berarti menanamkan kasih yang akan membuahkan hasil berlimpah dan hasilnya akan kembali kepada yang memberi kasih. Itu berarti pemberian kepada orang yang membutuhkan bukan suatu kehilangan, tetapi investasi yang akan mendatangkan hasil berlipat ganda. Sementara para murid; mengosongkan dompet berarti satu perbuatan yang mendatangkan kecemasan.
  
Marilah saudara/i-ku. Ingatlah selalu akan arti menjadi pengikut/murid Kristus. Menjadi pengikut Kristus berarti menjadi Kristus untuk orang lain; menjadi penyelamat untuk sesama yang menderita. Kita berdoa semoga sifat Kristus bertumbuh kuat dalam hidup kita dengan demikian kita bisa menjadi Kristus dan penyelamat untuk sesama yang sangat membutuhkan.
Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amin.

*********************************************************************************


*Selamat pagi saudara*

Hari ini Selasa, 7 Januari 2020.
Hari Selasa Sesudah Penampakan Tuhan

*Mari Berdoa*
Tuhan curahkanlah Roh Kudus-Mu kepadaku agar aku memahami Sabda-Mu hari ini, bahwa: Engkau adalah Allah yang berbelaskasihan. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

*Bacaan Kitab Suci*
1. Yoh. 4:7-10
2. Mrk. 6:34-44
(Mohon teks Kitab Suci dibaca terlebih dahulu)

*Memahami Injil*
Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka. *(Karakter utama Allah adalah: Belaskasihan.*
*Saat Yesus, Anak Allah, melihat banyak orang seperti domba tidak mempunyai gembala, tidak mempunyai arah tujuan hidup yang jelas.*
*Yesus mengajarkan jalan kehidupan untuk bisa sampai kembali kepada Bapa.)*

Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepadaNya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini." *(Setelah Yesus mengajar dan hari sudah mulai malam, para murid-Nya meminta Yesus agar orang banyak diminta segera mencari makan ke kampung atau desa sekitar, sebab tempat itu sunyi.)*
Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata mereka kepadaNya: "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?" *(Namun Yesus meminta para murid untuk MEMBERI MEREKA MAKAN.*
*Kenyataannya para murid ada dalam keterbatasan untuk memberi mereka makan. Mereka hanya mempunyai dana 200 dinar, tidak mungkin memberi makan sedemikian banyak orang.)*

Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah memeriksanya mereka berkata: "Lima roti dan dua ikan." *(Yesus tetap bersikukuh meminta para murid-Nya memberi makan.*
*Walau mereka terbatas; mereka mempunyai apa? keluarkan!*
*Mereka menyatakan: “Lima roti dan dua ikan.”)*

Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau. Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang. *(Yesus meminta orang banyak untuk duduk dalam kelompok, menyiapkan diri untuk acara santap bersama.)*
Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka. *(Dari keterbatasan yang ada pada para murid, lima roti dan dua ikan, Yesus menengadah, mengucap berkat, memecah-mecah dan meminta mereka membagi kepada banyak orang yang telah duduk siap untuk makan.)*
Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan. Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki. *(Ternyata belaskasihan Allah, tampak saat Allah memberkati keterlibatan para murid yang terbatas, lima roti dan dua ikan, sehingga lima ribu orang laki-laki bisa makan.*
*Bukankah ini berarti: Allah sendiri yang memberi makan!)*

*Merenungkan*
Saat Yesus lahir, Dia di bungkus kain lampin dan di letakkan di dalam palungan. Palungan adalah tempat makanan hewan. Kenyataan ini menyimbolkan Yesus adalah makanan.

Yesus dalam Injil hari ini tergerak oleh belaskasihan, Dia bersama para murid-Nya memberi orang banyak makan.
Dan pada Mat 26:26-28, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku." Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. Pada teks ini secara definitif Yesus menyatakan Tubuh dan Darah-Nya adalah makanan dan minuman yang berkaitan dengan pengampunan dosa.
Jadi menjadi jelas bahwa di Hari Selasa sesudah Penampakan ini, kita oleh Gereja di ajak untuk mengenali Yesus yang menampakkan diri-Nya kepada seluruh bangsa, bahwa: Dia adalah Allah yang berbelaskasihan. Belaskasihan-Nya, di ungkapkan dengan memberikan pengajaran bisa kembali kepada Bapa dan menyatakan bahwa diri-Nya sebagai makanan dan minuman. Pemberian diri-Nya di dalam Ekaristi adalah tindakan-Nya untuk menyelamatkan manusia.
Bagaimana dengan saya? Apakah aku mengenali Yesus yang menyatakan diri dalam makanan yang diberikan-Nya?
*Doa Permohonan*
Tuhan Yesus, Engkau datang melepaskan semua manusia dari belenggu kebinasaan, Tuhan bantu aku menyadari kehadiran-Mu yang menyelamatkan saat Ekaristi. Kami mohon....

*Hening*
( Silakan hening barang 15 menit, untuk mengendapkan Sabda Tuhan, bisa sambil menyebut-nyebut nama: Yesus)

*Doa Penutup*
Tuhan hanya Belaskasihan-Mu semata, Engkau bersedia datang ke dunia menjelma menjadi manusia dan Engkau sudi menyelamatkan kami dengan memberi kami makanan Tubuh dan Darah-Mu yang Engkau kurbankan di salib. Tuhan Engkaulah yang terlebih dahulu mencintai kami, bukan kami yang mencintai Engkau. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Tuhan sertamu – dan sertamu juga.
Semoga Allah yang Mahakuasa senantiasa memberkati Anda, keluarga, komunitas, aktivitas Anda hari ini.
*Demi nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin*

曆曆曆

*Teriring doa dari Karmel*

*********************************************************************************

*Selasa, 07 Januari 2020*
*Selasa Sesudah Epifani* 
¤ 1Yoh. 4:7-10
¤ Mzm. 72:2,3-4ab,7-8
¤ Mrk. 6:34-44
*"Donato cum caritate"*
~ _Aku berbagi dengan cintakasih_ ~
   Inilah ciri orang beriman yang terpanggil meng-horisontal-kan kasihNya di tengah dunia yang kelaparan.
   Mengacu pada bacaan Injil hari ini, menunjukkan dinamika kasih melalui kisah mukjizat penggandaan lima roti dan dua ikan yang mengantar makin banyak orang mempersembahkan hidupnya kepada Yesus.
   Adapun _tiga sikap dasar_  belajar berbagi dengan penuh cintakasih, antara lain: 
1. *Awali*
   _"Awali dari apa yang ada"_ artinya jangan tunggu tua, kaya, sempurna, tapi mulailah berbagi dari yang kita miliki sekarang.
   Di sinilah kita diajarkan berbagi kasih diawali dengan _kerelaan hati_ mempersembahkan milik yang kita sudah punyai kepada Tuhan.
2. *Bagikan*
   _"Bagikan sepenuh cinta"_ (sukacita, harta, talenta) secara terbuka kepada semakin banyak orang, tidak bersekat dan berjarak, melintasi batas-batas sosio-historis, agama-budaya, suku dan latar belakang.
   Di sinilah kita diajarkan cintakasih yang universal dan bebas dari aneka kepentingan.
3. *Cinta Tuhan*
   _"Biarlah cinta Tuhan yang akan menyempurnakan"_ segala sesuatu yang mustahil, karena bagi Tuhan tidak ada sesuatu yang mustahil: "Impossible" menjadi I'm possible".
   Di sinilah kita meyakini segala niat dan karya baik, rahmat Tuhan pasti ikut serta menyelenggarakan dan menyempurnakannya. Tugas kita hanyalah terus menabur kasih tanpa jemu kepada semuanya. Inilah rahmat berlimpah karena penyertaan Tuhan pasti membuat semua indah pada waktuNya.
   Saudaraku, jadikan Yesus Kristus sebagai _pusat_ hidup pelayanan kita dalam mewartakan kasihNya.
   Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang rela berbagi kasihNya. Amin.

*********************************************************************************
Mrk. 6:34-44 ~ Selasa
"LIMA ROTI dan DUA IKAN"
Usaha persembahan kita sendiri hanya lima roti dan dua ikan, apalah artinya. Tapi yang tidak berarti ini bila kita PERCAYAKAN dan PERSEMBAHKAN kepada Tuhan, maka tangan Tuhan akan menggandakan sehingga dapat menghasilkan BUAH yang MELIMPAH. Jika kita 'angkat tangan' (berpasrah dan berdoa) artinya tetap berusaha dan PERCAYA, TANGGAP pada TANDA-TANDA-NYA maka Tuhan akan TURUN TANGAN untuk menggandakan hasil usaha kita. 
Saudaraku,  PERCAYAKAH Anda pada KEKUATAN DOA dan KUASA TUHAN? 
JLU.

DOA:
Yesus yang baik dan murah hati, ajarilah aku untuk berbagi kepada orang lain. Bangkitkanlah hatiku agar mudah tergerak oleh kesulitan dan kesusahan sesama sehingga hidupku dapat menjadi berkat bagi orang lain. Amin.

*********************************************************************************

*Bacaan Liturgi 07 Januari 2020*

*Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan*
*PF S. Raimundus dari Penyafort, Imam*
*Bacaan Pertama*
*1Yoh 4:7-10*
Allah adalah kasih.
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes:
Saudara-saudaraku terkasih, 
marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah, 
dan setiap orang yang mengasihi, 
lahir dari Allah dan mengenal Allah.
Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, 
sebab Allah adalah kasih.
Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, 
yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dunia, 
supaya kita hidup oleh-Nya. 
Inilah kasih itu: 
Bukan kita yang telah mengasihi Allah, 
tetapi Allahlah yang telah mengasihi kita 
dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai silih bagi dosa-dosa kita.

Demikianlah sabda Tuhan!

*Bacaan Injil*
*Mrk 6:34-44*
Dengan mempergandakan roti, Yesus menyatakan dirinya sebagai nabi.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Begitu banyak orang mengikuti Yesus. 
Ketika Yesus melihat jumlah orang yang begitu banyak, 
tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, 
karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. 
Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka. 
Ketika hari mulai malam, 
datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata, 
"Tempat ini sunyi, dan hari sudah mulai malam. 
Suruhlah mereka pergi 
supaya mereka dapat membeli makanan 
di desa dan kampung-kampung di sekitar ini." 
Tetapi jawab Yesus, 
"Kamu harus memberi mereka makan!" 
Kata mereka kepada-Nya, 
"Jadi, haruskah kami pergi membeli roti hanya dengan dua ratus dinar 
dan memberi mereka makan?" 
Tetapi Yesus berkata kepada mereka, 
"Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" 
Sesudah memeriksanya, mereka berkata, 
"Lima roti dan dua ikan."
Lalu Yesus menyuruh orang-orang itu 
supaya semuanya duduk berkelompok-kelompok 
di atas rumput hijau. 
Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, 
ada yang seratus, ada yang lima puluh orang. 
Setelah mengambil lima roti dan dua ikan itu, 
Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, 
lalu memecah-mecahkan roti itu 
dan memberikannya kepada para murid, 
supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; 
begitu juga ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada mereka semua. 
Dan mereka semua makan sampai kenyang. 
Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti: 
dua belas bakul penuh, belum termasuk sisa-sisa ikan. 
Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.

Demikianlah Injil Tuhan!

*RENUNGAN SINGKAT:*
*"ALLAH ADALAH KASIH - BERILAH MEREKA MAKAN."*

Allah adalah Kasih. Dan itu sudah terbukti dengan cintaNya yang begitu besar bagi kita dengan Yesus yang menjadi manusia. Peristiwa Natal adalah bukti Kasih Tuhan bagi kita manusia. Kita diingatkan oleh bacaan pertama bahwa kita haruslah saling mengasihi karena kita berasal dari Allah, dan dengan saling mengasihi kita mengakui bahwa kita mengenal Allah dan beriman padaNya. Dan jika demikian maka ada konsekuensi lanjut dari ini, yaitu praktek nya bagaimana. Dalam Injil, Yesus tunjukan sekali lagi Allah yang adalah kasih, tapi disini ada kerjasama dari yang hadir dengan memberi lima roti dan dua ikan. Kasih pada Allah itu harus ditunjukan lewat kasih pada sesama. Dan kasih pada sesama ditunjukan dengan sikap memberi. Yesus katakan, 'kamu harus memberi mereka makan!'; tantangan dari Yesus itu masih berlaku sampai sekarang dan selamanya. Kita diundang memberi mereka yang berkekurangan makan dan berbagi dengan mereka yang membutuhkan pertolongan. Sanggupkah kita implementasikan apa yang dikehendaki Yesus ini? Semoga. Roh Kudus menguatkan dan memampukan kita. Dalama Nama Tuhan Yesus. Amin.

*DOA:*
Tuhan Yesus terimakasih atas segala karuniaMu dan penyertaanMu. Ampunilah dosa dan salah kami. Bantulah kami agar selalu hidup dalam kasih, dan selalu berusaha setiap hari untuk berbagi dengan sesama. Amin.

Tuhan Yesus menyertai dan memberkati kita semua (Dan Keluarga) dan seluruh hari kita
✝✝✝

*Salam dalam Kasih Tuhan Yesus,*
*RP. Lukas Gewa Tiala (Adi), SVD.*

*********************************************************************************
Sabda Kehidupan, Selasa 7 Januari 2020, _*Mrk 6:38*_

Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah memeriksanya mereka berkata: "Lima roti dan dua ikan."

_Menyangkut potensi diri, apalagi untuk pelayanan, atau ketika ada yang meminta tolong, orang cenderung melihat yang tidak ada dan dengan gampang mengatakan "tidak ada" atau menyerah begitu saja dengan mengatakan, "saya tidak punya apa-apa." Ikutilah ajakan Yesus dalam Injil hari ini, "Cobalah periksa!" Lihatlah yang ada, bukan yang tiada. Pepatah mengatakan, 'engkau akan mendapatkan apa yang kau lihat'. Misalnya, sebuah botol berisi air setengah, bisa dilihat sebagai 'setengah kosong', atau 'setengah penuh'. Optimislah selalu dengan melihat pada apa yang ada. Ingatlah, Yesus pernah berkata, "Siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya." (Mat 13:12). Rahmat Tuhan pasti cukup, bahkan melimpah. Hiduplah dalam kelimpahan rahmat Allah. Caranya: bersyukurlah selalu._
_Have a bright new day. JLU_❤

*********************************************************************************
RENUNGAN HARI BIASA SESUDAH PESTA PENAMPAKAN TUHAN. 
SELASA, 07 JANUARI 2020.
BACAAN: IYoh. 4:7-10. Mrk.6:34-44.
OLEH : RD. JOHN KOTA SANDO


Keajaiban dari sebuah kebersamaan adalah ketika yang sedikit berubah jadi banyak; ketika yang berat menjadi ringan. Tuhan menghendaki agar kita senantiasa hidup dalam kebersamaan. Melalui kebersamaan kita saling melengkapi satu sama lainnya dalam kekurangan. Apa yang tidak ada menjadi ada karena kebersamaan. Ketika Tuhan memberkati kebersamaan itu, maka kebersamaan itu akan membawa berkat berlimpah bagi setiap orang. Hal ini nyata dalam kisah perbanyakan roti dan ikan, ketika Yesus memberi makan kepada orang banyak (Bacaan Injil Mrk.6:34-44). Dengan lima roti dan dua ekor ikan Yesus memberi makan kepada 5000 orang, bahkan setelah orang-orang itu makan sampai kenyang masih tersisa roti dua belas bakul, belum terhitung ikan-ikannya.
Para ahli tafsir Kitab Suci mengatakan bahwa mukjizat perbanyakan roti dan ikan itu bukanlah mukjizat yang turun dari langit, tetapi mukjizat yang terjadi oleh karena kebersamaan dari sekian banyak orang yang mengikuti Yesus pada waktu itu. Masing-masing menyumbangkan ikan dan rotinya, sehingga jumlahnya menjadi banyak. Yesus hanya memberkati roti-roti dan ikan itu agar orang-orang makan sampai kenyang dan tidak ada yang kurang sedikitpun. Yesus dengan kuasaNya bisa saja menurunkan roti dan ikan dari langit, tetapi Yesus mau menunjukkan bahwa mukjizat itu dapat terjadi dalam kebersamaan, ketika orang saling menolong dan mengasihi satu sama lainnya. Bacaan pertama (IYoh.4:7-10) mengajak kita untuk menempatkan kasih sebagai roh dari kebersamaan: "Marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi lahir dari Allah dan mengenal Allah" (IYoh.4:7). Kebersamaan tanpa kasih akan membuat kebersamaan itu menjadi sarang permusuhan, dendam dan iri hati. Tanpa kasih tidak ada semangat saling berbagi dan  rasa solidaritas di dalam kebersamaan.
Semoga kita senantiasa mencintai dan membangun kebersamaan itu dalam hidup kita bersama dengan orang lain. Karena di dalam kebersamaan cinta kasih dan mukjizat itu menjadi nyata.
A M I N.

☃☃☃☃☃☃☃☃☃

*********************************************************************************
*Renungan Selasa 7 Januari 2020*
*Domba tanpa gembala*..
Sumber : Matius 6:34-44
-----------------------------------------------------------------------------
Apa jadinya kalau ada sekawanan domba di Padang Gurun tanpa ada gembalanya? Ada berbagai macam kemungkinan:
1. Tersesat, tdk tahu arah hidup. 
2. Jatuh ke jurang yg curam.
3. Di makan hewan2 buas dan berbisa
4. Dicuri orang

Demikian pula kalau hidup kita menjadi liar dalam peziarahan di dunia ini tanpa digembalakan oleh Tuhan.
1. Akan banyak tersesat. Terbukti kesesatan terjadi dimana-mana.
2. Jatuh dlm jurang penderitaan. Penderitaan seringkali terjadi oleh karena ulah manusia sendiri.
3. Jadi makanan roh jahat. Jangan mengatakan tdk ada roh jahat. Roh jahat nyata telah menjadikan manusia menjadi budaknya.
4. "Dicuri"oleh roh jahat. Dijadikan anggotanya.

Beruntunglah kita memiliki Tuhan Sang Gembala sejati yang selalu digerakkan oleh belaskasih. Tuhan Yesus sejak awal oleh malaikat diberi gelar Imanuel artinya Allah berserta kita. *RTCB.GMPD*
*Rm A Budi Wihandono Pr*
*********************************************************************************


Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Selasa, hari biasa sesudah Penampakan Tuhan, 7 Januari 2020
ROTI DAN IKAN
Renungan kita pada hari ini bertema: Roti dan Ikan. Di sebuah empang yang luasnya sekitar 25 kali 50 meter ada sejumlah besar ikan aneka jenis. Ikat-ikan sudah besar dan siap untuk dipanen. Pastor Paroki diundang untuk mendoakan dan memberkati upacara panen di empang tersebut. Si pemilik empang menjelaskan bahwa makanan harian ikan-ikan adalah roti. Ia memastikan bahwa ikan-ikan itu menjadi lauk yang enak dan sehat. Hasil panen pada hari itu menjadi santapan yang memuaskan Pastor dan banyak orang yang menghadiri acara tersebut.
Roti dan ikan adalah representasi makanan kita setiap hari. Kita selalu berdoa dan meminta Tuhan untuk mencukupi makanan demi kelangsungan hidup kita setiap hari. Di dalam doa “Bapa Kami’, kita memohon supaya Tuhan Allah memberikan makanan bagi kita pada hari ini. Maka kebutuhan makanan untuk hari ini adalah konkret, yang mau tidak mau dipenuhi jika manusia tidak terancam bahaya kelaparan dan kematian. Sebelum meminta kebutuhan lain sebagai tambahan, sebaiknya kita minta agar perut dan tubuh kita diberi kekuatan energi berupa makanan dan minuman. Tuhan menyediakan semuanya.
Tuhan Yesus mengajarkan doa-Nya sendiri kepada kita, yang maksudnya supaya akses kita kepada Bapa menjadi langsung, demi mendapatkan apa yang kita minta. Kepada ribuan orang yang kelaparan di padang gurun, Yesus menghendaki supaya mereka harus mendapatkan akses langsung atas makanan yang diperlukannya. Sebuah campur tangan langsung demi mengatasi suatu persoalan aktual yang sedang terjadi, merupakan tindakan yang sangat dikehendaki oleh Tuhan, dan kita diperintahkan untuk melakukannya.
Tuhan sangat bijaksana dalam menghadirkan sesama bagi kita: anggota keluarga sendiri, teman, kenalan, sahabat dan sesama umat manusia bahkan cukup dengan mencakup lebih banyak orang melalui media sosial. Network melalui media menjadikan kita semua sebagai sesama dalam waktu dan tempat yang mudah dijangkau. Dalam konteks ini, sangat berlaku perintah Yesus pada hari ini: “Kamu harus memberi mereka makan”. Hal ini kiranya memperkuat kesadaran iman dan moral setiap orang untuk bertindak langsung menyediakan kebutuhan makanan bagi orang-orang yang membutuhkannya.
Media-media yang menjadi instrumen penting untuk terjadinya interaksi antar manusia tersebut, selayaknya memegang prinsip bahwa peran mereka adalah menjadi tangan Tuhan. Allah adalah kasih, seperti yang diwartakan oleh Surat Pertama Yohanes, adalah terang yang menuntun pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan media-media, terutama dalam menyediakan akses langsung kebutuhan makanan pada hari ini bagi orang-orang yang membutuhkan.
Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, jadikanlah kami saluran kasih-Mu kepada orang-orang yang berkekurangan. Kemuliaan... Dalam nama...

Comments