RENUNGAN HARIAN PEKAN BIASA II. RABU,  22 JANUARI 2020. BACAAN: ISam.17:32-33.37.40-51. Mrk. 3:1-6.

*Bacaan Liturgi 22 Januari 2020* *Hari Biasa, Pekan Biasa II*
*PF S. Vinsensius, Diakon dan Martir*

*Bacaan Pertama*
*1Sam 17:32-33.37.40-51*
Daud mengalahkan Goliat dengan umban dan batu.
Pembacaan dari Kitab Pertama Samuel:
Pada suatu hari Daud menghadap Saul dan berkata kepadanya,
"Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena Goliat!
Hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu."
Tetapi Saul berkata kepada Daud,
"Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu!
Mustahil engkau dapat melawan Goliat!
Sebab engkau masih muda,
sedang Goliat sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit."
Tetapi Daud berkata kepada Saul,
"Tuhan telah melepaskan daku dari cakar singa
dan dari cakar beruang.
Dia pun akan melepaskan daku dari tangan orang Filistin itu!"
Kata Saul kepada Daud, "Pergilah! Tuhan menyertai engkau."
Maka Daud mengambil tongkatnya lalu pergi.
Ia memilih dari dasar sungai lima batu yang licin
dan menaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya,
yakni wadah batu,
sedang umban tali dipegangnya.
Demikianlah Daud mendekati Goliat, orang Filistin itu.
Goliat sendiri makin dekat menghampiri Daud,
dan di depannya berjalan orang yang membawa perisainya.
Ketika Goliat melayangkan pandangannya dan melihat Daud,
dihinanya Daud itu karena ia masih muda,
kemerah-merahan dan elok parasnya.
Goliat, orang Filistin itu, berkata kepada Daud,
"Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?"
Lalu demi para dewa, orang Filistin itu mengutuki Daud.
Lalu ia menantang Daud, "Hadapilah aku,
maka aku akan memberikan dagingmu
kepada burung di udara dan kepada binatang-binatang di padang."
Tetapi Daud berkata kepada Goliat, orang Filistin itu,
"Engkau mendatangi aku dengan pedang, tombak serta lembing,
tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam,
Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.
Hari ini juga Tuhan akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku!
Aku akan mengalahkan engkau dan memenggal putus kepalamu!
Hari ini juga
aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin
kepada burung-burung di udara dan binatang-binatang liar,
supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah,
dan supaya segenap jemaah ini tahu
bahwa Tuhan menyelamatkan bukan dengan pedang atau lembing.
Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran,
dan Ia akan menyerahkan kamu ke dalam tangan kami."
Ketika orang Filistin itu bergerak maju menyongsong Daud,
segera larilah Daud ke barisan musuh menghadapi Goliat.
Lalu Daud memasukkan tangannya dalam kantung batu,
diambilnyalah sebuah batu, lalu diumbankannya.
Maka kenalah dahi Goliat,
dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah.
Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu
dengan umban dan batu;
ia mengalahkan Goliat dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan.
Daud berlari mendapatkan orang Filistin itu,
lalu berdiri di sebelahnya;
diambilnyalah pedang Goliat, dihunusnya dari sarungnya,
lalu ia menghabisi Goliat.
Dipancungnyalah kepala Goliat dengan pedangnya sendiri.
Demikianlah sabda Tuhan!
*Bacaan Injil*
*Mrk 3:1-6*
Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat,
menyelamatkan nyawa orang atau membunuhnya?
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat.
Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya.
Orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus,
kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat,
supaya mereka dapat mempersalahkan Dia.
Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu,
"Mari, berdirilah di tengah!"
Kemudian kata-Nya kepada mereka,
"Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat,
berbuat baik atau berbuat jahat,
menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?"
Tetapi mereka itu diam saja.
Yesus jengkel karena kedegilan mereka!
Dengan marah Ia memandang sekeliling,
lalu berkata kepada orang tadi,
"Ulurkanlah tanganmu!"
Ia pun mengulurkan tangannya, maka sembuhlah seketika.
Lalu keluarlah orang-orang Farisi
dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian
untuk membunuh Dia.
Demikianlah Injil Tuhan!
*RENUNGAN SINGKAT:*
*"BERBUAT BAIK SELALU."*
Hari ini bacaan bacaan liturgi mengajak kita untuk hidup dengan selalu berbuat baik kepada sesama karena Tuhan sudah dan selalu berbuat baik pada kita. Tuhan selalu berinisiatif berbuat baik pada kita. Daud dalam bacaan pertama kita baca dan dengar, bagaimana dia mengalahkan Goliat dengan peralatan yang sangat sederhana; tapi karena kemurahan dan kebaikan Tuhanlah dia menang. Dia datang atas nama Tuhan. Dia menang melawan Goliat.
Sedangkan dalam Injil, Yesus sendiri tunjukan bahwa Allah Tuhan itu selalu mau berbuat baik, selalu berbelas kasih kapan saja. Hukum Sabat pun tidak dapat menghalangi perbuatan belas kasih Allah. Karena seperti yang Yesus katakan sendiri bahwa Dia berkuasa atas sabat itu, dan sabat itu ada untuk manusia dan bukan sebaliknya. Hukum kebaikan atau lebih tepat hukum Kasih adalah yang pertama dan utama di mata Tuhan.
Oleh karena itu saudara dan saudariku, kita diajak dan diundang untuk selalu berbuat baik, untuk selalu berbelas kasih kapan saja. Semoga.
Roh Kudus menguatkan dan memampukan kita. Dalam Nama Tuhan Yesus. Amin.
*DOA:*
Tuhan Yesus terima kasih atas segala karuniaMu dan penyertaanMu. Ampunilah dosa dan salah kami. Bantulah kami agar selalu hidup dengan berbuat baik dan berbelas kasih. Amin.
Tuhan Yesus menyertai dan memberkati kita semua (Dan Keluarga) dan seluruh hari kita
✝✝✝
*Salam dalam Kasih Tuhan Yesus,*
*RP. Lukas Gewa Tiala (Adi), SVD.*
**************************
RENUNGAN HARIAN PEKAN BIASA II. RABU,  22 JANUARI 2020. BACAAN: ISam.17:32-33.37.40-51. Mrk. 3:1-6.
OLEH : RD. JOHN KOTA SANDO
Sadarkah kita bahwa hidup ini merupakan sebuah pertarungan? Kita tidak saja menyaksikan peristiwa itu, tetapi juga turut mengalaminya. Ada pertarungan antara dunia kebaikan dengan dunia kejahatan. Tetapi sekalipun pertarungan itu berlangsung hebat, hanya ada satu pemenang abadi, yakni kebaikan. Kejahatan tidak akan pernah menang atas kebaikan. Tetapi kejahatan juga tidak akan pernah berhenti mengejar kebaikan dan berusaha untuk menghancurkannya, walaupun tidak akan pernah berhasil. Hidup kita ini juga dikelilingi oleh banyak musuh. Ada musuh yang terang-terangan, tetapi juga ada musuh dalam selimut. Musuh ini tidak saja berwujud fisik, tetapi juga dalam bentuk karakter-karakter negatif yang ada dalam diri manusia. Dari sekian banyak musuh, ada satu musuh yang paling berbahaya dalam hidup manusia, yakni dirinya sendiri. Bahkan musuh itu tak begitu mudah dikalahkan, kalau manusia tidak melibatkan Tuhan di dalamnya.
Ketika manusia menghadapi pertarungan besar dengan musuh- musuhnya itu, tak cukup ia mengandalkan kekuatannya sendiri. Sehebat-hebatnya manusia itu, ia tetap sebagai makhluk yang lemah, seperti "setitik air di dalam timba dan sebutir debu di atas neraca". Kekuatan kita satu-satunya hanya ada pada Tuhan. Iman pada Tuhan mengatasi segalanya. Di dalam iman akan Tuhan ada keajaiban, ada kemenangan dan ada kesembuhan. Iman membuat yang tak berdaya menjadi bangkit dan menemukan kekuatannya kembali. Iman senantiasa membuka pintu rahmat di segala sisi kehidupan manusia.
Melalui bacaan pertama hari ini (ISam.17:32-33.37.40-51) kita disadarkan bahwa Tuhan adalah senjata kemenangan kita dalam menghadapi musuh-musuh kita dalam berbagai bentuk. Raja Daud mengajarkan hal tersebut, ketika dia menghadapi Goliat: "Engkau mendatangi aku dengan pedang, tombak serta lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam, Allah segala barisan bangsa Israel yang kau tantang itu" (ISam.17:45). Juga raja Daud dapat mengalahkan Goliat karena yang ia perjuangkan adalah kebaikan dan kesejahteraan bangsa Israel. Seandainya yang ia perjuangkan adalah kepentingannya sendiri, maka ia akan kalah melawan Goliat.
Dalam bacaa Injil (Mrk.3:1-6), orang yang mati sebelah tangannya berhasil mengalahkan penyakitnya karena imannya akan Yesus. Maka dengan ini menjadi jelaslah bagi kita bahwa iman itu dapat menyembuhkan dan memulihkan seseorang, baik penyakit rohani maupun penyakit jasmani. Seperti Daud, Yesus juga berhasil mengalahkan pandangan sempit orang-orang farisi tentang hari sabat, karena yang Ia utamakan adalah keselamatan orang sakit itu. Apalah artinya hidup keagamaan kita, jika tidak dilandasi oleh perbuatan cinta kasih?
Marilah kita mengatakan pada diri kita masing-masing: "I have to decide to live by my faith" (Saya harus hidup dengan iman saya). Karena di  dalam iman ada kehidupan dan selalu ada kemenangan.
A M I N.
***************************
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Rabu pekan biasa ke-2, 22 Januari 2020
GOLIAT HARUS DILAWAN.
Renungan kita pada hari ini bertema: Goliat Harus Dilawan. Kisah tentang perlawanan antara Daud terhadap Goliat merupakan salah satu yang paling menarik dan terkenal di dalam Perjanjian Lama. Kisah ini dapat menjadi suatu pembelajaran yang sangat tepat bagi kita baik sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari kehidupan bersama.
Kita dengan muda menempatkan Daud sebagai pihak yang sangat lemah, tetapi ia adalah pemenang. Kisah yang diwartakan dalam bacaan pertama liturgi hari ini cukup untuk mengajarkan kita akan suatu keberpihakan kepada kebenaran, yaitu Tuhan. Kemenangan adalah imbalannya. Goliat digambarkan sebagai satu sosok yang besar, yang menarik, tapi sekaligus menakutkan.
Goliat ini tepat sekali untuk menjadi simbol untuk menggambarkan halangan yang harus kita lawan di dunia ini, karena jika halangan tidak diatasi kebaikan dan kebahagiaan yang kita harapkan tidak tercapai. Di sini paling kurang ada dua halangan besar yang sangat mengganggu kita. Sering kita memang harus melawan kekuatan sungguh besar namun keadaan kita serba terbatas seperti Daud kepada Goliat. Pengharapan Kristen mengharuskan kita bertahan dan berani menghadapi rintangan.
Halangan besar pertama ialah kesombongan. Bagaimana untuk melawan dan akhirnya mengalahkan kesombongan? Kita perlu berangkat dari suatu kebenaran, yaitu mengenal akar dari kesombongan itu. Akarnya ialah karena iman yang kurang kuat, bahkan tidak beriman seperti Goliat. Jika orang beriman bahwa Tuhan adalah penyelenggara utama segala sesuatu dan pengendali semua, ia senantiasa taat, rendah hati dan bergantung saja kepada Tuhan. 
Kita manusia memang punya kebebasan dan intelek untuk bisa berbuat atau berkreasi, tapi itu semua karena penciptaan Tuhan yang membuat kita gambar dan rupa-Nya sendiri. Jadi untuk apa menjadi sombong namun ternyata semua yang ada pada kita hanya merupakan pemberian atau pinjaman dari Tuhan. Daud tampil sebagai personifikasi Tuhan untuk melawan kesombongan yang sudah sangat keterlaluan yang harus dibinasakan. Jika dibiarkan, pasti akan menjadi malapetaka.
Halangan besar kedua ialah kekerasan dalam bersikap, baik melalui kata-kata maupun tindakan. Goliat memaki-maki Daud dan tidak memandangnya layak sebagai manusia. Demikian juga orang-orang Farisi memiliki kekerasan hati dan dalam tindakan terhadap Yesus. Bahkan kekerasan mereka juga menimpa orang yang mati sebelah tangannya. Jika tidak ada tindakan Tuhan atas orang sakit itu, pasti ia tetap menderita. Bagi mereka orang sakit adalah kutukan.
Marila kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa maha kuasa, jadikanlah kami para pengikut Putra-Mu Yesus Kristus yang mampu melawan dan mengalahkan kelemahan dan kejahatan di dunia ini. Kemuliaan... Dalam nama Bapa ...
********************************
*ULURKANLAH TANGANMU*
_( Markus 3 : 1-6 )_
*Legalisme semakin merasuk dalam hati orang-orang Farisi sehingga cara pandang mereka terhadap praktik Sabat tidak murni lagi. Ini terlihat jelas dalam bacaan hari ini*
Markus mencatat bahwa pada Sabat yang lain, orang- orang Farisi dengan sengaja mencari-cari kesalahan dari tindakan Yesus yang ketika itu melihat seorang yang mati sebelah tangannya (1-3)
_Menurut catatan Lukas, tangan yang mati itu adalah tangan kanan ( Luk. 6:6 ). Artinya, tangan yang diperlukan untuk aktivitas dan bekerja sehari-hari_
*Itulah sebabnya Tuhan memberikan pertanyaan retoris yang membandingkan perbuatan baik atau jahat, menyelamatkan atau membunuh (4)*
_Terhadap pertanyaan tersebut, orang- orang Farisi tidak dapat berkata apa-apa (4). Jika mereka memilih perbuatan baik atau menyelamatkan nyawa, maka mereka tidak bisa menjebak Yesus meski itu adalah jawaban dan perbuatan yang benar_
*Melihat kedegilan hati mereka, Yesus berdukacita dan marah (5). Bagaimana tidak, mereka adalah pemimpin agama yang seharusnya paham tentang bagaimana seharusnya mempraktikkan perintah agama dengan benar, tetapi nyatanya tidak*
_Mereka lebih memilih aturan daripada prinsip yang membangun aturan tersebut; lebih memilih perbuatan lahiriah daripada perubahan batiniah; lebih mengutamakan legalisme dibanding praktik kasih bagi sesama_
Bahkan perikop ini diakhiri dengan sesuatu hal yang ironis di mana orang-orang Farisi segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Yesus (6)
*Hati mereka telah mengeras dan spiritualitas mereka telah membeku sehingga rela melakukan apa saja termasuk kejahatan*
_Bagaimana dengan hidup kekristenan yang kita jalani selama ini?_
*Masih adakah kasih kepada Tuhan dan sesama?*
_Atau justru kita sedang terjebak dalam legalisme yang membuat kerohanian kita membeku dan hati kita mengeras?_
*_Marilah kita memohon pertolongan Tuhan agar menjaga langkah kita menjauhi legalisme dan senantiasa hidup dalam kasih_*
*******************************
*Selamat pagi saudara*♻⚜
Hari ini Rabu, 22 Januari 2020.
Hari Rabu Pekan Biasa II
Doa Persatuan Umat Kristiani Hari Kelima.
*Mari Berdoa*♻⚜
Tuhan curahkanlah Roh Kudus-Mu kepadaku agar aku memahami Sabda-Mu hari ini, bahwa: Engkau mengasihi manusia dan Engkau mengutus Putra-Mu untuk menghapus dosa manusia agar mendapat hidup kekal. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
*Bacaan Kitab Suci*
1. 1Sam. 17:32-33.37.40-51
2. Mrk. 3:1-6
(Mohon teks Kitab Suci dibaca terlebih dahulu)
*Memahami Injil*♻⚜
⚜Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. *(Pada hari Sabat, Yesus kembali masuk ke rumah ibadat. Pada saat itu ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mati lawan kata dari hidup. Mati bermakna hidup terpisah dari Allah dan hidup bermakna hidup bersatu dengan Allah.)*
⚜Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. *(Mereka adalah orang Yahudi yang mempunyai peraturan hari Sabat.*
*Orang Yahudi ini pernah mendapati Yesus melanggar peraturan hari Sabat, sehingga mereka saat ini mengamat-amati apakah Dia melanggar hari Sabat lagi?)*
⚜Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: "Mari, berdirilah di tengah!" Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" *(Yesus yang datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari kematian; walau hari itu adalah hari Sabat, segera Dia meminta orang tersebut berdiri di tengah rumah ibadat dan bertanya kepada orang-orang Yahudi: Manakah yang di perbolehkan pada hari Sabat, menyelamatkan orang atau membunuh orang?)*
⚜Tetapi mereka itu diam saja. Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu. *(Yesus mencintai manusia dan menyelamatkan manusia dari kematiannya. Cinta-Nya menyelamatkan manusia mengatasi segala hukum, termasuk hukum Sabat. Yesus sedih melihat kedegilan hati banyak orang yang terjerat dengan hukum-hukum, sehingga tidak mencintai dan menolong sesama manusia.)*
⚜Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia. *(Orang-orang Farisi walau melihat Yesus melakukan kebaikan, namun mereka merencanakan membunuh Yesus. Hal itu disebabkan mereka berpegang pada peraturan.*
*Orang-orang Farisi ini lebih menjunjung hukum dari pada hidup yang mengasihi.)*
*Merenungkan*♻⚜
♻Sungguh besar kasih Allah kepada manusia. Dia datang menyelamatkan kita dari kematian untuk mendapat hidup kekal. Cinta Yesus yang menyelamatkan itu mengatasi segala hukum dan peraturan.
♻Apakah saya sudah menyadari rahmat ini? Apakah saya bisa menunjukkan lewat peristiwa apa Yesus mencintai saya, dimana cinta-Nya itu melampaui hukum yang berlaku?
*Doa Permohonan*♻⚜
♻Tuhan Yesus, Engkau lewat peristiwa-peristiwa yang menyentuh menuntun kami manusia untuk mendapat keselamatan-Mu. Bantu kami selalu untuk menyadari kasih-Mu agar kami juga mampu meneladan Engkau dalam mengasihi sesama. Kami mohon....
*Hening*♻⚜
( Silakan hening barang 15 menit, untuk mengendapkan Sabda Tuhan, bisa sambil menyebut-nyebut nama: Yesus)
*Doa Penutup*♻⚜
Tuhan, Engkaulah gunung batu dan kubu pertahananku. Cinta kasih-Mu menyelamatkan dan menghapus dosa-dosaku. Kami bersyukur Tuhan. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Tuhan sertamu – dan sertamu juga.
Semoga Allah yang Mahakuasa senantiasa memberkati Anda, keluarga, komunitas, aktivitas Anda hari ini.
*Demi nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin*
♻⚜✝⚜♻
曆曆曆
*Teriring doa dari Karmel*
***********************************
*Sabda Kehidupan*
Rabu 22 Januari 2020
_*Mrk 3:4_
Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja.
_Orang Farisi memilih diam daripada menanggapi pertanyaan Yesus. Bagi mereka tidaklah penting soal perbuatan baik atau buruk, tapi gengsi kewibawaan soal siapa yang harus dituruti. Bukankah inilah yang sering terjadi, orang tidak mempersoalkan mengenai kebenaran atau kebaikan, tapi terlebih soal siapakah yang paling/lebih berkuasa: Suami atau istri? Orang tua atau anak? Kakak atau adik? Pastor atau dewan paroki? Senior atau yunior? Saya atau kamu? Dalam relasi sering hal ini terkait dengan yang disebut 'harga diri'. Harga diri, kewibawaan, gengsi, lebih utama dari kebaikan dan cintakasih. Demi kebaikan dan cintakasih, mari dengan rendah hati melepas citra diri yang semu karena merasa terancam oleh hilangnya wibawa dan kekuasaan. Yesus menerima kehinaan salib, demi kasihNya untuk kita._
_Have a peaceful day. JLU_❤
*****************************
*Rabu, 22 Januari 2020*
*Pekan Biasa II*
¤ 1Sam. 17:32-33,37,40-51
¤ Mzm. 144:1,2,9-10
¤ Mrk. 3:1-6
*"Scutum cordis laborem"*
~ _Kedegilan hati_ ~
   Inilah _ciri_ orang yang sulit untuk menerima masukan atau pendapat dari orang lain sebab merasa dirinya yang paling benar.
   Mengacu pada bacaan Injil hari ini, kita dapat melihat bagaimana sikap orang Farisi yang degil hatinya.
   Adapun _kedegilan hati_ orang Farisi yang dapat kita _waspadai,_ agar tidak terperangkap dalam sikap yang sama seperti yang dilakukan orang Farisi pada masa itu, antara lain:
1. *Berpusat pada diri sendiri*
   Orang yang hanya berpusat pada diri sendiri akan mudah menyalahkan orang lain yang tidak sepaham.
   Di sinilah kita diajarkan pentingnya _mau mendengarkan_ nasihat orang lain agar kita tidak dibutakan dan dirugikan karena sikap kita sendiri.
2. *Kekerasan hati*
   Kekerasan hati menyebabkan _tidak lagi peka,_ baik terhadap kebenaran, terhadap orang lain bahkan terhadap diri sendiri.
   Di sinilah kita diajak menyadari _dampak_ dari ketidakpekaan adalah _kesombongan_ dan _kemunafikan_ serta rajin _menghakimi_ orang lain.
3. *Formalitas*
   Formalitas, tata cara, tradisi lebih diutamakan daripada mengasihi dan memperhatikan kebutuhan sesama.
   Di sinilah kita diajarkan pentingnya lebih mengutamakan kehendakNya dan memperhatikan kesejahteraan sesama.
   Saudaraku, belajarlah memiliki _hati yang lemah lembut_ karena hati yang keras akan menjadikan kita memiliki pribadi yang selalu memberontak.
   Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang mau berupaya memiliki kepekaan hati dalam hidup bersama. Amin.
****************************
Mrk. 3:1-6 ~ Rabu
_"Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang"_
Yesus mengajarkan kepada kita untuk menempatkan dan memperjuangkan KEBENARAN dan KEBAIKAN Allah di atas segalanya. KEBENARAN dan KEBAIKAN takkan terjadi kalau kita sendiri tidak hidup dalam KEBENARAN dan KEBAIKAN dihadapan Allah. Sebab KEBENARAN-NYA mendatangkan DAMAI dan KEBAIKAN-NYA memberikan KESEJAHTERAAN untuk semua manusia.
Saudaraku, adakah hidup Anda diliputi DAMAI-SEJAHTERA?
JLU.
*DOA:*
Ya Bapa yang maharahim, jernihkanlah hati dan pikiranku sehingga hanya memikirkan dan menghayati segala kebaikan yang berasal dari-Mu. Amin.

Comments