Matius 3: 13 – 17, Bacaan dan renungan Harian Sabda Tuhan hari Minggu, Pesta Pembaptisan Tuhan, 12 Januari 2020

SIRAMAN ROHANI                                                                                                                
Minggu, 12 Januari 2020                                        RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Pembaptisan Adalah Peristiwa Iman!        Matius 3: 13 – 17

Saudara-saudari.... Hari ini kita merayakan Pesta Pembaptisan Yesus Kristus. Kita percaya bahwa pembaptisan Yesus Kristus oleh Yohanes Pembaptis bukanlah tanda penyucian diri dari dosa asal, tetapi merupakan satu bentuk solidaritas Yesus Kristus sebagai manusia dalam kemanusiaan kita. Pada waktu Yesus dibaptis, Ia masuk ke dalam air. Masuknya Yesus ke dalam air baptis berarti Ia memasukan Roh dan kuasanya untuk mengubah air itu menjadi air suci sehingga semua orang yang dibaptis dengan air baptis akan disucikan dari segala dosanya dan pada waktu itu mereka secara resmi menjadi anggota gereja yang sah dan menjadi anak Allah. 

Pada waktu Yesus Kristus dibaptis, terbukalah langit dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung Merpati ke atasNya dan terdengarlah suara dari langit: Engkaulah Anak-ku yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan.” Dengan ini kita boleh katakan, bahwa Permandian Yesus Kristus adalah tanda pengukuhan di mana BapaNya sendiri memproklamirkan kepada dunia bahwa Yesus Kristus adalah PutraNya sangat yang dikasihiNya. 

Saudara-saudari.... Kalau kita kembali merenungkan apa yang kita buat pada waktu kita dipermandikan, pastor atau pelayan Sakramen Permandian meminta kita untuk mengungkapkan pernyataan kesanggupan kita untuk menolak setan dan mengakui iman kepercayaan kita kepada Allah Tritunggal.  Sesudah dengan bebas dan penuh keyakinan kita ungkapkan rasa kesanggupan kita untuk menolak setan dan mengakui iman kita kepada Allah Tritunggal, barulah kita dibaptis. 

Peristiwa Pembaptisan adalah peristiwa iman. Allah mendatangi kita dan bersolider dengan kita. Ia turut merasakan pengalaman riil kita dalam hidup harian kita. Peristiwa Pembaptisan dimaknai sekurang-kurangnya dalam dua hal: 1) Sebuah ajakan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan setelah sekian lama menghindar jauh dari Tuhan akibat dosa. 2) Perintah untuk kita bersolider dengan yang lain. Kalau Tuhan, yang mahatinggi sudah sedemikian solilder dengan kita, mengapa kita begitu sulit untuk bersolider dengan sesama?  

Marilah saudara-saudari… Pada Pesta Pembaptisan Yesus Kristus ini, kita kembali mendoakan diri sendiri, semoga rahmat pembaptisan yang sudah kita terima menguatkan dan meneguhkan niat dan usaha kita agar kita selalu dekat dengan Tuhan, yang selalu mencintai kita dan mencintai sesama, yang sama-sama adalah anak-anak Allah. 

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita.  Amin.


******************************

PENGGENAPAN SELURUH KEHENDAK ALLAH
(  Matius 3 : 13-17 )


Puncak pelayanan Yohanes Pembaptis dan awal pelayanan Yesus terjadi pada peristiwa pembaptisan Yesus

Ada dua alasan dibalik sikap Yohanes menolak membaptis Yesus :

Pertama, dia sadar dirinya berdosa, sedangkan Yesus tidak

Kedua, sekalipun Yohanes belum terlalu mengenal identitas kemesiasan Yesus, namun Yohanes melihat dirinya lebih berdosa dibanding Yesus. Karena itu, lebih pantas Yesus yang membaptis dirinya dan bukan sebaliknya

Baptisan Yohanes merupakan tanda pertobatan (6). Ketika Yesus meminta dibaptis (13), bukan karena Dia hendak bertobat dan mengakui dosa-Nya

Tujuan Yesus meminta Yohanes membaptis-Nya adalah untuk menggenapi seluruh kebenaran atau kehendak Allah (15), sekaligus menegaskan bahwa Allah yang telah menetapkan pelayanan Yohanes

Dengan demikian, baptisan yang Yesus terima sangat penting bagi pelayanan Yesus maupun Yohanes sendiri.

Setelah pembaptisan-Nya, manifestasi Roh Allah yang terlihat seperti burung merpati turun atas diri Yesus (16) dan suara penegasan dari surga ( 17; bdk. Mzm. 2:7 dan Yes. 42:1 ) menandakan bahwa Allah berkenan kepada Yesus sebagai Anak Allah ( identitas-Nya ) dan Allah berkenan mengurapi pelayanan kemesiasan-Nya ( misi-Nya )

Ketika melayani di bumi, identitas dan misi Yesus menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Sebagai orang Kristen yang telah mengalami keselamatan dalam Kristus, kita semua memiliki identitas khusus. Kita adalah warga Kerajaan Allah dan murid-murid Kristus.

Karena itu, identitas dan misi kita juga merupakan satu kesatuan. 

Marilah kita mengevaluasi diri sendiri: Apakah misi hidup kita berkaitan dengan keberadaan kita sebagai warga Kerajaan Allah dan murid-murid Kristus?

Sudahkah identitas kita tercermin dalam menjalani kehidupan dan pelayanan kita?

Apakah pelayanan kita sudah sesuai dengan kehendak Allah dan keunikan kita? Apakah misi hidup kita semata-mata berpusat kepada Kristus dan demi kepentingan Kerajaan Allah?

********************************

Baptis Yohanes adalah BAPTIS PERTOBATAN. Yesus tidak berdosa sama sekali tetapi MAU IKUT dibaptis karena YESUS MAU SOLIDER DENGAN MANUSIA dan MENJADI SAMA DENGAN MANUSIA DALAM SEGALA HAL KECUALI dosa (Mat 3: 13-17). Yesus yang solider DIURAPI DENGAN KUAT KUASA ROH KUDUS (Kis 10:34-38) MEWAKILI MANUSIA dalam PERJANJIAN dengan Allah supaya MANUSIA SELAMAT (Yes 42:1-7). Dengan Yesus, kita DIANGKAT MENJADI ANAK Allah. Yesus adalah kakak sulung kita!

******************************

KOTBAH MINGGU PEMBAPTISAN TUHAN. MINGGU, 12 JANUARI 2020. BACAAN: Yes.42:1-4.6-7. Kis.10:34-38. Mat 3:13-17.
OLEH : RD. JOHN KOTA SANDO

Sejumlah pengembara mengelilingi dunia, berjalan dari tempat ke tempat, dengan sebuah tujuan besar, yakni ingin mencari dan menemukan di mana Tuhan berada. Ternyata perjuangan tanpa lelah itu tidak membawa hasil sedikitpun. Tuhan tidak ditemukan di sana. Lalu mereka berunding untuk mendaki sebuah gunung tertinggi di dunia. Mungkin Tuhan ada di sana, pikir mereka. Merekapun melakukannya. Tetapi lagi-lagi mereka tidak menemukan Tuhan yang mereka cari itu. Akhirnya dalam sebuah mimpi, Tuhan berkata kepada salah seorang dari mereka: "Kamu tak perlu mencari Aku di puncak gunung itu. Karena sesungguhnya Aku berada di tengah dunia yang kamu pijak ini; bekerja dan berjuang bersama manusia; hadir dalam keprihatinan-keprihatinnya, dalam ketakutan dan kecemasannya. Ingatlah, ketika kamu melihat orang-orang miskin, Aku ada di sana. Ketika kamu mendengar jeritan tangis orang-orang yang menderita, di situ Aku ada di sana. Bahkan dalam diri dan hati setiap orang, Aku senantiasa ada di sana".
Cerita ini ingin mengantar kita kepada sebuah kesadaran dan permenungan, bahwa bahwa hidup beriman itu membutuhkan sebuah kepekaan untuk merasakan kehadiran dan keterlibatan Allah dalam hidup kita. Antena batin kita harus  hidup untuk dapat menangkap signal-signal kehadiran Allah dalam keseharian dan perjuangan hidup kita. Segala bencana dan tragedi kehidupan yang dialami oleh manusia tak lepas dari sikap masa bodohnya, yang kurang peka akan kehadiran Allah dalam keseharian hidupnya. Tuhan mengetahui segala sesuatu tentang diri kita, karena Ia ada di dalam diri kita, dalam pikiran kita, dalam cita-cita dan perjuangan kita, dalam kecemasan dan ketakutan kita, dalam derita dan air mata kita, juga dalam kegembiraan,suka cita dan kebahagiaan kita.

Hari ini kita merayakan Pesta Pembaptisan Tuhan kita Yesus Kristus. Bukan saja Yohanes Pembaptis yang heran, tetapi kita juga tentu bertanya "Pendosakah Yesus sehingga Ia minta untuk dibaptis? Tentu tidak sama sekali. Namun, mengapa Yesus harus melakukan hal itu? Lewat bacaan Injil hari ini, kita menemukan jawabannya lewat perkataan Yesus kepada Yohanes Pembaptis: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah" (Yoh.3:14). Allah menghendaki, bahwa melalui PuteraNya Yesus Kristus, Ia sungguh memasuki dunia manusia; sungguh-sungguh mau merasakan dan mengalami kehidupan manusia. Ia meleburkan diriNya dalam kehidupan harian manusia dan menjadi manusia seperti kita. Itulah makna pembaptisan Yesus.
Yesus dibaptis di sungai Yordan dengan cara ditenggelamkan sesaat di dalam air oleh Yohanes Pembaptis. Hal ini mengartikan kepada kita bahwa Yesus ditenggelamkan ke dalam semua persoalan manusia, ke dalam suka-duka hidup manusia, ke dalam tawa-tangis manusia dan ke dalam bahagia- derita manusia. Melalui  pembaptisan Yesus, terwujudlah sabda ini: "Firman Allah telah menjadi manusia dan diam di antara kita" (Yoh.1:14).
Melalui pembaptisan Yesus, Allah mewartakan kepada seluruh dunia bahwa Yesus adalah sungguh PuteraNya. Peneguhan Yesus sebagai Putera Allah dibuktikan lewat peristiwa terbukanya langit dan turunnya Roh Allah dalam bentuk burung merpati, serta terdengarnya suara dari surga yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan" (Mat.3:16-17). Kisah Para Rasul dalam bacaan kedua menggambarkan peristiwa itu sebagai peristiwa di mana Allah mengurapi Yesus dengan Roh Kudus dan mengalirkan kuat- kuasaNya kepada Putera terkasihNya itu (Kis.10:38). Lewat pengurapan dengan Roh Kudus dan kuat-kuasa Allah yang menyertaiNya, Yesus memasuki kehidupan manusia, berjalan dari desa ke desa, dari kota ke kota, berjumpa dengan orang-orang miskin, orang-orang sederhana, orang-orang sakit dan orang-orang berdosa. Dia datang kepada orang-orang yang terkulai lemah dan yang pudar semangat hidupnya untuk membawa suka cita, kebahagiaan, damai dan kesembuhan bagi mereka. Dan hal ini ditegaskan dalam bacaan pertama dari Kitab Nabi Yesaya, dalam bahasa kiasan: "Buluh yang patah terkulai tidak akan 
diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak dipadamkannya" (Yes.42:3). Betapa besar cinta Allah pada manusia dan betapa berharganya manusia itu di mata Allah.

Semoga dengan Pesta Pembaptisan Tuhan, iman kita diteguhkan; kita yang tak berdaya ini menjadi bangkit dan percaya, karena Yesus sungguh melebur jadi satu dalam kehidupan kita. Ia tidak membiarkan kita berjalan dan berjuang sendirian, tetapi selalu ada bersama kita. Hidup yang penuh harapan dan penuh kebahagiaan hanya bisa dialami oleh orang-orang yang sungguh yakin bahwa Tuhan selalu ada bersamanya dalam hidup ini. Maka berbahagialah kita yang membangun hidupnya dan mengakarkan imannya dalam Yesus Kristus Tuhan kita.
A M I N.

*****************************

Minggu, 12 Januari 2020
Pesta Pembaptisan Tuhan
¤ Yes. 42:1-4.6-7
¤ Mzm. 29:1a.2.3ac-4.3b, 9b-10
¤ Kis. 10:34-38
¤ Mat. 3:13-17
"Asperges Me"
~ Percikilah aku! ~
   Inilah harapan dalam mengenang pesta pembaptisan Tuhan, supaya kita diperciki dengan baptisan sejati setiap harinya.
   Hari ini kita mengenangkan pesta pembaptisan Tuhan oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan sekaligus menutup masa Natal.
   Mengacu pada bacaan Injil hari ini, mengkisahkan pembaptisan Tuhan Yesus. Pembaptisan menunjukkan bahwa Ia mau menjalani apa saja demi kepentingan kita, bukan demi kemuliaanNya.
   Adapun beberapa nilai yang bisa kita petik dari pembaptisan Tuhan ini, antara lain:
1. Inisiatif
   Yesus ber-inisiatif sendiri untuk datang dari Galilea ke Yordan dan minta dibaptis oleh Yohanes.
  Di sinilah kita diajak untuk berani memulai berbuat dan berani menjadi "perintis" dalam segala hal yang baik
2. Integratif
   Yesus merendahkan hati secara utuh dan penuh demi menggenapkan seluruh kehendak Allah. 
   Di sinilah kita diajarkan bahwa Ia mau menjadi sama dan ada bersama dengan setiap pergulatan hidup kita. Ia menjadi teman seperjalanan yang sehati dan sejiwa dengan kita karena Ia juga ikut mau mengalami apa yang juga kita alami.
3. Komunikatif
   Yesus tak canggung berkomunikasi dengan Yohanes Pembaptis dan BapaNya. 
   Di sinilah kita diajarkan bahwa Ia memiliki hubungan pribadi yang mendalam dengan BapaNya. Hidup dan praksis komunikasinya setiap hari dipenuhi dengan Roh Allah yang turun kepadaNya seperti "merpati", yang penuh kedamaian, ketulusan dan kekudusan.
   Saudaraku, pembaptisan Tuhan menjadi awal secara 'resmi' seluruh karya dan misi-Nya di tengah jemaat dengan cara, bahasa yang dikenal oleh manusia serta masuk dalam misteri dan seluruh realitas manusia. Hanya dengan jalan itulah manusia dapat mengerti rencana keselamatan Allah.
   Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga. Amin

************************************

Mat. 3:13-17 ~ Minggu
Yesus tidak berdosa dan tidak perlu dibaptis. Tapi karena solider dengan kita, Yesus mau dibaptis supaya menjadi sama dengan kita dalam segala hal kecuali dalam dosa. Karena solidaritas Yesus, kita mendapat pengampunan dosa dan kemerdekaan batin. 
Saudaraku, beranikah Anda solider dengan orang-orang yang ada di sekitar Anda: orang miskin, menderita, berduka, sederhana demi kebaikan mereka? 
Selamat Pesta Pembaptisan Tuhan
JLU.

DOA:
Ya Tuhan, kami bersyukur atas anugerah istimewa rahmat baptisan yang Engkau curahkan bagi kami. Ajarilah kami agar kami mampu bertanggung jawab atas rahmat istimewa itu. Bantulah kami agar cara hidup kami semakin menghayati rahmat baptisan itu. Semoga kami berani semakin beriman dan sekaligus semakin rendah hati. Amin

**********************************


Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Minggu, Pesta Pembaptisan Tuhan, 12 Januari 2020

NATAL BERLALU DAN MULAI HIDUP YANG DIBAHARUI

Tema renungan kita hari Minggu pesta Pembaptisan Tuhan ini ialah: Natal Berlalu dan Mulai Hidup yang Dibaharui. "Selamat Natal" sepantasnya kita ucapkan sekali lagi terhadap satu sama lain dengan penuh semangat. Kita ingin memberikan tanda yang spesial untuk hari terakhir masa Natal ini. Tanda yang paling pertama kita temukan ialah Pesta Pembaptisan Tuhan yang kita peringati setiap tahun untuk menutup masa Natal yang penuh ceria dan suka cita.

Pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis seperti yang diwartakan oleh Injil Matius, menandakan sebuah tahap berikutnya dalam hidup Yesus di dunia, yaitu memasuki kehidupan publik. Ia sendiri mengatakan kepada Yohanes bahwa diri-Nya harus dibaptis agar menggenapi apa yang dikehendaki oleh Allah. Yesus Kristus segera meleburkan dan menyatukan diri-Nya dengan dunia dan kehidupan semua orang, sehingga Ia menggarami dan menyelamatkan semua.

Pembaptisan yang dialami oleh Yesus merupakan titik awal pembaptisan kita semua pengikut-Nya. Perbedaan mendasar antara pembaptisan Yohanes Pembaptis atas orang-orang Yahudi dan atas Yesus Kristus sangat jelas. Orang-orang Yahudi, sebagai pendosa dan belum menerima Mesias, harus ditobatkan melalui pembaptisan Yohanes, sehingga mereka dapat menerima Tuhan Yesus Kristus. Sedangkan pada Yesus Kristus adalah pembaptisan Roh Kudus. Pada saat pembaptisan tersebut, turunlah Roh Kudus kepada Yesus Kristus.

Kita mengambil bagian dalam pembaptisan Yesus Kristus, yaitu pembaptisan Roh Kudus. Setiap pengikut Kristus menerima Roh Kudus yang menguduskan dan memenuhi dirinya pada saat ia menerima pembaptisan. Dari saat pembaptisan itu ia memulai hidupnya yang baru. Ia terlahir kedua kalinya, yaitu kelahiran dalam iman dan di dalam Roh Kudus. Sedangkan pembaptisan untuk pertobatan oleh Yohanes Pembaptis tetap berlaku bagi kita, yaitu melalui pelayanan rekonsiliasi dan pertobatan di dalam Gereja yang rutin kita lakukan.

Sama seperti setiap pembaptisan Kristen yang membuka jalan untuk kehidupan baru sebagai pengikut Kristus, kita yang mengakhiri masa Natal dan merayakan Pembaptisan Tuhan, akan memulai hidup kita yang sudah dibaharui di dalam masa biasa. Seperti apa hidup yang dibaharui setelah Natal dan pembaptisan? Menurut nabi Yesaya di dalam bacaan pertama, kita perlu menegaskan kembali komitmen kita sebagai tanda perjanjian Tuhan bagi keselamatan dunia. Kita harus menjadi saksi-saksi kebangkitan Kristus dan keselamatan bagi orang lain.

Kita perlu lebih memantap diri kita sebagai saksi-saksi Kristus dengan berkeliling sambil berbuat baik di mana pun dan kapan pun kita berada. Ini adalah perbuatan Tuhan Yesus Kristus sendiri yang wajib kita lanjutkan.

Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa... Ya Tuhan, semoga dengan perayaan hari Minggu ini kami dibaharui dalam jiwa dan raga kami. Bapa kami... Dalam nama...

**********************************

Selamat pagi saudara💦🚼


Hari ini Minggu, 12 Januari 2020.
Pesta Pembaptisan Tuhan

Mari Berdoa💦🚼
Tuhan curahkanlah Roh Kudus-Mu kepadaku agar aku memahami Sabda-Mu hari ini, bahwa: Pembaptisan adalah kelahiran hidup rohani. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Bacaan Kitab Suci📖
1. Yes. 42:1-4,6-7
2. Kis. 10:34-38
3. Mat. 3: 13-17
(Mohon teks Kitab Suci dibaca terlebih dahulu)

Memahami Injil💦🚼
💦Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. (Yohanes Pembaptis membaptis di sungai Yordan. Yesus datang kepada Yohanes Pembaptis meminta untuk di baptis.
Pembaptisan adalah kelahiran hidup rohani, sehingga kelahiran fisik kita di dahului dengan air ketuban, maka kelahiran hidup rohani di dahului dengan air pembaptisan.) 

💦Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?" (Tentu Yesus yang 100% Allah dan 100% manusia, seharusnya tidak memerlukan pembaptisan. Yohanes Pembaptis yang adalah manusia biasa, memang memerlukan pembaptisan.
Sehingga, saat Yesus meminta di baptis olehnya, Yohanes menolak; dan berkata: Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu.)

💦Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya. (Yesus bersikukuh meminta di baptis untuk menjalankan kehendak Allah, sehingga Yohanes meluluskan permintaan Yesus.)

💦Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari surga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." (Pembaptisan Yesus mendatangkan peristiwa kehadiran Roh Kudus dalam wujud merpati, juga kehadiran Allah Bapa yang menyatakan bahwa YESUS PUTRA BAPA yang terkasih. Kepada-Nyalah Allah Bapa berkenan.)

Merenungkan💦🚼
🚼Para saudara yang terkasih, ada tulisan St. Maksimus dari Turin yang sangat bagus tentang pembaptisan Yesus: 
1. Yesus pada saat Natal lahir untuk manusia dari rahim Maria. Pada saat pembaptisan lahir secara sakramen dalam misteri.
2. Sewaktu Yesus lahir sebagai manusia, ibu-Nya membelai Dia dengan dekapan dan pangkuan. Saat Dia di lahirkan dalam misteri, Allah Bapa memeluk-Nya dengan suara lembut: Inilah Putra-Ku terkasih, kepada-Nya Aku berkenan. Jadi Maria menimang  dengan pelukan mesra; Bapa memperhatikan Putra-Nya dengan kesaksian penuh kasih. 
3. Mengapa Yesus yang kudus turun ke sungai Yordan meminta di baptis? Sesungguhnya Yesus turun ke air untuk menyucikan air baptis agar air baptis bisa menyucikan kita.
4. Yang di mengerti St. Maksimus dari Turin: Sebagaimana Tiang api menuntun orang Israel menyeberangi air, demikian juga Yesus menuntun semua orang untuk menyeberangi pembaptisan. Pembaptisan untuk memberi terang di tengah lautan kehidupan yang berkecamuk, sehingga manusia bisa berjalan mantap penuh iman, sebagai anak-anak Allah.

🚼Bagaimana dengan saya? Apakah saya menghargai pembaptisan yang saya terima?

Doa Permohonan💦🚼
💦Tuhan Yesus, biarlah banyak orang mengalami kelahiran rohani lewat pembaptisan suci; agar mereka di dalam dunia yang bergejolak ini tetap hidup sebagai anak-anak Allah, sesuai dengan kehendak-Mu, karena selalu di tuntun dengan tangan-Mu lewat sakramen-sakramen. Kami mohon....

Hening💦🚼
( Silakan hening barang 15 menit, untuk mengendapkan Sabda Tuhan, bisa sambil menyebut-nyebut nama: Yesus) 

Doa Penutup💦🚼
Tuhan, kelahiran rohani juga mengandaikan ada makanan rohani, pertumbuhan rohani dan kedewasaan rohani. Tuhan aku mau yang rohani itu. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Tuhan sertamu – dan sertamu juga.

Semoga Allah yang Mahakuasa senantiasa memberkati Anda, keluarga, komunitas, aktivitas Anda hari ini.

Demi nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin

💦🚼🙏🏼💟📖🚼💦
🐛🐛🐛🔜🦋🦋🦋

Teriring doa dari Karmel


*******************************

Pembaptisan Tuhan

Mungkin ada yang bertanya mengapa kok Yesus dibaptis? Apakah Yesus itu berdosa juga? Pertanyaan semacam ini lumrah muncul dari orang-orang yang belum memahami iman Katolik itu dengan benar. Memang bahwa dalam Gereja Katolik salah satu makna dari baptisan adalah penghapusan dosa asal dan dosa-dosa pribadi serta membebaskan terbaptis dari hukuman yang dibawa oleh dosa asal dan dosa pribadi sang terbaptis. Namun dalam konteks pembaptisan Yesus tentunya mempunyai makna yang berbeda karena Yesus sendiri tidak berdosa. Baptisan pada Yesus adalah tanda bahwa Ia solider dengan manusia, dan bentuk solider Yesus itu ditunjukkan pada kesetiaan-Nya pada misi yang diembannya yakni membebaskan manusia dari dosa. 

Baptisan Yesus adalah permulaan diri-Nya tampil dihadapan publik untuk memproklamirkan pembebasan manusia dari perbudakan dosa. Sejak peristiwa pembaptisan-Nya di sungai Yordan, mulailah Yesus berkotbah, meneguhkan para muridnya, menyembuhkan orang-orang sakit dan memberi penghiburan kepada orang-orang yang terpinggirkan. Yesus setia menjalankan tugas perutusan dari Bapa-Nya dalam ketotalan sekalipun Ia harus memberikan nyawa-Nya. Maka baptisan Yesus bisa juga dimaknai sebagai pernyataan  kesetiaan pada Allah Bapa yang mengutus diriNya untuk membebaskan manusia dari dosa. 

Hari ini Gereja merayakan Pesta Pembaptisan Tuhan, tentu dengan maksud agar orang Katolik dapat merenungkan kembali secara mendalam makna baptisan yang diterimanya. Setiap orang yang menerima baptisan dalam Gereja Katolik, ia sebenarnya mendapat tugas mulia untuk menyatakan kesetiaannya  mengamalkan ajaran Yesus Kristus dan setia melakukan aktifitas yang menyatakan persatuannya dengan Gereja Katolik. 

Yesus melaksanakan kesetiaanNya pada Bapa dengan melaksanakan perutusanNya sampai tuntas, dan terlaksana degan sempurna. Kesetiaan yang ditunjukkan oleh Yesus pada Bapa-Nya adalah semangat yang perlu tumbuh dalam diri kita sebagai orang yang dibaptis untuk setia dan taat menghidupi iman dalam persatuan dengan Gereja Katolik. Merenungkan kembali makna baptisan itu sangat perlu bagi setiap orang Katolik. Jangan-jangan selama ini kita hanya menjadi Katolik KTP, karena tak ada tanda-tanda kehidupan yang menunjukkan perjuangan kita untuk setia dalam melakukan dan menghidupi ajaran iman Katolik. 

Misalnya, dikatakan bahwa perkawinan Katolik itu adalah perkawinan sakramen yang suci, sehingga perlu dijaga kekudusannya tetapi masih ada saja yang pergi selingkuh. Dikatakan bahwa kesetiaan itu adalah kunci dalam persatuan perkawinan, tetapi masih ada saja yang rakus yang tidak bisa mengontrol nafsu kedagingan dirinya sehingga jatuh pada perselingkuhan dosa seksual. Dikatakan bahwa hidup perkawinan itu adalah kesetiaan dalam untung dan malang tetapi ada saja pasangan yang hanya mau menerima keuntungan dalam hidupnya, lalu meninggalkan pasangannya begitu saja. 

Dikatakan bahwa Kristus adalah puncak, sumber, pusat dan dasar dari kehidupan manusia darimana mengalir keselamatan penuh bagi umat manusia. Namun toh masih ada saja orang Katolik yang murtad, bahkan balik menyerang ajaran iman dan mencelah Yesus tiada habis-habisnya karena mengejar kepentingan-kepentingan pribadinya. Dikatakan bahwa orang Katolik mesti menghidupi ajaran kasih dalam hidupnya, tetapi masih banyak orang Katolik yang hidupnya angkuh, pemarah, pelit dan ingin menang sendiri. Dalam hal ini orang Katolik tidak menunjukkan kestiaan pada baptisannya.

Contoh lain lagi, dalam ibadah di Gereja ada yang merasa bosan untuk ikut ekaristi. Alasannya ekaristi itu tidak membangun gairah, tidak mengumbar semangat dan sukacita, tidak ada rasa yang memancing air mata atau bersoarak riang dan gembira. Tidak ada lagu-lagu yang membuat kita happy untuk bisa bergoyang dan bertepuk tangan. Ini berbeda dengan Gereja yang ada di sebelah semuanya happy dan penuh sukacita, demikian alasan yang diberikan. Cara pandang semacam ini menggembosi keotentikan yang ada dalam Gereja Katolik.

Jelas dalam Gereja Katolik tidak ada ibadah yang bertujuan untuk memberi umat menyatakan rasa-rasa yang ada dalam dirinya. Ekaristi adalah kenangan akan misteri penyelamatan Tuhan yang perlu direnungkan dan dipahami dengan kemurnian hati. Dalam Ekaristi Tuhanlah yang menjadi pemeran utama, melalui seorang imam, dan umat menyaksikan dengan berpartisipasi aktif dalam ketenangan. Bukan umat yang menjadi pemeran utama dengan segala rasa-rasa yang ingin dia tunjukkan sehingga seolah-olah Tuhan dari kejauhan menjadi penonton atas segala rasa-rasa spektakuler umatNya dalam ibadah berupa suara band, jingkrak-jingkrak, tepuk tangan, menangis sekejap lalu tertawa lagi, bersedih sekejap lalu teriak-teriak kegirangan lagi. Ibadah orang Katolik tidak mengenal model ibadah seperti ini, karena dalam Ekaristi Tuhanlah yang menjadi bintang utama, bukan umat yang datang mempertontonkan rasa-rasa hatinya. 

Banyak orang Katolik yang terbawa arus oleh apa yang mereka jumpai begitu saja, sehingga tergeruslah makna kesetian pada iman. Maka itu setiap orang Katolik perlu merenungkan dengan baik apa yang dia temukan dalam hidupnya terkait soal iman. Pesta Pembaptisan Tuhan pada Hari Minggu ini menggugah kembali kesetiaan setiap orang beriman pada panggilan hidupnya untuk memperjuangkan dan mengamalkan ajaran Katolik yang benar dan tepat dalam hidupnya. Inilah salah satu makna yang bisa kita petik dari Hari Raya Pembaptisan Tuhan yang kita raykan hari ini. 

Berkat-Nya Menyertai...

Comments