Mrk 2 : 23 - 28, Bacaan dan renungan Harian 21 Januari 2020

Selasa, 21 Januari 2020

Pekan Biasa II
PW. St. Agnes, Perawan-Martir
¤ 1Sam. 16:1-13
¤ Mzm. 89:20,21-22,27-28
¤ Mrk. 2:23-28
"Sabbato"
~ Sabat~
   Inilah saatnya manusia menikmati persekutuan dengan Sang Pencipta.
   Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Yesus mengajarkan mengenai hari Sabat kepada kita.
   Adapun hakikat hari sabat menurut ajaran Yesus, antara lain:
1. Fungsinya
   Yesus menempatkan fungsi Sabat untuk kepentingan dan kesejahteraan bagi semua umat manusia.
  Di sinilah kita diingatkan fungsi hari sabat untuk menciptakan kedamaian, ketenteraman dan kebaikan umum.
2. Maknanya
   Yesus menggali makna hari Sabat adalah keselamatan hidup manusia.
   Di sinilah Yesus mengingatkan nilai tertinggi dari ciptaanNya paling mulia adalah kehidupan manusia.
3. Tujuannya
   Yesus mengajar tujuan hari Sabat untuk memuliakan Allah penyelamat
   Di sinilah kita diajarkan nilai yang harus diutamakan adalah kasih Allah.
   Saudaraku, marilah kita berupaya lebih mengutamakan kebaikan dan keselamatan serta menghadirkan kasih Allah bagi sesama dalam hidup sehari-hari.
   Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang mau menjalankan ajaran Yesus mengenai hari Sabat. Amin.
***********************
Mrk. 2:23-28 ~ Selasa
"Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat"
Yesus mau mengembalikan Sabat ke MAKNA dasarnya. Hari Sabat = hari Minggu= hari sukacita anak-anak Allah, karena Kristus telah memperdamaikan kita dengan Allah dan menjadikan kita kudus, tak bercela dan bercacat di hadapanNya. WIBAWA HUKUM harus DTEGAKKAN, tidak bisa dilakukan mana suka dan cari enaknya sendiri. Perlu KETULUSAN dan KESEIMBANGAN untuk menafsirkan dengan tepat.
Saudaraku, sejauhmana Anda benar-benar MEMAKNAI
hari Minggu dengan tepat dan bijak?
JLU.
DOA:
Ya Yesus Kristus, Engkau adalah Tuhan atas hari Sabat dan kasih-Mu tidak dapat diutarakan dengan kata-kata. Hukum cintakasih-Mu adalah sukacita kami dan keselamatan kami.  Amin.
*************************
Selamat pagi saudara
Hari ini Selasa, 21 Januari 2020.
Pw. St. Agnes, Perawan & Martir
Doa Persatuan Umat Kristiani Hari Keempat.
Mari Berdoa
Tuhan curahkanlah Roh Kudus-Mu kepadaku agar aku memahami Sabda-Mu hari ini, bahwa: Seluruh hukum tercakup dalam cinta.  Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Bacaan Kitab Suci
1. 1Sam.16:1-13
2. Mrk. 2:23-28
(Mohon teks Kitab Suci dibaca terlebih dahulu)
Memahami Injil
Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang Farisi kepadaNya: "Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"
(Hari Sabat adalah Hari ketujuh, adalah hari istirahat untuk orang Israel, berdasar Kel. 20:8-11. Hukumnya orang Israel tidak boleh bekerja pada hari Sabat. Namun saat para murid berjalan bersama dengan Yesus di ladang gandum di hari Sabat, mereka memetik bulir gandum. Dalam hal ini para murid Yesus menyalahi hukum Sabat, sehingga orang Farisi menegur.)
Jawab-Nya kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu — yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam — dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya?
(Yesus menanggapi orang Farisi dengan mengemukakan kasus raja Daud serta pengikutnya saat kelaparan dan mereka melanggar hukum memakan roti sajian, yang menurut hukum hanya boleh di makan oleh para imam. Yesus menyadarkan orang Farisi bahwa pada kasus kelaparan, cinta kasih memberi makan melampaui segala hukum, sebab makan adalah kebutuhan dasar untuk dapat bertahan hidup.)
Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat."
(Yesus menegaskan: Peraturan Hari Sabat diadakan agar manusia bisa mengembangkan cinta kasih, bukannya manusia di matikan dengan peraturan hari Sabat. Oleh karena cinta kasih sumber dari seluruh hukum, maka Yesus  yang adalah kasih, tentu mengatasi segala peraturan dan hukum, termasuk hukum hari Sabat;)
Merenungkan
Saat kita hidup bersama, hukum adalah sarana pembantu untuk kita bisa hidup bersama saling mencintai satu sama yang lain.
Apakah benar saya menggunakan hukum untuk mengatur agar cinta kasih berkembang dalam hidup bersama? Atau saya menggunakan hukum untuk menghabisi sesamaku?
Doa Permohonan
Tuhan Yesus, kami sering kali menggunakan hukum bukannya untuk mengembangkan cinta kasih, namun menggunakan hukum untuk melakukan doa. Bantu aku untuk bertobat Tuhan. Kami mohon....
Hening
( Silakan hening barang 15 menit, untuk mengendapkan Sabda Tuhan, bisa sambil menyebut-nyebut nama: Yesus)
Doa Penutup
Tuhan saat seseorang menghayati cinta kasih kepada Engkau dan kepada sesama tanpa memandang muka, maka pada saat itu tentu ia tidak melanggar hukum, sebab cinta kasih adalah ibu dari setiap hukum. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Tuhan sertamu – dan sertamu juga.
Semoga Allah yang Mahakuasa senantiasa memberkati Anda, keluarga, komunitas, aktivitas Anda hari ini.
Demi nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin
✝
曆曆曆
Teriring doa dari Karmel
****************************
SABAT UNTUK MANUSIA, BUKAN MANUSIA UNTUK SABAT
( Markus 2 : 23-28 )
Bagi orang legalistik, hukum dan perintah lebih penting daripada mempraktekkan kepedulian dan kasih kepada sesama. Seperti itulah yang dilakukan orang- orang Farisi dalam bacaan hari ini
Markus mencatat bahwa orang-orang Farisi melihat Yesus dan murid-murid-Nya sedang berjalan dan memetik bulir gandum.
Persoalannya bukan tidak boleh memetik bulir gandum ( Lih. Ula.23:25 ), melainkan karena orang-orang Farisi menganggap tindakan tersebut sebagai perbuatan menuai dan itu dilakukan di hari Sabat di mana tindakan menabur dan menuai dilarang dilakukan ( 23-24. lih. Kel. 34:21 )
Dalam catatan Matius 12:1 dijelaskan bahwa para murid memetik bulir gandum karena lapar
Itu sebabnya Yesus meresponi sindiran orang-orang Farisi itu dengan menjelaskan tentang apa yang dilakukan oleh Daud dalam 1 Samuel 21:1-6 serta menegaskan bahwa ketentuan hari Sabat diberikan Tuhan demi kebaikan manusia ( Mrk. 2:27; bdk. Kel. 20:8-11) .
Jika demi menjalankan Sabat, manusia menjadi tidak peduli untuk berbuat baik bagi sesamanya, berarti hal itu sudah melenceng dari tujuan Sabat diadakan.
Kemudian, di hadapan orang-orang Farisi, Tuhan Yesus menegaskan diri-Nya sebagai Anak Manusia, yang adalah Tuhan atas hari Sabat ( 25-28 )
Ini mengacu pada Daniel 7:13-14 di mana Anak Manusia digambarkan sebagai figur Mesias yang pada akhir zaman diberikan otoritas, kuasa, dan kemuliaan oleh Allah untuk memerintah.
Marilah kita sungguh- sungguh menjaga agar jangan sampai hidup keagamaan membuat kita terjerumus ke dalam legalisme rohani dan membutakan mata hati terhadap kebutuhan orang- orang di sekitar kita.
Segala aturan dan perintah diberikan Allah karena Ia mengasihi kita dan semua itu diberikan untuk kebaikan kita
Oleh karena itu, semestinya kita menjalaninya sebagai bukti kasih juga kepada-Nya.
****************************
*SELASA, 21 JANUARI 2020*
Bacaan Liturgi
Hari Biasa, Pekan Biasa II
PW S. Agnes, Perawan dan Martir
Bacaan Injil
Mrk 2:23-28
Hari Sabat diadakan untuk manusia,
dan bukan manusia untuk hari Sabat.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Pada suatu hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum,
dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum.
Maka kata orang-orang Farisi kepada Yesus, "Lihat!
Mengapa mereka berbuat sesuatu
yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"
Jawab Yesus kepada mereka,
"Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud,
ketika ia dan para pengiringnya kekurangan dan kelaparan?
Tidakkah ia masuk ke dalam Rumah Allah
waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Agung
lalu makan roti sajian
- yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam -
dan memberikannya juga kepada pengikut-pengikutnya?"
Lalu kata Yesus kepada mereka,
"Hari Sabat diadakan untuk manusia
dan bukan manusia untuk hari Sabat,
jadi Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat."
Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                         
Selasa, 21 Januari 2020                                                                                                        
RP Fredy Jehadin, SVD
*Tema: Kebutuhan Hakiki Manusia Lebih Utama Daripada Hukum Dan Peraturan!*
                                                                                                                                        Markus 2: 23 – 28
Saudara-saudari... Hari ini orang Farisi marah besar karena murid Yesus memetik bulir gandum pada hari Sabat. Kata mereka kepada Yesus: “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” 
Orang Farisi menggunakan hukum Sepuluh Perintah Tuhan sebagai dasar alasan mengapa mereka memarahi para murid Yesus Kristus. Menurut Sepuluh Perintah Tuhan: “Pada hari ketujuh, adalah hari Sabat Tuhan, maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anak laki-laki atau anak perempuan, atau hambamu laki-laki atau hamba perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh, itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya.” Keluaran 20: 10-11.
Saudara-saudari... Benar bahwa pada hari Tuhan, kita harus memuji dan memuliakan Tuhan. Hari khusus di mana kita pusatkan perhatian kita pada Tuhan; mengingat segala kebaikan dan cinta Tuhan.  Pertanyaan kita: Apa sesungguhnya arti dari memuji dan memuliakan Tuhan? Apakah memuji dan memuliakan Tuhan hanya lewat kata-kata saja? Apakah expresi cinta yang tulus kepada sesama lewat perbuatan amal pada hari Tuhan, bukan merupakan bentuk expresi cinta kita kepada Tuhan? Apa arti dari pujian dan lagu –lagu yang indah yang kita lambungkan pada hari Tuhan, sementara orang yang menderita di depan mata kita, kita abaikan? Orang Farisi sesungguhnya menafsirkan perintah Tuhan secara harafiah.
Yesus Kristus, yang adalah Tuhan, menjernihkan maksud perintah Tuhan. Hari ini Yesus Kristus kembali mengingatkan orang Farisi apa yang terjadi pada zaman Daud, di mana Daud meminta imam Abyatar, Imam Besar untuk mengambil roti sajian dalam Rumah Allah dan memberikannya kepada pengikut Daud karena mereka sangat kelaparan. Imam Abyatar memberikannya. Itu berarti selalu ada pengecualian. Hukum cinta kasih selalu diutamakan; kebutuhan hakiki manusia selalu diprioritaskan; keselamatan manusia selalu diutamakan dari pada hukum dan peraturan yang lain. Yesus yang adalah Allah dengan tegas katakan: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat; jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.” Itu berarti aturan pada hari Sabat tidak boleh menghalangi manusia untuk melakukan kebajikan bagi sesama. Yesus menghendaki agar semua aturan yang diadakan selalu berdimensi social, untuk kebaikan dan damai sejahtera. Di atas semuanya, keselamatan manusia lebih diutamakan dari pada aturan itu sendiri. Hukum dan aturan hanyalah sarana bagi manusia dalam menemukan kedamaian dan kebahagiaan. Hari sabat sama sekali tidak punya maksud untuk menyengsarakan manusia, juga tdk bermaksud membuat manusia menderita.
Marilah saudara-saudari....Ikutilah cara hidup Yesus. Utamakan keselamatan sesama dari pada peraturan dan hukum.
Bersama St. Agnes dan Bunda Maria kita berdoa: Tuhan sadarkanlah kami untuk selalu menggunakan kaca mata Yesus Kristus dalam kehidupan harian kami agar kami selalu sanggup memprioritaskan kebutuhan hakiki manusia dari pada hukum dan peraturan manusia. Dalam nama Kristus, kami berdoa. Amin
***************************
Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Selasa pekan biasa ke-2, 21 Januari 2020; peringatan Santa Agnes, perawan dan martir
JURUS KOMPAK YESUS-DAUD
Renungan kita pada hari ini ialah: Jurus Kompak Yesus-Daud. Santa Agnes lahir di kota Roma pada tahun 291. Ia cantik dan sangat simpatik, namun ia membuat kaul kemurnian untuk hidup sebagai perawan demi cintanya kepada Yesus Kristus. Para pemuda yang jatuh cinta padanya sangat kecewa, sehingga ia diadili dan dijatuhi hukuman mati. Ia tetap pertahankan imannya dan keperawanannya. 
Kesaksian hidup St. Agnes ini merupakan sebuah keyakinan rohani yang tidak bisa dihancurkan dengan sekedar tindakan jasmani seperti intimidasi dan pembunuhan. Tuhan memberikan kepercayaan-Nya kepada Gereja supaya senantiasa membawa misi perubahan mental bagi dunia. Tujuannya supaya dunia itu dapat dibaharui untuk menjadi lebih beradab, bermoral dan beriman. Perubahan mental itu hanya dapat terjadi kalau motor penggeraknya juga rohani. Akan sulit terjadi perubahan mental kalau penggeraknya bukan rohani.
Banyak di antara kita  telah mengalami perubahan mental. Perubahan itu bersumber pada Tuhan. Setan dan kekuatannya juga bersifat rohani, tetapi jurusannya kepada kebinasaan, yang berlawanan dengan jurusan Tuhan yang menuju kepada suka cita dan kebahagiaan kekal. Hari ini kita diperkenalkan oleh bacaan-bacaan kitab suci tentang sebuah cara Tuhan untuk mengubah mental kehidupan manusia, dengan motor penggeraknya ialah Daud dan Yesus Kristus.
Dua profil ini istimewa. Mereka menampilkan sebuah garis lurus, atau jurusan rencana Allah untuk membaharui dunia. Ada sejumlah kesamaan dari keduanya. Satu di antaranya ialah mereka datang dari Bethlehem. Yesus Kristus lahir di Bethlehem, sedangkan Daud yang kelahiran Bethlehem, di kemudian hari menjadi raja. Bethlehem adalah pinggiran kota besar Yerusalem yang penuh kemegahan, intrik politik kekuasaan, nafsu, manipulasi, korupsi, dan kekerasan.
Tentang penekanan pada politik kekuasaan dan merendahkan martabat manusia, orang-orang farisi dan para ahli Taurat adalah biangnya. Mereka sangat ketat dan menomorsatukan aturan daripada keselamatan jiwa manusia. Seorang itu dipandang baik hanya kalau ia dekat dengan kekuasaan. Yang tidak baik ialah mereka yang menabrak aturan buta yang menindas dan merusak hidup manusia. Yesus dan para murid-Nya dilawan habis-habisan karena penabrakan ini.
Jadi jurus yang dimainkan oleh para tokoh Bethlehem, Daud dan Yesus, ialah hidup sederhana dan dekat dengan setiap pribadi manusia untuk menyelamatkan mereka. Daud si penggembala “ternak-ternak” jiwa manusia ialah raja baru, yang dari keluarga besarnya itu, datanglah Mesias ke dunia.
Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Bapa yang baik, perkuatkanlah kami dalam mengutamakan keselamatan jiwa-jiwa kami di atas semua bentuk kemajuan dan prestasi di dunia ini. Kemuliaan... Dalam nama Bapa...
***************************
RENUNGAN HARIAN PEKAN BIASA II. SELASA, 21 JANUARI 2020. PERINGATAN WAJIB ST. AGNES - PERAWAN DAN MARTIR. BACAAN: ISam.16:1-13. Mrk.2:23-28.
OLEH : RD. JOHN KOTA SANDO
Tidak semua rencana dan kehendak Allah dapat dipahami sebatas pikiran manusiawi kita. Belum tentu apa yang dikehendaki manusia, sejalan dengan apa yang dikehendaki Tuhan. Apa yang dianggap manusia sebagai sesuatu yang baik, belum tentu baik dalam pandangan Tuhan.
Itulah yang terjadi dalam pengangkatan Daud menjadi raja Israel untuk menggantikan Saul yang kekuasaannya ditolak oleh Tuhan (Bacaan pertama-ISam.16:1-13). Isai mempunyai delapan orang putera, tetapi ketika tujuh orang puteranya di tampilkan di depan Samuel untuk dicalonkan sebagai raja Israel, tak satupun yang dipilih oleh Tuhan. Samuel mengira bahwa Eliab yang berperawakan bagus itulah yang Tuhan pilih, tetapi ternyata tidak. Kepada Samuel, Tuhan bersabda: "Janganlah terpancang pada paras atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Allah melihat hati" (ISam.16:7). Pada akhirnya Daud putera kedelapan dari Isai yang dipilih dan diurapi Tuhan sebagai raja Israel, karena Tuhan telah tahu dan lihat keadaan hati Daud. Mengapa hati manusia yang justru dilihat Tuhan? Karena hati adalah pusat kebaikan, kejujuran, keadilan dan kerendahan hati. Pada prinsipnya hati adalah rumah cinta kasih. Tetapi juga perlu diingat bahwa hati juga adalah pusat kejahatan, tempat bertimbunnya dosa-dosa. Hati manusia menjadi baik atau tidak sangat tergantung pada apa dan siapa yang berkuasa di dalam hatinya. Jika Tuhan yang berkuasa, maka kebaikan dan kebenaranlah yang bersinar. Tetapi jika iblis yang berkuasa, maka dosa dan kegelapanlah yang membelenggu kehidupan manusia. Tuhan tahu siapa yang berkuasa di hati Daud, maka ia diurapi menjadi raja Israel.
Dalam bacaan Injil (Mrk.2:23-28) Yesus mengkritik orang-orang farisi yang gagal paham tentang hari sabat. Sabat memang baik, tetapi Tuhan melampaui kebaikan dari hari sabat itu: "Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari sabat" (Mrk.2:28). Tuhan adalah "sabat" dan hukum terbaik yang harus ditempatkan dalam hati manusia. Ketika Tuhan menempati hati manusia, maka hukum atau "sabat" itu  menjadi sesuatu yang membebaskan dan menuntun manusia untuk hidup dalam cinta kasih.
Semoga kita menanamkan kesadaran ini dalam hati kita, bahwa hati adalah tempat kediaman Allah. Ketika Tuhan melihat bahwa di dalam hati kita ada Dia, maka berkatNya akan senantiasa turun dalam kehidupan kita.
A M I N.

Comments